Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Luis Enrique Buktikan PSG tanpa Mbappe adalah Juara Liga Champions

Dhika Kusuma Winata
01/6/2025 19:40
Luis Enrique Buktikan PSG tanpa Mbappe adalah Juara Liga Champions
Pelatih PSG Luis Enrique(Dok. Instagram Luis Enrique )

SEPAK bola bukanlah tentang satu atau dua pemain megabintang. Ia adalah olahraga kolektif, yang mengandalkan harmoni, kerja sama, dan soliditas sebagai satu tim. Filosofi ini yang ditawarkan Luis Enrique ketika ia ditunjuk sebagai pelatih PSG pada Juli 2023.

Mantan pelatih tim nasional Spanyol dan Barcelona itu tidak sungkan-sungkan membiarkan Neymar hengkang ke klub Arab Saudi Al-Hilal pada Agustus 2023. Setahun kemudian, Enrique juga santai ketika harus melepas Kylian Mbappe ke Real Madrid. 

Padahal, Neymar merupakan pemain dengan transfer termahal di dunia sepak bola yakni 222 juta euro (Rp3,3 triliun) dari Barcelona pada 2017. Adapun Mbappe merupakan penyerang andalan PSG karena sukses mencetak 256 gol dalam 308 penampilan selama 6 tahun.

Ternyata filosofi Enrique berbuah manis. Ia sukses mengukir sejarah bersama PSG dengan mempersembahkan gelar juara Liga Champions 2024-2025. Ini merupakan gelar pertama Les Parisiens setelah sebelumnya mencapai final pertama mereka pada 2020. 

Si Merah dan Biru--julukan lain PSG--sukses membungkam Inter Milan  5-0 dalam laga final di Allianz Arena, Munich, Minggu (1/6) dini hari WIB. Itu adalah skor tertelak dalam sejarah partai final kompetisi kasta tertinggi Eropa. 

Lima gol kemenangan PSG dicetak oleh Achraf Hakimi (12'), Desire Doue (20', 63'), Khvicha Kvaratskhelia (73'), dan Senny Mayulu (86'). Trofi ini sekaligus menyempurnakan musim untuk PSG yang meraih treble winners. 

Lengkapi sukses PSG
Enrique mengatakan Liga Champions adalah hadiah utama yang mereka dapatkan. PSG sebelumnya sudah terlebih dahulu memastikan gelar Ligue 1 (kompetisi kasta pertama di Prancis) serta sukses menjuarai Coupe de France dan Trophee des Champions.

"Satu-satunya trofi yang belum ada adalah Liga Champions. Dan kami telah mencentang kotak itu. Kami berambisi, dan kami berhasil. Trofi itu sudah ada di dalam tas dan akan dibawa pulang besok ke Paris," ujarnya.

Ini adalah treble winners kedua untuk Enrique sebagai pelatih, setelah sebelumnya bersama Barcelona pada musim 2014/2015.  Desire Doue yang menjadi bintang lapangan dalam kemenangan tersebut menilai bahwa kolektivitas ikut menjadi faktor penentu.

"Ini musim pertama saya di sini, dan sejak awal saya bermimpi bisa juara Liga Champions. Banyak pemain hebat pernah memperkuat PSG, tapi belum bisa juara. Kami menunjukkan kekuatan kolektif yang luar biasa, dan ini sungguh luar biasa," kata pemain berusia 19 tahun itu.

Pesan dari Mbappe
Mbappe langsung mengunggah pesan singkat di akun Instagramnya tidak lama setelah peluit akhir dibunyikan. “Hari besar akhirnya tiba, kemenangan yang dinantikan oleh klub, selamat PSG,” demikian kata pemain tim nasional Prancis itu.

Di sisi lain Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, tidak sungkan untuk mengakui keunggulan lawan. Ini menjadi kekalahan kedua mereka di partai puncak, setelah sebelumnya kalah dari Manchester City pada final 2023.

"PSG memang pantas menang di laga ini. Kami sangat kecewa. Sebagai pelatih, saya bangga dengan pencapaian kami musim ini, tapi kami jelas tidak puas dengan performa di laga final. PSG benar-benar mendominasi," ujar Inzaghi pascapertandingan.

Musim yang awalnya menjanjikan bagi Inter dengan peluang meraih treble seperti pada 2010 kini justru berakhir tanpa satu pun trofi.

Tidak sepenuhnya diamini
Inzaghi juga menyinggung kelelahan skuadnya yang didominasi pemain senior sebagai salah satu faktor yang menghambat performa timnya. Namun, pandangan itu tidak sepenuhnya diamini oleh gelandang Nicolo Barella.

"Kelelahan bukan alasan di final. Yang paling mengecewakan adalah, seolah-olah mereka (PSG) lebih menginginkannya. Semangat jauh lebih penting dari taktik dan hari ini kami kehilangannya," kata Barella menyesalkan.

Salah satu sorotan tajam tertuju pada usia skuad Inter yang rata-rata lebih tua enam tahun dari pemain PSG. Rata-rata usia pemain inti mereka melampaui 30 tahun yang kemudian menjadi tantangan regenerasi skuad jika Inzaghi tetap bertahan. (I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik