Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
Doa dilantunkan dari seluruh pelosok negeri. Hujan akan menyelesaikan banyak derita.
Kapur tohor (Kalsium Oksida) ditaburkan di gumpalan asap sehingga dapat mengurai partikel karhutla dan gas. Akibatnya asap hilang dan radiasi matahari bisa menembus ke permukaan bumi.
TNI AU dan BNPB menambah lagi dukungan dua pesawat yaitu CN235 dan Hercules untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) hujan buatan mengatasi kabut asap karhutla Riau.
MODIFIKASI cuaca melalui hujan buatan untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) disiapkan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara.
Di Kalimantan, terang Raffles, menurut hasil analisisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ada awan cukup untuk disemai menjadi hujan.
Turunnya hujan di tengah musim kemarau hanya jadi solusi sementara, tim pemadam belum boleh berleha-leha.
Selain terjadi hujan sangat ringan, Stasiun Klimatologi Mlati juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Yogyakarta.
Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Bali akan menjadi prioritas karena cuaca hari tanpa hujan di wilayah-wilayah tersebut rata-rata sudah tiga bulan lebih berlangsung.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menyiapkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk daerah yang terdampak kekeringan panjang tahun ini.
Pemanfaatan TMC untuk mengatasi kekeringan ini, merupakan tindak lanjut dari perintah Presiden Joko Widodo dan banyak kepala daerah.
Hammam meminta BMKG segera mendetailkan ramalan-ramalan cuaca terutama terkait munculnya potensi-potensi awan di wilayah-wilayah rawan karhutla di Sumatra dan Kalimantan.
“Dengan kecilnya potensi awan, BPPT mengusulkan satu armada CN295 milik TNI AU untuk stand-by di TMC Jawa Tengah sehingga dapat mengantisipasi jika ada awan yang tumbuh."
HUJAN muson yang dahsyat mendatangkan banjir dan memicu tanah longsor di wilayah Asia Selatan.
Hujan deras yang diperkirakan berlangsung Juni hingga September, dapat menimbulkan kerusakan dan berpotensi mematikan.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi pada Juli, Agustus, dan September 2019 curah hujan berpeluang di bawah normal.
Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak Kamis (11/7) lalu, melanda beberapa distrik di Nepal.
"Seperti di Sumatera bagian Tengah, Kalimantan Barat dan Timur, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara Papua Barat dan Papua."
Pemprov DKI Jakarta tidak ingin terburu-buru menginformasikan hal ini karena masih dalam proses pengkajian.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah setuju menggunakan metode hujan buatan sebagai langkah jangka pendek guna mengatasi pencemaran udara di langit Jakarta.
Hujan buatan menjadi salah satu langkah jangka pendek untuk mengatasi pencemaran udara
Media Indonesia berusaha menghadirkan foto-foto eksclusive sehingga pembaca dapat melihat kejadian aktual dengan lebih baik
LOAD MORECopyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved