Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
JUJUR dan kejujuran menjadi dua kata yang kembali menyeruak harihari ini. Dua sosok manusia sederhana memperlihatkan kepada kita bahwa ternyata watak jujur dan konsep kejujuran itu masih ada di tengah dunia masa kini yang cenderung berwatak culas.
Negeri ini seperti ditampar oleh dua petugas di KRL commuter Jakarta-Bogor, Egi Sandi Saputra, 24, dan Mujenih, 34. Mereka tanpa ragu mengembalikan uang tunai Rp500 juta yang ditemukan di dalam plastik hitam di bawah bangku gerbong kereta KRL commuter, Senin (6/7) lalu.
Sudah tentu tidak ada niat mereka menampar seluruh negara karena sejatinya mereka hanya sedang menjalankan ‘tugas’ sebagai manusia beradab, yaitu berbuat jujur. Akan tetapi, seperti dunia pada umum nya, negeri ini pun terus mengalami kemerosotan kejujuran. Jujur menjadi semakin langka. Pada saat itu, tak mengagetkan bila satu kejujuran sederhana pun akan menjadi tamparan keras.
Apalagi di Republik ini ketidakjujuran justru banyak dimulai dari figur, sosok, tokoh yang semestinya menjadi teladan. Mereka anutan, tetapi selama ini malah memelihara perilaku-perilaku yang jauh dari sifat jujur. Rajin korupsi, gemar melempar kebohongan, hobi mempermainkan hukum, dan banyak lagi.
Sebagian virus ketidakjujuran itu tentu sudah meluas dan menyebar ke golongan lapisan bawah. Namun, beruntunglah kita masih memiliki stok orang-orang ‘kecil’ yang tekun merawat nilai kejujuran seperti Egi dan Mujenih. Mereka orang-orang yang konsisten menjaga kewarasan berpikir bahwa kejujuran ialah fondasi bangunan kemanusiaan, bukan golongan orang yang malah mencari untung dari menjual ketidakjujuran.
Merekalah yang semestinya menjadi teladan buat orang-orang yang selama ini gagal menjadi teladan. Kejujuran harus dimuliakan. Karena itu, orang-orang jujur pun sudah selayaknya diberikan tempat yang mulia. Sebaliknya, orang-orang yang menegasikan kejujuran tak semestinya mendapat tempat.
Inilah salah satu pekerjaan rumah terbesar bangsa ini, yakni menyemai spirit kejujuran. Seorang arif bijaksana pernah berkata sebuah komunitas atau bangsa tidak akan hancur oleh karena persoalan politik, ekonomi, hukum, pendidikan yang tidak berkualitas, tetapi oleh kebohongan dan ketidakjujuran yang terus menerus dilakukan.
Artinya, bangsa ini sejatinya akan cepat menjadi besar bila semua elemennya memegang erat nilai kejujuran dan kemudian mengaplikasikannya dalam tindakan. Akan tetapi, kalau kejujuran semata dijadikan jargon dan berhenti sebatas ucapan, yang akan muncul hanyalah manipulasi berkedok kejujuran.
Egi, Mujenih, dan orang-orang jujur lain harus menjadi role model ketika bangsa ini serius ingin memuliakan kejujuran. Sudah cukup negeri ini dibikin limbung oleh orang-orang tak jujur. Oleh mereka, uang rakyat dirampok, hukum pun mudah dimain-mainkan, lalu masih pantaskah kita meneladani mereka?
Jujur tak boleh luntur, perjuangannya tak boleh kendur. Egi dan Mujenih telah mengingatkan kita semua, meski orang jujur memang semakin langka di negeri ini, kita tak boleh kehilangan konsistensi dan persistensi merawat kejujuran.
DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.
AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.
BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.
DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.
PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing.
DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.
JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.
Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.
IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.
PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.
LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.
MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.
SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.
PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved