Menurunkan Emisi Menaikkan Reputasi

29/8/2020 05:00

DEFORESTASI telah lama dituding sebagai salah satu penyebab utama dari meningkatnya gas rumah kaca. Deforestasi juga membuat kondisi hutan mengalami degradasi dan secara bersama-sama menyebabkan terjadinya pemanasan global yang dalam beberapa tahun terakhir terus menjadi persoalan dunia.

Mengurangi atau menghentikan deforestasi dan degradasi hutan, diyakini akan membuat produksi gas rumah kaca berkurang. Sehingga implikasinya, secara langsung maupun tidak langsung, membuat kondisi pemanasan global pun berkurang.

Pemerintah Indonesia sangat peduli dengan hal itu dan dari waktu ke waktu terus meningkatkan upaya untuk menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari dampak deforestasi dan degradasi hutan.

Upaya itu pada akhirnya membuahkan hasil. Penurunan emisi gas rumah kaca terjadi secara signifi kan. Dunia pun mengakui keberhasilan dan kontribusi Indonesia dalam mengatasi masalah pemanasan global.

Dana sebesar US$103,78 juta atau sekitar Rp1,52 triliun yang diterima Kementerian Lingkungan Hidup dari Global Climate Fund (GCF) merupakan salah satu bukti dari keberhasilan dan kontribusi Indonesia tersebut.

Seperti ditegaskan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Kamis (27/8), dana tersebut merupakan kompensasi yang diperoleh Indonesia karena dinilai berhasil mengurangi gas rumah kaca dari kegiatan deforestasi dan degradasi hutan.

Kita mengucapkan selamat kepada pemerintah Indonesia atas pencapaian yang tidak saja membanggakan sekaligus mengharukan.

Membanggakan, karena pencapaian tersebut bukan klaim sepihak, melainkan telah diverifi kasi tim independen yang ditunjuk lembaga PBB yang mengelola isu perubahan iklim, yakni United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Lagi pula, penghargaan yang diterima Indonesia jauh lebih besar daripada yang diterima Brasil, yakni senilai US$96,5 juta atau sekitar Rp1,3 triliun.

Mengharukan, karena momentum pemberian penghargaan itu berlangsung dalam situasi pandemik, ketika Indonesia dan seluruh dunia masih dilanda wabah covid-19.

Secara objektif, laju deforestasi yang menjadi penyebab emisi gas rumah kaca memang terus berkurang dari tahun ke tahun. Dalam periode 2014- 2020, laju deforestasi di Indonesia telah menurun dari level 3,51 juta ton setara karbondioksida ke level 0,40 juta ton setara karbondioksida.

Kita sependapat dengan penyataan Menkeu Sri Mulyani yang menyebut pencapaian tersebut menjadi bukti bahwa Indonesia tidak hanya berkomitmen terhadap perubahan iklim, akan tetapi juga ditunjukkan dengan hasil konkret dalam bentuk penerimaan dana kompensasi.

Terbukti bukan hanya Global Climate Fund yang memberikan penghargaan atas prestasi itu. Sebelumnya Indonesia juga mendapat penghargaan serupa berupa pembayaran kompensasi dari Pemerintah Norwegia sebesar Rp840 miliar.

Kita ingin pencapaian di bidang ini diteruskan dan bahkan ditingkatkan. Kita percaya dan optimistis hal itu akan dapat dicapai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di bawah kepemimpinan Siti Nurbaya.

Untuk itu, kita sepenuhnya mendukung upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk terus konsisten dalam menjalankan program pemulihan lingkungan terkait penurunan emisi gas rumah kaca.

Kita juga mendorong agar program-program perlindungan gambut, rehabiltasi hutan dan lahan dilanjutkan, diteruskan, dan difokuskan. Pemanasan global atau perubahan iklim telah menjadi persoalan serius dunia. Kita sepakat bahwa para pengambil keputusan di dunia, termasuk di Indonesia harus berbenah.

Penghargaan yang diterima Kementerian Lingkungan Hidup dari Global Climate Fund menjadi bukti bahwa kita sedang ikut berbenah mengatasi persoalan global tersebut.

Ia juga menjadi tapal batas yang menunjukkan bahwa kita telah ikut menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah pemanasan global.

Dengan menurunkan emisi gas rumah kaca, kita setingkat lagi telah berhasil menaikkan reputasi negeri ini di kancah global. Sekali lagi, selamat!



Berita Lainnya