Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Ilustrasi: Vladimir Pavliuk
Aku kira kau adalah musuh,
mendatangkan masalah bagiku,
namun nyatanya: kau cuma pembohong
semua permainanmu murahan bagiku.
Di Lapangan Manezhnaya
kau melemparkan koin ke salju.
Mencari sebuah arti jawaban;
aku mencintaimu atau tidak.
Di sana, di Taman Alexander,
kau melingkarkan syal ke kakiku
menghangatkan tangan, namun menipuku
aku pun juga berpikir untuk membohongimu.
Kebohongan seperti burung gagak
berputar-putar di sekitarku.
Kau ucap selamat tinggal tuk terakhir kalinya.
Matamu sayu, tidak biru atau hitam.
Jangan bersedih, kau pasti bahagia
walau tidak memiliki diriku.
Betapa sia-sia segalanya,
semua menjadi absurd!
Kau pergi ke kanan
sedang aku ke kiri.
Aku membayangkan paras bumi
ada apa dengannya? Putih bersalju.
Kau di mana? Segala sesuatu di sana,
malam bagi gelap dan siang bagi terang.
Cerahkanlah diriku dengan penilaianmu
jangan membatalkan dan membungkam
suaramu. Bagaimana Tuhan dan alam
hadir di sini?
Rembulan was-was
sinarnya menancapi celah rumah.
Aku menariknya perlahan ke kamar,
dan kau menempelkan pipimu ke pipinya.
Teman, kemenangan dan kebahagiaan!
Tentang kesewenang-wenangan mimpi
seniman mencari kesempurnaan
"Apakah ia menemukannya?"
Nasib seniman penyair
mungkin saja begini:
meminta saran klasik,
menunggu jawaban cendekiawan.
Hanya saja keutuhan terkoyak-koyak
pada simbol yang sulit berkreatif.
Seniman memilih permata
ia mendapati harmoninya.
Citra dunia yang indah dan integral
akan bangkit di hadapannya.
Aku takut membuatmu bosan.
Biarkanku beristirahat saja.
Kebohongan seperti burung gagak berputar-putar di sekitarku.
Ada kebebasan dan kebahagiaan dalam senja
angka-angka menembus abad, tahun, dan hari.
Kapan? Itu tak penting. Pintu masuk terbuka lebar
mengarah ke taman, api abadi tampak di kejauhan.
Embun menempel di reranting bunga,
sedang buah-buah memenuhi pepohonan,
tak ada bukti dalam abad ini—
ambil satu buah agar kau hidup.
Penglihatan salah dan delusi roh
membuatku dikembalikan ke lorong-lorong kuno
untuk menjelajahi waktu. Seorang perempuan tua mendekat,
seolah-olah mengaku dan mengenalku dari samping.
Di siang bolong, tempat ini sepi, namun saat senja
mataku bebas melihat rumah di mana keluarga
perempuan itu hidup bahagia,
mereka saling mengasihi penuh gairah.
Para pengelana selalu menunggu hari yang baru—
membuat keributan, merona, dan mengecup tangan.
Mereka memberi isyarat kepadaku dengan jemari,
bahwa aku tak akan pernah menjadi tamu.
Suara-suara membahana
lalu langit dan air menjadi sunyi,
jari-jari siapa yang menekan tuts? —
Jubah siapa yang masuk ke lingkaran permasalahan?
Aku mendapat rahmat lewat salam kasih mereka,
alunan musik waltz terdengar dan tetua-tetua menari.
Apa ini tanda tentang kesedihan
dan kecintaan bagi orang lain?
Masih mungkin bagi pemikir dan pendengar
untuk melakonkan permainan. Perempuan tua itu
tinggal di desa yang asri; dialiri sungai, ladang kosong,
dan pepohonan hijau membentang luas.
Sesaat aku tersenyum kecut, sebab
jiwaku mengembara entah ke mana
dalam ketidaksadaran yang amat jauh
negara akan memberiku sebidang tanah.
Tetapi kegelapan meliputi pikiranku
ketakutan terisak-isak dan berkeliaran,
ingin kupahami pola hidup yang berbeda-beda;
jam, meja, dan tempat tidur.
Aku tersesat di kolam berembun,
lamat-lamat kudengar suara transistor,
kukepal tangan dan pantang menyerah,
melawan kutukan yang dikirim lewat bahasa aneh.
Baca juga: Puisi-puisi Maria Petrovykh
Baca juga: Puisi-puisi Anna Akhmatova
Baca juga: Puisi-puisi Marina Tsvetaeva
Bella Akhmadulina, penyair Uni Soviet dan Rusia, penulis, dan penerjemah, lahir di Moskwa, 10 April 1937 dan meninggal di Peredelkino, Moskwa Oblast, 29 November 2010. Salah satu penyair liris terbesar di paruh kedua abad XX. Pada 1955, Akhmadulina menikah dengan penyair Yevgeny Yevtushenko. Meraih sejumlah penghargaan: Pemenang Penghargaan Negara Federasi Rusia (2005), Penghargaan Presiden Federasi Rusia (1999), Penghargaan Nasional Bulat Okudzhava (2004), dan Penghargaan Nasional Uni Soviet (1989). Puisi Akhmadulina secara organik menggabungkan teknik modernis dengan tradisi klasik. Namanya pernah dipresentasikan pada 1998 dan 2010 untuk dianugerahi Penghargaan Nobel Sastra. Puisi-puisi di sini diterjemahkan dari kumpulan puisi Akhmadulina Prosa Penyair (Moskwa: Vagrius, 2001) oleh Iwan Jaconiah, penyair, kulturolog, dan editor puisi Media Indonesia. (SK-1)
Sajak-sajak Negar Fitrian - Membenci diri sendiri, memacu kita untuk lupa diri.
Sosok penting pada era puisi baru Peru abad ke-20.
223 Tahun Alexander Pushkin - Kenapa Pushkin diangkat sebagai Bapak Sastra Rusia?
Mengenal Nikolai Nekrasov, seorang penyair realis Ukraina-Rusia penggagas lirik sipil.
Ada Slogan Jadi Logam - Kedunguan dapat dilarutkan dengan banyak membaca.
Bukan tanpa alasan kami menjaga persahabatan antara Rusia-Ukraina.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih absen dari KTT G7 dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
SEBUAH jet tempur F-16 milik Ukraina yang baru-baru ini dikirimkan oleh negara-negara Barat, dilaporkan telah berhasil menembak jatuh pesawat tempur Rusia, Sukhoi Su-35.
ANGKATAN Udara Ukraina mengeklaim telah menembak jatuh satu unit jet tempur canggih milik Rusia, Sukhoi Su-35, di wilayah Kursk pada Sabtu (7/6) waktu setempat.
Rusia menyatakan siap memberikan suaka politik kepada Elon Musk di tengah ketegangan dengan Donald Trump.
Sebuah jet tempur Su-35 milik Rusia ditembak jatuh dalam sebuah operasi udara di arah Kursk pada Sabtu (7/6) dini hari waktu setempat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved