Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Berhasil Atasi Asap, 2 Pesawat Ditambah untuk Hujan Buatan Riau

Rudi Kurniawansyah
14/9/2019 14:05
Berhasil Atasi Asap, 2 Pesawat Ditambah untuk Hujan Buatan Riau
Pesawat CN235 dengan nomor seri TNI AU CN A.2901 telah datang di Lanud Roesmin Nurjadin.(MI/Rudi Kurniawansyah)

USAI berhasil membuat hujan buatan dengan penyemaian garam lewat pesawat casa 212, TNI AU dan BNPB menambah lagi dukungan dua pesawat yaitu CN235 dan Hercules untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) hujan buatan mengatasi kabut asap karhutla Riau.

Pesawat CN235 dengan nomor seri TNI AU CN A.2901 telah datang di Lanud Roesmin Nurjadin. Menyusul esok hari, akan tiba dan langsung beroperasi pesawat Hercules TNI AU yang sedangkan dipasangkan modul penyemaian garam untuk TMC di wilayah Riau.

"Benar sudah datang pesawat TNI AU CN A.2901 untuk TMC di Riau. Menyusul besok pesawat Hercules. Hari ini, pesawat casa 212 TNI AU A-2108 sedang melakukan penyemaian 800 kg garam di Indragiri Hilir dan Pelalawan," kata Kepala Penerangan (Kapen) Lanud Roesmin Nurjadin Letnan Kolonel Sus Zukri kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Sabtu (14/9).

Sementara staf ahli BNPB Marsekal Madya (Purnawirawan) Bonar Hutagaol mengatakan dukungan tambahan dua pesawat TNI AU jenis CN235 dan Hercules untuk TMC hujan buatan di Riau didasarkan efektivitas dan keberhasilan operasi buatan dalam dua hari terakhir di sejumlah wilayah terdampak kabut asap Karhutla yaitu Indragiri Hilir, Bengkalis dan Siak.

"Hujannya lumayan lah. Dengan harapan tambahan ini akan banyak hujan. Ini perintah Kepala BNPB. Bahkan pesawat Hercules sedang dipasang alatnya untuk menyiram garam juga. Besok akan bergerak ke sini dan langsung kita siram juga walaupun hanya tiga hari ada awan sesuai perkiraan BMKG," jelas Bonar.

Baca juga: 5.800 Personel Gabungan Dikerahkan Atasi Karhutla Riau

Bonar menegaskan, meski dengan jarak pandang yang sangat terbatas akibat kabut asap karhutla, pesawat untuk hujan buatan telah dilengkapi instrumen FIR. Sehingga pilot tidak terhalang oleh jarak pandang dan masih bisa melakukan operasi penyemaian garam hujan buatan.

"Kita juga membuat hitung-hitungan menit per menit dan alternatif-alternatif. Semuanya tidak main-main. Jika tidak bisa mendarat di Pekanbaru, mereka (pilot TMC) akan mendarat di Dumai atau Palembang dan Jambi," ungkapnya.

Namun apabila jarak pandang penerbangan memang sangat buruk hingga 300 meter, pesawat tidak bisa beroperasi.

"Tapi kalau 500 meter, kita akan coba," tegasnya.

Sedangkan Kadisop Lanud Roesmin Nurjadin Kolonel Penerbang Jajang Setiawan mengatakan apabila ada potensi hujan buatan, pesawat untuk penyemaian akan langsung diterbangkan.

"Jadi kita harus siap. Manakala ada potensi awan (hujan buatan) kita harus terbang. Ini sesuai dengan instruksi pimpinan," ucap Jajang.

Operasi TMC hujan buatan berhasil menurunkan hujan deras pada sejumlah wilayah di Riau pada Jumat (13/9) malam dan Sabtu (14/9) dini hari. Alhasil, dampak buruknya kualitas udara di Kota Pekanbaru akibat kabut asap karhutla yang telah mencapai level berbahaya berhasil dikurangi.

Bahkan, udara Pekanbaru sempat terpantau ISPU pada posisi sedang atau 128,23 PM10 pada pukul 06.00 WIB, Sabtu (14/9) pagi, meski saat ini kembali memburuk di level sangat tidak sehat atau 274,20 PM10. Hujan buatan juga membantu upaya pemadaman Karhutla yang dilakukan tim darat pada sejumlah daerah di Riau.

Siang ini, Panglima TNI, Kapolri, Menteri LHK, Kepala BNPB dan rombongan juga melaksanakan rapat koordinasi Karhutla di Kantor Gubernur Riau. Panglima TNI juga akan melakukan peninjauan langsung sejumlah lokasi karhutla di Riau.(OL-5)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya