Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Reuni Dini Unai Emery dengan PSG

Satria Sakti Utama
28/7/2018 07:00
Reuni Dini Unai Emery dengan PSG
Reuni Dini Unai Emery dengan PSG(AFP PHOTO / ROSLAN RAHMAN)

UNAI Emery baru dua bulan meninggalkan Paris Saint-Germain. Namun, juru taktik asal Spanyol itu sudah harus kembali bertemu dengan klub juara Ligue 1 Prancis tersebut.

Memang pertemuan mereka kali ini sebagai lawan. Emery yang kini menukangi Arsenal akan berusaha menyakiti mantan klubnya itu di turnamen pramusim International Champions Cup (ICC) 2018 yang digelar di Singapura, Sabtu (28/7) malam.

Emery sejatinya pernah menjadi bagian penting PSG sejak didatangkan sebagai pelatih pada 2016 silam. Namun, hubungan mereka akhirnya kandas akhir musim lalu. Manajemen PSG disebut tak puas dengan kinerja Emery yang gagal membuat raksasa Prancis tersebut dapat bersaing di level Eropa.

Emery pun lantas merapat ke London untuk bergabung dengan Arsenal sekaligus menjadi suksesor Arsene Wenger yang memilih mundur musim lalu. Di sisi lain, PSG menunjuk pengganti mantan pelatih Sevilla itu dengan arsitek 44 tahun asal Jerman, Thomas Tuchel.

Terlepas dari memori masa lalu dengan PSG, Emery memilih tetap fokus mematangkan timnya. Sejauh ini permainan Arsenal dengan cara bermain yang diinginkan Emery belum seratus persen menyatu.

Skema 4-2-3-1 dengan menempatkan Pierre-Emerick Aubameyang sebagai penyerang sayap dan Aleksandre Lacazete di posisi bomber utama belum berjalan baik. Hal itu terbukti setelah the Gunners kalah 1-3 lewat adu penalti dari Atletico Madrid di ajang yang sama.

"Saya bersyukur telah menjadi bagian PSG. Salah satu waktu terbaik dalam karier saya. Tapi kami akan memanfaatkan pertandingan tersebut (melawan PSG) untuk persiapan kami di musim baru. Menjadi kesempatan bagi saya pula untuk bertemu rekan-rekan di PSG saat bekerja di sana," kata Emery.

Kendati demikian, hasil negatif dari laga kontra Atletico Madrid tak sekonyong-konyong mengubah ide permainan Emery. Ia masih berpegang teguh dengan cara kerja yang dipilihnya. Pelatih 46 tahun itu memang mendapatkan banyak perhatian karena ia mewarisi tim yang telah puluhan tahun dipimpin pelatih yang sama. Arsene Wenger telah menjadi pelatih Arsenal selama 22 tahun sebelum memutuskan mundur musim lalu. Hal itu menjadi pekerjaan berat bagi Emery untuk mengubah pola pikir permainan timnya saat ini.

"Saya memiliki cara saya sendiri. Saya ingin tim saya memiliki mental. Saya ingin membangun tim yang bagus, membangun tim dengan energi yang baik melalui pemain-pemain berkualitas," imbuh Emery.

Beban Tuchel

Setali tiga uang, PSG juga belum optimal selama menjalani pramusim sejauh ini. Kekalahan 1-3 dari Bayern Munchen membuat beban Tuchel semakin menumpuk. Penunjukan pelatih 44 tahun itu dinilai sebagai langkah mundur manajemen PSG. Pasalnya Tuchel baru mengoleksi satu piala saja selama karier kepelatihannya sejak 2009 lalu.

Akan tetapi, Tuchel merupakan pelatih yang tegas terhadap anak asuhnya. Sosok yang pas untuk mendisiplinkan deretan pemain bintang Les Parisiens, julukan PSG. Bahkan, Tuchel melakukan langkah gila dengan mendatangi tempat hiburan malam seluruh Paris untuk mengontrol kehidupan malam para pemainnya.

Bek senior PSG Maxwell Andrade pun memuji kinerja mantan bos Borussia Dortmund itu. "Dia membawa energi dan sistem baru yang membuat pengalaman pemain bertambah."

(AFP/Goal/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya