Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Pihak Al Jazeera mengumumkan bahwa mereka akan membawa kasus pembunuhan Abu Akleh ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Pada saat-saat berikutnya, seorang pria berkaus putih mencoba beberapa kali untuk memindahkan Abu Akleh, tetapi dipaksa mundur berulang kali oleh tembakan.
Menurut Reporters Without Borders (RSF) yang berbasis di Paris, setidaknya 30 jurnalis, sebagian besar warga Palestina, telah tewas oleh tembakan Israel di Tepi Barat dan Gaza sejak 2000.
Al Jazeera yang berbasis di Qatar menuduh Israel membunuh Abu Akleh dengan sengaja dan dengan darah dingin.
Israel, yang menyerukan penyelidikan bersama oleh pejabat Israel dan Palestina, ditolak oleh Otoritas Palestina beberapa kali.
Sebanyak 57 anggota DPR mencatat bahwa Abu Akleh memegang kewarganegaraan AS dan menunjuk ada perselisihan tentang cara dia meninggal pada 11 Mei.
Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer tentara Israel, yang dikenal dengan bahasa Ibraninya, Metzah, tidak berencana menyelidiki pembunuhan jurnalis berusia 51 tahun itu.
Menyetujui mosi untuk membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan baru membutuhkan 61 suara.
Warga Palestina dan jaringan TV mengatakan pasukan Israel membunuhnya. Israel berdalih dia mungkin terbunuh oleh tembakan kelompok Palestina atau tembakan nyasar dari penembak jitu Israel.
Ketika mereka membersihkan halaman setelah penggerebekan polisi, jumlah peluru karet yang ditembakkan Israel yang ditemukan jauh melebihi beberapa batu yang dikumpulkan.
Pada pemakamannya pada Jumat, polisi Israel yang membawa tongkat turun menyerang para pelayat dan merebut bendera Palestina.
Tayangan televisi menunjukkan pengusung jenazah berusaha untuk mencegah peti jenazah Abu Akleh agar tidak jatuh ke tanah ketika petugas polisi yang memegang tongkat menyerbu ke arah mereka.
Sebagai tanda status Abu Akleh di antara orang-orang Palestina, dia menerima yang digambarkan sebagai peringatan penuh kenegaraan di Istana Presiden Mahmud Abbas, Ramallah.
Namun insiden baru-baru ini menunjukkan saat Israel melakukan penyelidikan atas kesalahan pasukannya sendiri mengaburkan nilai akuntabilitas yang diagungkan AS.
PANGLIMA Militer Israel Letnan Jenderal Aviv Kochavi telah menarik pernyataannya bahwa jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh terbunuh oleh peluru pejuang Palestina.
Mansour jelas kesal saat dia berbicara. Dia mengenal Abu Akleh, seorang Palestina-Amerika, secara pribadi.
Pada hari yang sama, seorang warga Palestina berusia 18 tahun ditembak mati oleh pasukan Israel dalam bentrokan di dekat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki.
Abu Akleh--jurnalis kedua yang disewa oleh Al Jazeera di wilayah Palestina--menjadi jurnalis ke-12 dari saluran tersebut yang terbunuh saat bertugas sejak mulai mengudara.
Wartawan senior Al Jazeera Dima Khatib men-tweet bahwa Abu Akleh ialah salah satu koresponden perang wanita Arab pertama di akhir 1990-an ketika wanita hadir di studio televisi.
Otoritas Palestina menyebut pembunuhan Abu Aqleh sebagai eksekusi dan bagian dari upaya Israel untuk mengaburkan kebenaran tentang penjajahannya di Tepi Barat.
Media Indonesia berusaha menghadirkan foto-foto eksclusive sehingga pembaca dapat melihat kejadian aktual dengan lebih baik
LOAD MORECopyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved