Sabtu 14 Mei 2022, 22:45 WIB

KPK Periksa Anak Buah Wali Kota Ambon untuk Dugaan Suap Alfamidi

Fachri Audhia Hafiez | Politik dan Hukum
KPK Periksa Anak Buah Wali Kota Ambon untuk Dugaan Suap Alfamidi

Antara
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy

 

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa dua kepala dinas (kadis) dalam perkara dugaan korupsi yang menjerat Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy (RL). Keduanya adalah Kadis Pendidikan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon Fahmi Sallatalohy dan Kadis PUPR Kota Ambon periode 2018-2021, Enrico Rudolf Matitaputty.

"Diperiksa sebagai saksi di Kantor Mako Brimob Polda Maluku," kata pelaksana tugas (Plt) juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri melalui keterangan tertulis, Sabtu (14/5).

KPK juga memeriksa sejumlah saksi lainnya yakni, Kasie Usaha Industri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkot Ambon, Firza Attamimi; anggota Pokja III Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) Kota Ambon periode 2017-2020, Hendra Victor Pesiwarissa; serta anggota Anggota Pokja II UKPBJ 2020 Ivonny Alexandra W Latuputty dan Johanis Bernhard Pattiradjawane.

Selanjutnya, License Manager PT Midi Utama Indonesia Tbk Cabang Ambon, Nandang Wibowo dan Direktur PT Kristal Kurnia Jaya, Julian Kurniawan. Keterangan para saksi dibutuhkan untuk membongkar kasus rasuah yang menjerat Richard.

Richard ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait persetujuan izin prinsip pembangunan cabang retail di Ambon pada 2020. Dia juga ditetapkan sebagai tersangka gratifikasi.

Dua pihak juga ditetapkan sebagai tersangka yakni, Staf Tata Usaha Pimpinan pada Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Andrew Erin Hehanussa (AEH) dan karyawan Alfamidi Kota Ambon, Amri (AR). Amri masih dinyatakan buron.

Richard diduga mematok Rp25 juta kepada Amri untuk menyetujui dan menerbitkan dokumen izin ritel. Dokumen itu berupa Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

Selain itu, Amri juga mengguyur Richard sebesar Rp500 juta. Fulus itu untuk penerbitan persetujuan prinsip pembangunan untuk 20 gerai usaha retail. Uang diberikan bertahap melalui Andrew.

KPK juga mengendus Richard menerima aliran sejumlah dana dari berbagai pihak sebagai gratifikasi. Namun, hal itu masih didalami lebih lanjut oleh tim penyidik KPK.

Pada perkara ini, Amri disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Sedangkan, Richard dan Andrew disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau pasal 11 dan pasal 12 B Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP. (OL-8)

Baca Juga

MI / Susanto

DPR Tunggu Sikap Resmi Pemeirntah Tentang Pimpinan KPK

👤Sri Utami 🕔Selasa 30 Mei 2023, 20:36 WIB
DPR masih menunggu sikap resmi pemerintah terkait putusan MK tentang perpanjangan masa jabatan komisioner...
ANTARA

Pengamat: Wajar Presiden Jokowi Wajar Dukung Erick Thohir

👤Widhoroso 🕔Selasa 30 Mei 2023, 20:17 WIB
DUKUNGAN Presiden Joko Widodo kepada Erick Thohir untuk maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada pilpres 2024 dinilai hal yang...
Ist

Gelar Rakordal 2023, BNPP akan Maksimalkan Program Kerja Aplikatif di Perbatasan Negara

👤Media Indonesia 🕔Selasa 30 Mei 2023, 20:05 WIB
Dampak pandemi Covid-19 selama 3 tahun menyebabkan tidak tercapainya target-target pembangunan yang telah direncanakan, termasuk target...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya