Berita Terbaru Penyair Hari Ini

Puisi-puisi Anam Mushthofa

Setiap kali di penghujung bulan, tubuhmu tidak lagi hidup di atas waktu. 

Puisi-puisi Syaiful Darwis (2)

Sepotong tempe yang kita lahap ialah kedelai yang telah bermufakat. 

Puisi-puisi Syaiful Darwis (1)

Entah berapa kali rahim itu akan mengulang kelahiran.

Puisi-puisi Dien Wijayatiningrum

Jarak antara rindu dan kenangan ialah doa. Sepanjang zikir kau pinta pegang erat tanganku hingga sorga. 

Puisi-puisi Agniya Barto

Sebanyak apa kau ingin untuk bersukacita, lompatlah dengan berbagai cara agar bahagia. 

Puisi-puisi Achmad Azkiya

Ibu, maafkan aku belum menemukan kopi sepekat air susumu. 

Puisi-puisi Dwita Utami

Aku mau menjadi penyair perempuan berhati rembulan yang kuyup basahi air mata rindu.

Puisi-puisi Eduard Asadov

Orang-orang yang memotong sayap zenith, mampu hidup damai di antara semua makhluk hidup. 

Puisi-puisi Sultan Musa

Ketahuilah tidak semua orang mengerti perjalanan kabut. Mereka tahu kau terus berjalan, tapi tak merasakan seruanmu. 

Puisi-puisi Riki Utomi (2)

Kita terpukau pada bulan bulat bertengger di kubah surau. 

Puisi-puisi Riki Utomi (1)

Kita menghapus kabut bersama sampai menuju kepadamu. 

Puisi-puisi Syukron Shobah

Apabila aku hanya menjadi duri dalam daging dan nuranimu, aku tak ingin hadir di dunia ini. 

Puisi-puisi Natalya Gorbanevskaya

Hentikan amarahmu selama satu jam jika kau tidak bisa memuji.

Puisi-puisi Rifqi Dewantara

Selagi hidup menyelubungi sejahtera, selagi itu pula Kau kupanggil Yang Maha Esa. 

Puisi Adalah, pengertian, Ciri, Unsur, Struktur, Jenis, dan Cara Membuat

Yuk kenali apa itu puisi dan bagaimana cara membuatnya.

Puisi-puisi Yustinus Jehamun

Manusia hidup dari cerita-cerita, meninggal dan menyisahkan kisah yang pahit dan yang nikmat. 

Puisi-puisi Mustain Romli

Kamar kecil ini serupa surga yang kuimani senantiasa. 

Puisi-puisi Bella Akhmadulina

Kebohongan seperti burung gagak berputar-putar di sekitarku. 

Puisi-puisi Landung Anandito (2)

Kini purnama menjelma kenangan dalam obituarium yang masih ditulis. 

Puisi-puisi Landung Anandito (1)

Kini aku dikekang sunyi, berteman semerbak kembang, yang masih pekat mengambang.

Menuju Sistem Pangan Bermartabat

Mapel Koding dan KA Kini Sah di Sekolah

Timur Tengah Baru

UMKM Perlu Adopsi Digitalisasi untuk Akses Pasar Global

1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024

Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu

Daikin Salurkan Donasi Tangani Gizi Buruk di Indonesia