Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Krisis Petani Muda

07/9/2017 05:01
Krisis Petani Muda
(Ilustrasi)

IRONI memang akrab dengan Indonesia. Salah satu contoh yang paling nyata terjadi di sektor pertanian. Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris kini sedang risau karena gagal melakukan regenerasi petani. Penyegaran petani mandek.

Petani di Republik ini didominasi struktur usia tua dan lanjut lantaran anak-anak muda kini tak punya minat terjun ke sektor pertanian. Survei yang dilakukan seorang peneliti LIPI di sejumlah desa di Jawa Tengah pada awal tahun ini mungkin bisa menggambarkan betapa tua dan merananya nasib pertanian di masa mendatang.

Hasil survei tersebut menyatakan hampir tidak ada anak petani yang ingin menjadi petani. Hanya terdapat sekitar 4% pemuda usia 15-35 tahun yang bekerja dan berminat untuk menjadi petani. Sisanya sebagian besar tergiring industrialisasi.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman bulan lalu juga sempat memaparkan data bahwa setiap tahun negeri ini kehilangan rumah tangga petani sekitar 2% karena beralih profesi ke sektor lain. Lebih rumit lagi, dari jumlah petani yang ada, sekitar 65% sudah berusia di atas 45 tahun.

Alangkah rentanya pertanian kita. Jika kondisi ini terus dibiarkan, barangkali umur pertanian kita tinggal 20-25 tahun lagi. Target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045 boleh jadi hanya akan menjadi mimpi kosong bila kerentaan terus dibiarkan.

Yang terjadi mungkin justru sebaliknya, pada tahun itu Indonesia bakal mengalami krisis pangan. Ironi itu juga yang kini tengah membuat resah Presiden Joko Widodo. Sindiran yang ia lemparkan pada Sidang Terbuka Dies Natalis Ke-54 IPB di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), kemarin, pun tak lepas dari kegelisahannya melihat masa depan pertanian di Indonesia.

Ia menyindir mengapa perguruan tinggi berbasis ilmu pertanian yang paling top di negeri ini justru banyak menghasilkan lulusan yang bekerja di perbankan dan bidang lain nonpertanian. "Lantas yang ingin jadi petani siapa?" tanya Jokowi dengan nada retorik.

Sindiran dan pertanyaan Presiden itu mewakili kegundahan masyarakat pada umumnya yang memang sudah sangat gamblang melihat begitu memprihatinkannya sektor pertanian kita karena ditinggalkan pelaku-pelaku mudanya.

Kampus sebetulnya diharapkan mampu membuat sektor pertanian punya daya tarik lagi, terutama bagi anak muda. Kampuslah yang mestinya menjadi lokomotif perubahan paradigma bahwa pertanian sejatinya merupakan sektor yang menjanjikan jika dikelola dengan sungguh-sungguh dan strategi yang tepat.

Dari kampus juga diharapkan berkembang riset-riset berkualitas untuk menghasilkan teknologi pertanian modern yang bisa meningkatkan produktivitas serta nilai tambah sektor agraris ini. Akan tetapi, pada saat yang sama, pemerintah juga perlu introspeksi bahwa pihaknya telah melalaikan sektor itu terlalu lama.

Krisis petani muda mungkin hanya satu dari banyak masalah di bidang pertanian. Lahan pertanian yang semakin tergerus oleh gelombang konversi lahan, terlalu berkutatnya pertanian kita di sektor budi daya dan melupakan proses agrobisnis, minimnya riset, serta panjangnya rantai distribusi, semuanya berkorelasi menciptakan krisis sektor pertanian.

Saatnya pemerintah segera menyetop itu semua. Jangan sampai kelambanan respons kita akan membuat Indonesia terperosok menjadi consumer country dalam memenuhi pangan penduduknya. Itu ialah seburuk-buruknya ironi.



Berita Lainnya
  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.

  • Bersiap untuk Dunia yang Menggila

    23/6/2025 05:00

    ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.

  • Cegah Janji Palsu UU Perlindungan PRT

    21/6/2025 05:00

    PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.

  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

  • Gaji Tinggi bukan Jaminan tidak Korupsi

    12/6/2025 05:00

    PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.

  • Upaya Kuat Jaga Raja Ampat

    11/6/2025 05:00

    SUDAH semestinya negara selalu tunduk dan taat kepada konstitusi, utamanya menjaga keselamatan rakyat dan wilayah, serta memastikan hak dasar masyarakat dipenuhi.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik