Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Barcelona Bisa Belajar dari Tim Bundesliga untuk Kalahkan Bayern

Akmal Fauzi
07/12/2021 14:47
Barcelona Bisa Belajar dari Tim Bundesliga untuk Kalahkan Bayern
Pelatih baru Barcelona, Xavi Hernandez.(LLUIS GENE / AFP)

TIM Barcelona bisa belajar dari tiga tim Jerman jika ingin mengalahkan Bayern Muenchen di Liga Champions, Kamis (9/12) dini hari WIB. Kemenangan menjadi harga mati bagi klub asuhan Xavi Hernandez jika ingin lolos ke 16 besar.

Barcelona datang ke markas Bayern Muenchen dalam situasi kritis. Satu-satunya jalan agar tim asuhan Xavi bisa lolos ke 16 besar tanpa bantuan tim lain adalah dengan mengalahkan Die Roten di Allianz Arena.

Ini tidak terlepas dari poin Barca yang cuma 7, hanya unggul 2 angka dari pesaing terdekat Benfica.

Tentunya itu tidak mudah, setelah Die Roten mendominasi laga di Camp Nou beberapa waktu lalu. Namun, tiga klub Jerman telah tunjukkan kepada Barcelona bagaimana cara mengalahkan Bayern.

Eintracht Frankfurt, Borussia Monchengladbach dan Augsburg sama-sama berhasil mengalahkan tim raksasa asal Bavaria tersebut.

Eintracht kandaskan Die Roten 1-2 lewat gol-gol Martin Hinteregger dan Filip Kostic. Dalam laga yang digelar pada 3 Oktober itu, mereka mainkan formasi 3-4-3, sistem yang diterapkan Xavi saat hadapi Benfica dan Villarreal.

Begitu juga dengan Gladbach yang berada di bawah arahan Adi Hutter yang mampu membungkam Bayern 5-0 di fase knockout Piala Jerman.

Sementara Augsburg juga mengalahkan Bayern November lalu dengan skor 2-0 dengan taktik 4-4-2. Pelatihnya, Markus Weinzierl seperti halnya Hutter dan punya kesamaan dengan cara mereka bermain.

Ketiga klub tersebut berhasil berikan tekanan tinggi dan intens pada skuad Bayern, memaksa Die Roten untuk mencari bola yang lebih panjang. Mereka juga menahan Joshua Kimmich yang jadi kreator permainan Bayern.

Pendekatan yang dilakukan tim-tim yang berhasil mengalahkan Bayern Munchen memiliki DNA yang tak terlalu berbeda dengan Barcelona. Tinggal bagaimana Xavi memotivasi pemain untuk tampil lepas, apalagi Bayern sudah dipastikan lolos ke fase grup.

"Tujuannya adalah pergi dan menang. Kami tidak punya pilihan. Jika kami mendapatkan tiga poin, kami akan berada di babak 16 besar. Jika tidak, kami akan bergantung pada permainan lainnya, tetapi hal baiknya adalah itu ada di tangan kami," kata Xavi.

Empat minggu setelah Xavi sebagai pelatih, Barcelona mengalami kekalahan pertama mereka melawan Real Betis pekan lalu. Xavi kesal karena timnya lengah dalam menghadapi serangan balik lawan.

Kekalahan itu memang sedikit memudarkan harapan pendukung terhadap Xavi. Tidak ada yang bisa mengharapkan transformasi 'tiki-taka' akan dihidupkan kembali dalam waktu cepat atau Memphis Depay akan berubah menjadi Lionel Messi.

Namun, Memphis Depay menegaskan timnya akan menganggap laga kontra Bayern sebagai final. "Ini adalah kesempatan terakhir kami untuk lolos ke ronde berikutnya, dan ini seperti final. Kami harus bermain dengan intensitas maksimum. Kami berupaya untuk memainkan high press dan unggul penguasaan bola. Kami ingin mengontrol laga dengan cara ini," kata Depay.

Di sisi lain, Bayern Muenchen yang sudah memastikan lolos tentu tidak mau setengah hati membiarkan Barcelona menang dengan mudah. Skuad Julian Nagelsmann juga baru mencatatkan tiga kemenangan beruntun di semua kompetisi.

Terlebih Muller berambisi mengalahkan Barcelona untuk mengobati kekecewaan Robert Lewandowski yang gagal meraih trofi Ballon dOr.

"Ini jadi motivasi besar bagi saya untuk mengembalikan trofi Liga Champions ke Muenchen. Kami punya kesempatan berikutnya dalam laga Liga Champions lawan Barcelona," kata Muller. (Mal/Sportenglish/AFP/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya