Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bumi Semakin Dekat dengan Matahari karena Tarikan Mars: Ini Dampaknya

Alya Putri Abi
14/12/2024 05:58
Bumi Semakin Dekat dengan Matahari karena Tarikan Mars: Ini Dampaknya
Ilustrasi(Freepik)

PENELITIAN terbaru di jurnal Nature Communications mengungkapkan hubungan antara Planet Mars dan pola iklim Bumi dalam jangka panjang. Penemuan ini menunjukkan bahwa gravitasi Mars dapat memengaruhi iklim Bumi, terutama dalam fluktuasi yang terjadi selama jutaan tahun. 

Setiap 26 bulan, Bumi "mendahului" Mars dalam peristiwa oposisi, dan resonansi gravitasi antara kedua planet ini memengaruhi panjang siklus astronomi yang lebih besar.

Namun, pengaruh gravitasi Mars tidak hanya terjadi saat oposisi. Selama siklus yang lebih panjang, gravitasi Mars mengubah posisi orbit Bumi dan meningkatkan jumlah radiasi matahari yang diterima Bumi, yang berkontribusi pada perubahan iklim jangka panjang. 

Siklus ini terkait dengan fluktuasi arus laut yang telah dipelajari para ilmuwan. Melalui analisis sedimen laut yang terbentuk selama lebih dari 65 juta tahun, para ilmuwan menemukan bahwa arus laut berubah setiap 2,4 juta tahun, yang berkaitan dengan perubahan orbit Bumi akibat resonansi gravitasi Mars. 

Setiap 2,4 juta tahun, resonansi ini menyebabkan Bumi sedikit lebih dekat ke Matahari, yang meningkatkan radiasi yang diterima dan memengaruhi iklim global. Meskipun dampaknya terjadi dalam skala waktu jutaan tahun, hal ini penting untuk masa depan Bumi.

Dampaknya 

1. Perubahan Orbit Bumi dan Peningkatan Radiasi Matahari

Ketika Bumi berada lebih dekat ke Matahari, intensitas radiasi matahari yang diterima Bumi meningkat sedikit. Peningkatan radiasi ini dapat menyebabkan perubahan suhu global dalam jangka panjang, dengan periode pemanasan yang lebih intens di waktu tertentu dalam siklus tersebut.

2. Fluktuasi Arus Laut Dalam

Arus laut dalam berperan penting dalam mengatur suhu Bumi dengan mendistribusikan panas di lautan. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa ketika gravitasi Mars mempengaruhi posisi Bumi, arus laut dalam menjadi lebih kuat. 

Arus laut yang lebih kuat ini mengganggu pengendapan sedimen di dasar laut, yang kemudian meninggalkan jejak geologis yang dapat dideteksi. 

Fluktuasi ini menunjukkan adanya hubungan antara kekuatan arus laut dalam dengan perubahan suhu dan iklim global, khususnya selama periode-periode pemanasan.

3. Penyokong terhadap Sirkulasi Laut yang Lebih Stabil

Salah satu arus laut yang paling penting dalam mengatur iklim global adalah Sirkulasi Meridional Atlantik (AMOC), yang mengangkut air hangat dari daerah tropis ke wilayah utara. 

Dalam penelitian ini, meskipun ada prediksi bahwa AMOC mungkin melambat akibat pemanasan global, ditemukan bahwa peningkatan kekuatan arus laut dalam yang dipengaruhi oleh gravitasi Mars dapat mencegah stagnasi laut. 

Mekanisme alami ini berpotensi untuk menjaga dinamika sirkulasi laut, yang pada gilirannya membantu mempertahankan kestabilan iklim global.

4. Dampak pada Pemahaman Perubahan Iklim Jangka Panjang

Ketika Bumi lebih dekat ke Matahari, intensitas radiasi yang diterima Bumi meningkat, yang berkontribusi pada perubahan suhu global, seperti periode pemanasan dalam siklus astronomi yang panjang.

Pengetahuan tentang siklus alami ini, termasuk perubahan posisi Bumi dalam orbitnya dan peningkatan radiasi Matahari, membantu ilmuwan memahami pola pemanasan dan pendinginan Bumi selama jutaan tahun. 

Dengan memahami bagaimana gravitasi Mars dapat mempengaruhi orbit Bumi dan pola iklim ini, ilmuwan dapat lebih baik memprediksi perubahan iklim jangka panjang dan merancang strategi mitigasi yang lebih efektif.

5. Peran dalam Eksplorasi Luar Angkasa

Ketika Bumi lebih dekat ke Matahari dalam siklus yang dipengaruhi gravitasi Mars, ini berkontribusi pada perubahan posisi orbit Bumi, yang mengubah cara misi luar angkasa direncanakan.

Selama oposisi Mars, Bumi dan Mars berada dalam posisi yang lebih sejajar dengan Matahari, sehingga pesawat ruang angkasa dapat memanfaatkan jarak lebih pendek antara Bumi dan Mars untuk mempercepat perjalanan.

 Ini membuat peluncuran misi ke Mars menjadi lebih efisien dalam hal energi dan bahan bakar, karena pesawat dapat memanfaatkan perbedaan posisi planet yang dipengaruhi oleh gravitasi untuk menghemat sumber daya.

Meskipun pengaruh gravitasi Mars lebih pada posisi Bumi dan orbitnya dalam jangka panjang, fenomena oposisi ini merupakan momen yang penting untuk merancang jalur peluncuran yang optimal bagi misi luar angkasa. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya