Mewujudkan Umat yang Berperadaban

19/11/2020 05:00
Mewujudkan Umat yang Berperadaban
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

MUHAMMADIYAH telah mengabdi bagi umat dan bangsa ini sejak Negara Kesatuan Republik Indonesia belum lahir. Kini saat memasuki usia 108 tahun, andil besar Muhammadiyah dalam menjaga keutuhan bangsa ini tidak pernah sedikit pun memudar.

Sejak awal kelahiran sampai kini, Muhammadiyah tiada henti memberi solusi untuk negeri. Muhammadiyah bersama Nahdlatul Ulama, dua ormas Islam terbesar di negeri ini, selalu berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan masalah bangsa. Terus berbakti untuk umat dan bangsa bagi kemajuan negeri.

Dengan usia yang telah melampaui satu abad, pengabdian Muhammadiyah terhadap umat dan bangsa semakin kukuh. Di tengah pandemi covid-19 yang masih melanda Indonesia dan dunia, peran dan komitmen Muhammadiyah terus teguh turut bersama bangsa dan negara menghadapi wabah.

Muhammadiyah dalam menghadapi pandemi covid-19 telah mempraktikkan cara beragama yang adaptif, tekun, taat, dan rasional. Muhammadiyah sigap mempromosikan praktik keagamaan yang mengadopsi upaya menghambat penyebaran covid-19.

Seperti saat pelaksanaan Idul Fitri, Muhammadiyah meminta umat untuk salat di rumah daripada melaksanakannya di masjid atau di lapangan untuk memutus rantai penularan covid-19.

Tidak hanya dalam praktik beribadah, melalui Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Muhammadiyah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan atas kinerjanya dalam melawan covid-19. Bukti komitmen pengabdian Muhammadiyah kepada umat dan bangsa.

Sikap, gerak, dan kebijakan Muhammadiyah yang relevan dengan kondisi bangsa saat ini. Mengusung tema meneguhkan gerakan keagamaan hadapi pandemi dan masalah negeri dalam milad tahun ini, Muhammadiyah seakan ingin meneguhkan sikap keagamaan yang mempersatukan, menjaga keutuhan negeri.

Muhammadiyah selalu mengedepankan sikap beragama yang santun dan penuh toleransi. Dengan mengutip pernyataan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, milad tahun ini mengajak seluruh umat untuk meneladani keteladanan Nabi Muhammad dalam menyebarkan misi penyempurnaan akhlak mulia.

Nilai yang selaras dengan tujuan organisasi Muhammadiyah yang termaktub dalam Pasal 6 AD/ART bahwa maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Masyarakat Islam yang benar-benar menjadi rahmatan lil alamin, rahmat bagi alam semesta, yang dalam bahasa Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nasir, Islam yang membahagiakan alam semesta. Umat yang mewujudkan tatanan hidup damai, toleran berperadaban sebagaimana Nabi Muhammad.

Umat yang selalu menghidupkan jiwa Bhinneka Tunggal Ika dalam relasi antarkomponen bangsa. Umat yang selalu memegang nilai persatuan nasional sebagai jalan mewujudkan cita-cita bangsa. Menjauhi egoisme dan kepentingan sempit golongan yang merugikan kemajemukan.

Tidak perlu lagi ada aksi-aksi dan benih-benih intoleransi atas nama perbedaan. Semua komponen dan tokoh umat dituntut menjaga situasi kebangsaan tetap kondusif. Umat Islam yang berkemajuan, mensyukuri perbedaan yang menyatukan, tidak mudah merendahkan saudara-saudara sebangsanya.

Jangan sampai umat Islam Indonesia masuk ke golongan yang masih kerap menyelesaikan persoalan dengan mengedepankan kekerasan, tanpa toleransi, atau mereka-mereka yang masih suka merendahkan perempuan karena sikap seperti itu jelas bukan Islam jalan hidupnya.



Berita Lainnya