Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Salah satu sonata karya komposer Mozart diklaim dapat menenangkan aktivitas otak penyandang epilepsi berkat melodi yang menciptakan rasa terkejut. Klaim itu menurut sebuah penelitian baru yang telah diterbitkan Kamis lalu. Sonata ialah istilah musik yang diperuntukkan untuk karya musik instrumental.
Musik Mozart merupakan musik klasik yang diciptakan oleh Wolfgang Amadeus Mozart. Sebelumnya, musik Mozart juga disebut mampu meningkatkan kemampuan otak jika didengarkan secara berkala.
Baca juga: Ini Penyebab Mimisan dan Cara Agar tidak Kambuh Lagi
Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada 2010 menemukan bahwa Mozart Effect disinyalir mampu merangsang kreativitas di otak dengan mendengarkan musik atau alunan nada relaksasi jenis lainnya. Seperti contohnya, Anda dapat merasakan Mozart Effect dengan mendengarkan karya Schubert, komposer klasik ternama lainnya. Efek positif didapatkan saat Anda senang mendengarkannya.
Penelitian terbaru juga menemukan manfaat dari musik Mozart dengan temuan jika otak para penyandang epilepsi akan tenang saat mendengarkan musik jenis ini.
Epilepsi merupakan kelainan pada sistem saraf pusat yang ditandai dengan kejang. Seseorang dikatakan epilepsi jika mengalami kejang selama dua atau lebih kejang dalam sehari tanpa penyebab jelas.
Penelitian terhadap 16 pasien epilepsi yang dirawat di rumah sakit yang tidak merespons pengobatan telah meningkatkan harapan bahwa musik klasik dapat digunakan untuk perawatan non-invasif baru.
Baca juga: Ini Mitos Epilepsi yang Salah Kaprah
"Mimpi utama kami adalah untuk mendefinisikan genre musik 'anti-epilepsi' dan menggunakan musik untuk meningkatkan kehidupan mereka yang menderita epilepsi," kata Robert Quon dari Dartmouth College yang ikut menulis penelitian yang diterbitkan dalam Scientific Reports, seperti dikutip dari sciencealert.com.
Sonata Mozart for Two Pianos di D Major K448 dikenal karena efeknya pada kognisi dan aktivitas otak lainnya, tetapi para peneliti masih berusaha memahami alasannya.
Dalam studi ini, para ilmuwan memainkan karya tersebut untuk pasien yang dilengkapi dengan sensor implan otak untuk memantau terjadinya IED--peristiwa otak singkat namun berbahaya yang diderita oleh penderita epilepsi di antara kejang.
Tim menemukan IED menurun setelah 30 detik mendengarkan, dengan efek signifikan di bagian otak yang terkait dengan emosi. Ketika tim membandingkan respons tersebut, mereka menemukan efeknya meningkat selama transisi antara frasa musik yang lebih panjang yang berlangsung 10 detik atau lebih.
Quon mengatakan temuan itu menunjukkan bahwa frasa yang lebih panjang dapat menciptakan rasa antisipasi dan kemudian menjawabnya dengan cara yang tidak terduga yang menciptakan respons emosional yang positif.
Baca juga: Kenali Ciri-Ciri Epilepsi Pada Anak
Apa yang disebut 'efek Mozart' telah menjadi subjek penelitian sejak para ilmuwan pada 1993 mengklaim bahwa orang yang mendengarkan K448 selama 10 menit menunjukkan peningkatan keterampilan penalaran spasial.
Penelitian selanjutnya telah menguji efek K448 pada berbagai fungsi dan gangguan otak, termasuk epilepsi. Tetapi penulis mengatakan ini adalah yang pertama untuk memecah pengamatan berdasarkan struktur lagu, yang mereka gambarkan sebagai yang diatur oleh tema melodi yang kontras, masing-masing dengan harmoni yang mendasarinya sendiri.
Seperti penelitian sebelumnya, pasien tidak menunjukkan perubahan aktivitas otak saat terkena rangsangan pendengaran lain atau musik yang bukan K448 bahkan yang berasal dari genre musik pilihan mereka.
Para pasien dalam penelitian ini mendengarkan 90 detik karya Wagner yang ditandai dengan perubahan harmoni tetapi tidak ada melodi yang dapat dikenali.
Mendengarkan Wagner tidak menghasilkan efek menenangkan, membuat para peneliti menganggap melodi sama pentingnya di K448. Studi ini mencatat pengujian lebih lanjut dapat menggunakan potongan musik lain yang dipilih dengan cermat untuk perbandingan dalam menentukan komponen terapeutik sonata. (M-2)
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menggunakan talenan yang sama untuk sayur dan daging bisa menyebabkan kontaminasi silang berbahaya seperti Salmonella. Simak tips mencegahnya berikut.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan pentingnya untuk mengukur tekanan darah secara rutin.
Jambu biji mengandung sejumlah nutrisi yang bisa mengatasi atau membantu permasalahan kesehatan.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Dilansir dari The Atlantic, pareidolia merupakan fenomena psikologi saat setiap orang dapat melihat bentuk tertentu pada gambar biasa, namun persepsinya cenderung berbeda dengan orang lain.
Perasaan sedih dan stres saat harus kembali ke rutinitas usai liburan dalam dunia psikologi disebut dengan istilah post holiday blues.
Pondok Pesantren Darunnajah menghadirkan Darunnajah Assessment and Development Center (DADC), sebuah pusat asesmen dan pengembangan psikologis bagi santri, pendidik, dan masyarakat umum.
Pentingnya peran psikologi sebagai disiplin ilmu dan praktik dalam mendukung pembangunan bangsa, terutama dalam menciptakan masyarakat yang sehat secara mental dan berdaya saing.
Saat ini, timnas U-20 sedang menjalani pemusatan latihan di Jakarta, yang dijadwalkan berlangsung sejak 5-30 Januari sebelum tampil di Piala Asia U-20 di Tiongkok.
Layanan curhat yang diberikan Mega Salsabilah memang tidak memberikan solusi seperti seorang ahli, namun setidaknya memberikan kebahagiaan bagi orang yang bercerita kepadanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved