Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

SpaceHopper, Robot Lompatan yang Siap Bantu Eksplorasi Asteroid dan Bulan

Thalatie K Yani
03/10/2024 18:10
SpaceHopper, Robot Lompatan yang Siap Bantu Eksplorasi Asteroid dan Bulan
Robot SpaceHopper, yang dikembangkan mahasiswa ETH Zurich, dirancang untuk menjelajahi lingkungan mikrogravitasi seperti permukaan asteroid.(CNN)

ASTRONOT misi Apollo yang mengunjungi bulan antara tahun 1969 dan 1972 menemukan gerakan melompat berguna untuk menjelajahi permukaannya, di mana gravitasi hanya seperenam dari gravitasi Bumi.

Saat ini, robot berperan penting dalam eksplorasi luar angkasa, dan beberapa mengambil inspirasi dari astronot yang bergerak seperti kelinci melompat tersebut.

Salah satunya adalah SpaceHopper, robot berkaki tiga yang dirancang untuk menjelajahi lingkungan mikrogravitasi, seperti permukaan asteroid.

Baca juga : Tiga Perusahaan Berebut Bikin Penjelajah Bulan NASA

Dikembangkan oleh mahasiswa ETH Zurich, di Swiss, robot ini melipat kakinya untuk mendorong dirinya dari tanah.

Saat meluncur di udara, robot ini menggerakkan anggota tubuhnya seperti kucing jatuh yang berusaha menyeimbangkan diri, untuk stabil di udara dan mendarat dengan tepat.

Teknologi seperti robot melompat ini bisa membantu umat manusia menjelajahi kosmos lebih jauh.

Baca juga : Hari ini, Jepang Kirim Sampel Batuan Asteroid Ryugu ke Bumi

"Kita tidak bisa begitu saja mengirim manusia ke luar angkasa untuk melakukan tugas yang berpotensi berbahaya," kata Valerio Schelbert, mahasiswa magister yang bekerja pada SpaceHopper sebagai insinyur sistem, kepada CNN. "Tapi kita bisa membuat robot yang bisa melakukan tugas ini untuk kita."

Sebuah ide yang benar-benar baru

Beberapa negara telah menjelajahi asteroid untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang asal-usul Bumi, dan beberapa perusahaan, seperti startup yang berbasis di California, AstroForge, berencana untuk menambang asteroid guna mendapatkan logam berharga.

SpaceHopper yang menjelajahi asteroid bisa dilengkapi dengan berbagai sensor untuk mengumpulkan informasi, kata Schelbert.

Baca juga : Fenomena Lintang Kemukus Kembali Menyapa Langit Fajar Indonesia

Dia menambahkan bahwa suatu hari mineral yang ditambang di luar angkasa dapat digunakan untuk pembangunan di sana – alih-alih membawanya dari Bumi.

Gerakan melompat telah digunakan untuk menjelajahi asteroid sebelumnya. Pada tahun 2018, Jepang mengerahkan robot melompat di asteroid dekat Bumi bernama Ryugu, termasuk Mobile Asteroid Surface Scout (MASCOT) yang dikembangkan oleh Jerman-Perancis, yang melompat dan menyeimbangkan dirinya dengan memutar lengan ayun.

Mahasiswa ETH Zurich mengatakan SpaceHopper – yang dilatih menggunakan pembelajaran penguatan, teknik yang mengajarkan AI untuk membuat keputusan berdasarkan trial and error – memungkinkan gerakan yang lebih terkontrol daripada penjelajah asteroid sebelumnya.

Baca juga : Misi Penyelamatan Dua Astronot NASA yang Terjebak, SpaceX Kembali Menciptakan Sejarah

"Jadi, ketika kita ingin pergi ke kawah itu, kita bisa ke sana," kata Schelbert.

Robot berkaki tiga yang dapat menyeimbangkan diri di gravitasi nol adalah "sebuah ide yang benar-benar baru," kata Florian Kehl, dosen di Departemen Ilmu Bumi dan Planet ETH Zurich.

Dari SpaceHopper ke LunarLeaper

Akhir tahun lalu, SpaceHopper mendapatkan pengalaman pertamanya dengan keadaan tanpa bobot pada penerbangan parabola, di mana pesawat bergerak dengan gerakan curam seperti roller-coaster untuk menciptakan periode tanpa bobot.

Para akademisi terkejut saat kaki mereka terangkat dari tanah. Namun, mereka mungkin lebih terkesan dengan SpaceHopper, yang menunjukkan keterampilan melompat dan menyeimbangkan diri selama serangkaian eksperimen.

"Kami benar-benar kagum," kata Schelbert. Dengan keberhasilan pengujian penerbangan parabola, SpaceHopper telah mencapai potensinya saat ini, dan proyek ini akan segera berakhir, tambahnya.

Namun, apa yang mereka pelajari digunakan untuk mengembangkan robot baru, LunarLeaper, yang diharapkan dapat digunakan dalam beberapa tahun mendatang.

Robot tripod seberat 10 kilogram (22 pon), yang didasarkan pada desain SpaceHopper, telah dipilih Badan Antariksa Eropa (ESA) sebagai kandidat untuk pergi ke bulan.

ESA berencana mengirim astronot Eropa pertama ke bulan tahun 2030. Mereka menggunakan robot sebagai pengintai untuk persiapan.

Tim di balik LunarLeaper, termasuk akademisi ETH Zurich, berharap dapat menggunakannya untuk menjelajahi lubang yang diperkirakan terhubung dengan tabung lava bawah permukaan.

Beberapa ilmuwan berharap tabung lava ini dapat menjadi tempat pangkalan bulan di masa depan, melindungi astronot dari lingkungan keras bulan.

Schelbert berharap pekerjaan yang dilakukan pada SpaceHopper akan menjadi penting untuk membantu eksplorasi luar angkasa di masa depan – mungkin bahkan membantu "umat manusia menjadi masyarakat antarbintang," katanya. (CNN/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya