Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Soal Kronologi Kasus Wamenkumham, Firli: Tunggu, Ada Saatnya

Candra Yuri Nuralam
15/11/2023 07:05
Soal Kronologi Kasus Wamenkumham, Firli: Tunggu, Ada Saatnya
Ketua KPK Firli Bahuri akan mengungkapkan kronologi kasus dugaan penerimaan suap dan gratifikasi Wamenkumham saat penahanan.(MI/Susanto)

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) baru akan mengungkapkan kronologi kasus dugaan penerimaan suap dan gratifikasi dengan tersangka sekaligus Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy, saat penahanan. 

"Yakinlah pada suatu saat nanti akan disampaikan pada rekan-rekan hasil kerja rekan-rekan dari KPK. Ini tinggal tunggu saja, ada saatnya," kata Ketua KPK Firli Bahuri dalam telekonferensi yang dikutip pada Rabu (15/11).

Firli menjelaskan kasus itu masuk dalam rapat ekspose jajaran petinggi KPK pada 26 September 2023. Setelah dinyatakan buktinya cukup, Lembaga Antirasuah langsung memberikan status hukum kepada Eddy dan beberapa pihak lain.

Baca juga: Jadi Tersangka Dugaan Suap dan Gratifikasi, Wamenkumham Masih Bekerja Seperti Biasa

Firli memastikan penyidik masih mendalami perkara itu. Masyarakat diharap bersabar. "Kita melakukan proses penanganan dugaan tindak pidana korupsi atau dilakukan oleh para pihak tadi yang disebutkan (Eddy)," ujar Firli.

Total ada empat tersangka, termasuk Eddy, dalam perkara ini. Tiga tersangka merupakan penerima suap dan gratifikasi, satu orang lagi berstatus pemberi suap.

Baca juga: IPW Desak Wamenkumham Mundur dari Jabatan karena Jadi Tersangka

KPK tidak hanya menemukan unsur penerimaan gratifikasi dalam penyidikan kasus yang menyeret Edward Omar Sharif Hiariej. Lembaga Antirasuah turut menemukan aliran suap. "Ada pasal suap ada pasal gratifikasinya," kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur di Jakarta, Selasa, 7 November 2023.

Laporan terhadap Wamenkumham sejatinya cuma dugaan penerimaan gratifikasi. Namun, KPK mengendus adanya pelanggaran pidana lain saat pendalaman aduan tersebut.

Dugaan penerimaan gratifikasi ini dilaporkan Indonesia Police Watch (IPW). Eddy maupun Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso sebagai pelapor sudah pernah diperiksa sebelumnya.

Perkara yang dimaksud, yakni dugaan penerimaan gratifikasi oleh Eddy terkait sengketa kepemilikan perusahaan PT CLM antara Helmut Hermawan dengan Zainal Abidinsyah. Sugeng menduga Eddy mendapatkan sejumlah uang karena memberi nasihat kepada pihak yang berperkara.

Wamenkumham Eddy membantah terlibat dugaan gratifikasi yang dilaporkan Sugeng. Dia tak ingin menanggapi secara serius.

"Karena pokok permasalahan adalah hubungan profesional antara aspri (asisten pribadi) saya (inisial) YAR dan YAM sebagai lawyer dengan kliennya Sugeng (Ketua IPW)," ujar Eddy dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya