Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Puncak Kemarau Hingga Agustus, Daerah Diminta Siaga

M Iqbal Al Machmudi
28/7/2025 17:10
Puncak Kemarau Hingga Agustus, Daerah Diminta Siaga
Ilustrasi karhutla(Antara)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau di beberapa wilayah yang memiliki potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kemarau di wilayah Sumatra diprediksi hingga bulan Juni, Juli, bahkan Agustus terutama di bagian selatan yaitu di Sumatra Selatan dan Lampung, masih mengalami puncak musim kemarau.

"Poinnya adalah kita masih tetap perlu waspada bahkan mungkin siaga hingga bulan Agustus," kata Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam Rapat Monitoring Karhutla, Senin (28/7).

Selanjutnya, fokus untuk Provinsi Riau diprediksi 10 hari pertama bulan Agustus curah hujan rendah yaitu 20 sampai 50 mm terutama di wilayah utara dan barat. Kemudian ada juga daerah yang mengalami curah hujan sedang yakni 50-75 mm dalam 10 hari, dan 75-100 mm dalam sehari. Kemudian pada 10 hari kedua curah hujan di Riau sudah mulai meningkat antara 50-150 mm dalam 10 hari hingga dasarian ketiga.

Berdasarkan data dari Fine Fuel Moisture Code (FFMC) menunjukkan tanggal 28 Juli masih mendapat pengaruh dari modifikasi cuaca. Sehingga potensi hujan masih terlihat. "Sejak Jumat, kebetulan awannya muncul di hari Jumat, sengaja dimaksimalkan sampai malam hari. Kemudian dilakukan modifikasi cuaca sehingga turun hujan," ucapnya.

Namun, cuaca asli mulai muncul sehingga lahan-lahan kembali mudah terbakar, dikhawatirkan hingga 30 Juli, kebakaran meluas di wilayah Riau. Diprediksi kebakaran bisa semakin meluas hingga 2 Agustus.

"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar. Karena secara alamiah, tanpa dibakar pun, cuacanya sudah mengondisikan itu sangat mudah terbakar," paparnya.

"Jadi mungkin perlu patroli yang lebih ketat di kala merah itu bermunculan. Tanpa dibakar pun bisa terbakar," sambungnya.

Meskipun modifikasi cuaca dilakukan dan sudah turun hujan, bukan berarti selamanya akan hujan kecuali nanti di bulan Oktober. Sehingga patroli diharapkan tetap terus dikuatkan, terutama di saat awan-awan hujan tidak terbentuk maksimal dan tingkat kemudahan lahan terbakar menguat.(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya