Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bali Internasional Film Festival Digelar Digelar Secara Hibrida

Fathurozak
09/11/2021 07:35
Bali Internasional Film Festival Digelar Digelar Secara Hibrida
Ko-Direktur Balinale Yoke Darmawan (gaun putih) dan Pendiri Balinale Deborah Gabinetti (kedua dari kanan) bersama sineas yang filmnya tayang(Ist)

Setelah absen tahun lalu, tahun ini Balinale akan menggelar festival rutin mereka yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ke-14 nya. Festival akan berlangsung di Park 23 Cinema XXI Kuta Selatan, Badung, Bali. Selain itu, penonton juga bisa mengakses film-film yang tayang secara gratis melalui platform daring.

Pada tahun ini, ada tiga kategori kompetisi, yaitu film dokumenter, film layar lebar, dan film pendek. Pada kategori dokumenter, terdapat film Ze Noemen Me Baboe (They Call Me Babu), film Belanda yang disutradarai Sandra Beerends, Help is on the Way (Ismail Fahmi Lubish, Indonesia), dan Newtopia (Audun Amundsen, Norwegia).

Pada kategori layar lebar, juga ada tiga film. Supernova (Bartosz Kruhlik, Polandia), Pari (Siamak Etemadi, Yunani, Prancis, Belanda, dan Bulgaria), dan Susi Susanti: Love All (Sim F, Indonesia).

Sementara pada kategori film pendek, ada tujuh film. Atordoad, Eu Permaneco Atento (Lucas H. Rossi dos Santos, Henrique Amud, Brasil), ANNA (Dekel Berenson, Ukraina, Israel, Inggris), Malakout (Farnoosh Abedi, Iran), Matahari Terbit di Hutan (Samuel Ruby, Indonesia), Ora Srawung, Mati Suwung (Destian Rendra Pratama, Indonesia), Suburbia (Winnie Benjamin, Indonesia), dan Wild Honey: Caring for Bees in a Divised Land (Lisa Palmer, Australia).

Mereka yang menjadi juri di Balinale di antaranya adalah sutradara dan produser Nia Dinata, Richard Oh (penulis, sutradara), Benny Kadarharianto (sinematografer), dan Anggi Frisca (sinematografer).

"Tahun ini menjadi ke-14 kalinya kami menyelenggarakan Balinale. Ini jadi privilise bagi kami untuk bisa menghadirkan festival tiap tahunnya. Bertemu dengan talenta yang luar biasa dan menghadirkan cerita mereka ke audiens. Tentu dua tahun ini menjadi masa yang sulit. Tapi kami percaya dengan platform yang kami miliki, bisa menghadirkan yang terbaik," kata Pendiri dan Presiden Balinale Deborah Gabinetti, saat konferensi pers dalam pra acara Balinale di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, (5/11).

Deborah menyebutkan Balinale ingin kembali menghadirkan pengalaman penonton dalam menikmati sinema di bioskop. Selain itu, ia juga berharap Balinale juga bisa menjadi salah satu katalisator pemulihan Bali di masa pandemi.

Selain itu, tahun ini Balinale juga punya program yang berfokus untuk mendorong perkembangan animasi di Indonesia. Dengan menggandeng sekolah kejuruan animasi dari Kudus, Jawa Tengah, SMK Raden Umar Said (RUS).

Penyelenggaraan tahun ini juga diharapkan mampu menumbuhkan kembali geliat sinema di Bali.

"Nanti pada tanggal 13 November, yang menarik adalah para sineas Indonesia akan berkumpul untuk membahas bagaimana berhadapan dengan masa depan industri perfilman. Setidaknya ada 50-an individu film yang terlibat dalam sesi diskusi untuk menemukan solusi dan mencari terobosan baru di industri film Indonesia, dan bisa kembali bangkit pada 2022," tambah Ko-Direktur Balinale Yoke Darmawan dalam kesempatan sama dengan Deborah. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya