Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, menilai Operasi Tangkap Tangan (OTT) terbaru yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap pejabat di lingkungan Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan sesuatu yang biasa supaya KPK terlihat sibuk menjelang berakhirnya masa jabatan.
“Saya melihat kasus OTT ini hanya supaya dianggap bekerja saja, karena kinerja KPK berada di ranking terakhir di penegak hukum. Kinerja KPK yang mau berakhir masa jabatan dengan peringkat terbawah dan sering blunder inic mau tidak mau harus punya obat penawar rindu akhirnya melakukan OTT,” ujarnya kepada Media Indonesia pada Selasa (8/10).
Boyamin lebih lanjut menyinggung hasil survei kepercayaan publik terhadap KPK yang berada di urutan akhir dari lembaga penegakan hukum, hingga muruwah KPK yang saat ini berada di ujung tanduk lantaran berkali-kali terjerat kasus kode etik hingga membuat berbagai blunder tengah dipertaruhkan.
Baca juga : Kasus Korupsi Basarnas Seret Nama Kepala Baguna Pusat PDIP
“Kasus kode etik Nurul Ghufron, beberapa kasus gratifikasi pesawat Kaesang ternyata KPK blunder jadi mau tidak mau supaya dianggap kerja maka melakukan OTT. Kalau OTT ini dilakukan setiap hari sebenarnya bisa karena istilahnya ini seperti berburu di kebun binatang,” imbuhnya.
Menurut Boyamin, OTT di Kalimantan Selatan adalah cara untuk mengobati kinerja buruk KPK mengingat masa kerja tinggal 2 bulan lagi.
“KPK mau berakhir masa jabatan dengan peringkat terbawah, dan sering blunder. Tadinya Pak Alex menganggap (OTT) hanya hiburan dan tak ingin OTT, tapi akhirnya OTT lagi karena mau tidak mau harus ada obat penawar rindu supaya KPK tidak hanya jadi penonton melihat kasus-kasus besar yang diungkap kejaksaan,” ujarnya.
Baca juga : Empat Orang yang Terjaring OTT Semarang Sudah Dibawa ke KPK
Kendati demikian, Boyamin tetap mendukung langkah KPK dalam melakukan OTT di Kalsel. Namun, Boyamin menantang agar KPK lebih berani mengungkap kasus-kasus korupsi besar atau big fish.
“Jangan hanya OTT yang sifatnya di daerah, tapi juga harus di pusat, karena jika hanya OTT di tingkat kepala daerah artinya KPK takut dan hanya supaya dianggap kerja. Harusnya KPK bisa menangani kasus-kasus besar atau big fish, sekarang sisa dua bulan kerja, jika KPK ingin menunjukkan prestasi maka harus bisa mengungkap kasus-kasus korupsi besar,” tuturnya.
Selain itu, Boyamin menerka bahwa potensi akan adanya tersangka baru sangat mungkin terjadi, melihat pola korupsi PJB kerap kali melibatkan dinas di lingkungan pemprov melalui proyek-proyek yang sedang atau sudah berjalan.
Baca juga : KPK Yakin Gugatan Praperadilan Lukas Enembe akan Ditolak Hakim
“Potensi tersangka baru pasti ada karena saya yakin ini bukan kejadian sekali aja, diduga sudah ada kejadian proyek-proyek lain sebelumnya sehingga akan mudah ditelusuri aliran uangnya,” imbuhnya.
Pemda dan Pemerintah Pusat, lanjut Boyamin, lazim memainkan tender PBJ. Hal ini serupa seperti kasus BTS Kominfo yang begitu vulgar mengatur pengadaan, sehingga kerugian mencapai 80 persen.
“Pemda juga sama saja, biasa atur tender bahkan juga biasa pakai uang dimuka (ijon),” tandasnya. (Dev/P-2)
PENGACARA mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri, Ian Iskandar membantah tudingan kliennya yang disebut membocorkan operasi tangkap tangan (OTT) Harun Masiku
Menurut Rossa, KPK yakin uang suap untuk eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan bukan dari Harun. Rossa merupakan penyelidik yang ikut dalam OTT ini, beberapa tahun silam.
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar operasi tangkap tangan (OTT) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Sebanyak delapan orang terjaring.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah kliennya memerintahkan Harun Masiku untuk merendam telepon seluler saat OTT KPK
Helmi Hasan dan Mian ditetapkan sebagai pasangan calon usai memenangkan Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 Gubernur Bengkulu dengan perolehan suara sebanyak 616.469 suara sah.
KETUA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029 Setyo Budiyanto menyebut operasi tangkap tangan (OTT) merupakan salah satu rangkaian kewenangan KPK
Koalisi juga menyoroti kasus dugaan tindak pidana korupsi penyalahgunaan kewenangan dalam tata kelola pertambangan batubara di Kalimantan Timur
Harus di kroscek secara ketat jangan sampai penundaan impor merupakan hal kesengajaan yang dilakukan bersama-sama.
KPK didesak segera mengejar pihak-pihak yang diduga melakukan tindak pidana rasuah dalam polemik pagar laut di perairan Kabupaten Tangerang, Banten
Menurut Boyamin, Kejagung memang jarang melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Namun, Kejagung mampu mengungkap sejumlah kasus besar.
KOORDINATOR Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman melaporkan pengesahan SGM dan HGB area pagar laut Tangerang, Banten ke KPK
MK menilai apabila permohonan Pemohon dikabulkan, justru akan menimbulkan pemaknaan yang sempit terhadap penerapan Pasal 30 ayat (1) dan (2) UU KPK.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved