Tidak Cukup hanya Ronaldo

Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola
06/11/2021 07:00
Tidak Cukup  hanya Ronaldo
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Seno)

ADA satu yang menjadi pemikiran Josep Guardiola saat membawa timnya, Manchester City, bertandang ke Old Trafford, malam ini. Itu ialah bagaimana membuat penyerang tuan rumah, Cristiano Ronaldo, tidak menjadi sumber ancaman bagi tim asuhannya.

Dengan 9 gol yang dicetak dalam 11 penampilan, Ronaldo menunjukkan kualitasnya sebagai pemain terbaik dunia. Di usianya ke-36, pemain Portugal itu masih mampu menunjukkan naluri mencetak gol yang tinggi.

Dalam dua laga terakhir, Ronaldo menjadi pahlawan bagi 'Setan Merah'. Tendangan first time yang begitu indah ke gawang Tottenham Hotspur menjadi pembuka kemenangan 3-0 Manchester United atas kesebelasan tuan rumah. Selasa lalu, CR-7 lagi-lagi melakukan tendangan first time untuk memaksa tuan rumah Atalanta bermain imbang 2-2.

“Mereka memiliki salah satu pemain terbesar sepanjang sejarah. Ronaldo benar-benar merupakan sebuah mesin gol,” kata Guardiola memuji Ronaldo.

Malam ini, Guardiola sangat berharap anak-anak asuhannya menunjukkan permainan terbaik. Hanya dengan itulah, the Citizens akan mampu mencegah Ronaldo untuk bisa leluasa mencetak gol.

Pelatih asal Spanyol itu menyadari bukan pekerjaan mudah untuk menjinakkan Ronaldo. Meski hanya memiliki dua hari istirahat sebelum menjalani derbi malam ini, Guardiola menjanjikan untuk melakukan yang terbaik agar tim asuhannya tidak dikalahkan klub tetangganya.

 

 

Konsistensi

Persoalan terbesar yang dihadapi 'Setan Merah' sendiri ialah konsistensi. Pelatih Ole Gunnar Solskjaer belum berhasil membangun tim yang utuh dan bisa benar-benar diandalkan.

Meski Keluarga Glazer sudah menggelontorkan anggaran yang begitu besar, Solskjaer belum mampu mengoptimalkan kemampuan para pemainnya. Praktis hanya tiga pemain yang mampu tampil secara konsisten, yakni Ronaldo, Mason Greenwood, dan kiper David de Gea.

Dengan hanya tiga pemain yang selalu tampil prima, tentu tidak cukup bagi Manchester United untuk bersaing dengan klub-klub yang lain. Tidak usah heran apabila 'Setan Merah' harus menelan kekalahan 0-5 dari Liverpool, 2-4 dari Leicester City, dan 0-1 dari Aston Villa. Bahkan di Liga Champions, mereka pernah dipecundangi Young Boys 1-2 dan di Piala Carabao disingkirkan West Ham 0-1.

Titik kelemahan 'Setan Merah' justru terletak di barisan belakang. Kapten kesebelasan Harry Maguire bahkan menjadi titik terlemah dengan mudah kehilangan bola di kotak penalti, buruk dalam mengambil posisi, serta sering terlambat mengintersep serangan lawan.

Dua bek sayap Aaron Wan-Bissaka dan Luke Shaw juga sering terlambat untuk menjaga wilayah pertahanan mereka sehingga gawang Manchester United mudah dibobol lawan. Tidak mengherankan apabila gawang De Gea sudah kebobolan 15 kali dalam 10 pertandingan pertama.

Satu-satunya yang bisa diandalkan di barisan belakang ialah pemain asal Prancis Raphael Varane. Hanya saja, pemain yang ditarik dari Real Madrid itu sering kali harus absen karena cedera pangkal paha.

Di lapangan tengah, baik Paul Pogba maupun Scott McTominay main tidak konsisten. Satu saat mereka bisa tampil begitu prima, tetapi bisa kemudian membuat kesalahan yang tidak perlu. Pogba bahkan pernah mendapat kartu merah saat baru masuk sebagai pemain pengganti ketika menghadapi Liverpool.

Pemain lain seperti Fred sering kali tampil tidak terkontrol. Demikian pula Nemanja Matic yang sudah semakin lamban. Satu pemain muda yang disia-siakan Solskjaer ialah Donny van de Beek. Akibatnya, Bruno Fernandes sering kali tidak cukup mendapat pasokan bola dan harus turun jauh ke bawah menjemput bola.

Di depan, pemain mahal yang didatangkan dari Borussia Dortmund, Jadon Sancho, juga masih tampil di bawah standar. Akibatnya serangan Manchester United sering kali pincang karena hanya mengandalkan Greenwood di sayap kanan. Beruntung Marcus Rashford mulai pulih dari cedera bahunya sehingga sesekali bisa tampil meski belum stabil.

 

 

Main 5-3-2

Setelah kekalahan memalukan dari Liverpool, Solskjaer memilih untuk bermain lebih bertahan dengan menggunakan pola 5-3-2. Tiga center-back Maguire-Varane-Victor Lindelof atau Eric Bailly diturunkan untuk menutup lubang di tengah. Shaw dan Wan-Bissaka dimainkan untuk menjaga daerah sayap dan sekaligus membantu tiga gelandang saat menyerang.

Posisi gelandang bertahan diserahkan kepada McTominay, sementara Fernandes dan Fred atau Pogba lebih berperan memasok bola kepada duet penyerang Ronaldo dan Edinson Cavani. Dua penyerang kawakan itu bisa menjadi kekuatan yang menakutkan ketika saling mendukung.

Setelah melihat dua penampilan terakhir, Solskjaer tampaknya merasa nyaman dengan pola itu. Apalagi untuk menghadapi the Citizens yang sangat variatif dalam menyerang. Mereka tidak hanya memiliki penyerang sayap seperti Phil Foden, Jack Grealish, Raheem Sterling, dan Riyad Mahrez, tetapi juga gelandang serang yang mematikan, bisa itu Kevin de Bruyne, Bernando Silva, atau Ilkay Guendogan.

Pola dua penyerang pernah diterapkan pelatih Alex Ferguson ketika 'Setan Merah' menduetkan Andy Cole dan Dwight Yorke. Memang dibutuhkan dua penyerang sayap yang aktif seperti Ryan Giggs dan David Beckham, serta gelandang serang seperti Paul Scholes. Itulah yang harus ditemukan Solskjaer di Manchester United sekarang ini.

Kesatuan tim juga harus mampu dijaga agar tidak terlalu jauh antara penyerang paling depan dan pemain paling belakang. Saat menghadapi Spurs, Maguire dan kawan-kawan sudah jauh lebih padu jika dibandingkan dengan ketika tampil menghadapi Liverpool.

Kalau 'Setan Merah' bisa tampil lebih kompak, bukan mustahil mereka bisa seperti Arsenal yang bangkit setelah dipecundangi Manchester City. Apalagi the Citizens sendiri sedang dalam tren yang tidak stabil setelah disingkirkan West Ham di Piala Carabao dan dikalahkan Crystal Palace 0-2, pekan lalu.

Guardiola masih belum menemukan ujung tombak yang bisa diandalkan. Terpaksa, hingga 10 pertandingan Liga Primer, timnya bermain dengan false nine dengan Gabriel Jesus, Foden, atau De Bruyne bergantian mengisi posisi pemain nomor 9 atau penyerang tengah.

Di belakang, Guardiola sangat mengandalkan kapten kesebelasan Ruben Dias. Bersama John Stones atau Aymerta Laporte, ia benar-benar diuji untuk mampu mengendalikan rekan senegara yang sekaligus seniornya, Ronaldo.

Dengan dua penyerang yang dimiliki Manchester United, tugas gelandang bertahan Rodrigo Hernandez sangat menentukan untuk mencegah the Citizens mengalami kekalahan ketiga berturut-turut di Inggris. Perjalanan Manchester City untuk mempertahankan gelar semakin sulit apabila kembali harus menelan pil pahit.

“Kemenangan 3-0 atas Spurs dan hasil imbang melawan Atalanta tidak boleh membuat kami merasa puas. Kami harus terus memperbaiki diri dan saya yakin kami mampu karena kami memiliki skuad yang penuh talenta. Sekarang yang dibutuhkan tinggal fokus, terus memperbaiki diri agar semakin baik dan semakin baik lagi,” ajak Shaw kepada rekan-rekannya. Kebangkitan kembali Manchester United harus dimulai saat menghadapi the Citizens malam ini.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya