Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Saatnya Warga Pasrah

Surya Sriyanti
19/9/2019 09:35
Saatnya Warga Pasrah
Foto udara umat muslim menunaikan salat Istiska di Alun-alun Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kemarin.(ANTARA/ADENG BUSTOMI)

KEMARAU panjang membuat warga memasrahkan diri kepada Sang Pencipta. Sepekan terakhir, mereka juga melantunkan doa meminta segera diturunkan hujan.

Kemarin, doa-doa dan jeritan dilantunkan di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jambi, Sumatra Selatan, dan Sumatra Barat. yang wilayahnya didera kekeringan dan kebakaran lahan. Doa yang sama juga dinaikkan di sejumlah wilayah di Pulau Jawa, yang mulai menderita krisis air bersih.

"Semua upaya untuk mengatasi kekeringan dan kebakaran lahan sudah kami lakukan. Sekarang ini, saatnya kami meminta Kepada Tuhan untuk menurunkan hujan," ungkap Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, seusai melaksanakan salat Istiska besama Wakil Gubernur Habis Ismail bin Yahya, para ulama dan warga, kemarin.

Rektor IAIN Palangka Raya KH Chairul Anwar sepakat sudah waktunya umat meminta pertolongan Tuhan dengan menurunkan hujan. "Bahaya kemarau dan kebakaran hutan sudah sangat merusak sumber kehidupan, mengancam kesehatan dan menghancurkan lingkungan. Kita pasrah kepada Tuhan."

Kepasrahan juga diperlihatkan ribuan warga di sejumlah daerah di Provinsi Jambi. Di Kota Jambi, salat Istiska dilaksanakan oleh Kapolda Irjen Muchlis AS dan Ketua DPRD Edi Purwanto.

"Karena keterbatasan, kita belum mampu menuntaskan dampak kemarau panjang, di antaranya kebakaran hutan. Melalui Salat Istiqa ini, kita berdoa kepada Allah, mohon ampun dan berharap ada anugerah dari Allah dengan menurunkan hujan," ungkap Muchlis AS.

Air sungai

Herman Deru juga memimpin sendiri doa dan salat Istiska di halaman Griya Agung Palembang. Niat Gubernur Sumatra Selatan itu didukung ribuan warga, ASN, TNI, Polri dan pelajar.

"Sudah satu bulan tidak ada hujan. Dampak kemarau dan kekeringan terus meluas, di antaranya udara yang tidak sehat," jelasnya.

Ia meminta seluruh warga dan aparat untuk berhenti saling menyalahkan. "Kita perbanyak doa, istighafar, dan salat istiska. Kita pasrahkan pada kebesaran Allah."

Lantunan doa juga dipanjatkan warga di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, yang sudah mengalami kekeringan sejak tiga bulan terakhir. "Air di sumur sudah mengering. Kami sudah harus menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari," kata Kepala Kantor Urusan Agama Kepulauan Mentawai M Mujamma'ul Khair.

Kekeringan juga membuat warga di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menderita krisis air bersih. Salat istiska dilantunkan tidak hanya meminta hujan di wilayah itu, tapi juga untuk wilayah Sumatra dan Kalimantan yang merugi karena kebakaran hutan.

"Kami meminta hujan, hujan barokah dan penuh rahmat. Air turun dari langit, mengakhiri musim kering, di Ciamis, juga Kalimantan dan Sumatra," tutur Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika juga sudah dibayangi kerawanan bencana di sejumlah wilayah yang dipimpinnya. "Dampak kemarau sudah kami rasakan, mulai dari kekurangan air bersih, kebakaran lahan dan mengeringnya areal persawahan."

Untuk itu, ia mengajak warga dan seluruh ASN untuk berikhtiar dengan menggelar salat istiska. "Jumat ini kita lakukan serempak. Kita minta berkah Tuhan berupa hujan."

Ajakan yang sama juga dilontarkan Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan. "Jumat ini, kita pasrahkan diri pada Tuhan. Kita laksanakan salat minta hujan di semua masjid."

Sampai kemarin, kekeringan masih terus meluas di banyak daerah. Bahkan sejumlah PDAM juga mulai sulit mendapatkan air baku. (SL/DW/YH/AD/RZ/RF/PO/RD/LD/BB/BK/FB/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik