Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pak Jokowi Korupsi?

03/1/2025 05:00
Pak Jokowi Korupsi?
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BENARKAH Jokowi korupsi? Betulkah Presiden Ke-7 RI itu merupakan salah satu pemimpin yang terlibat dalam kejahatan terorganisasi? Itulah pertanyaan yang mengemuka di penjuru negeri hari-hari ini setelah OCCRP merilis tokoh-tokoh jahat dunia.

OCCRP atau Organized Crime and Corruption Reporting Project ialah organisasi jurnalisme investigasi terbesar di dunia. Kantor pusatnya di Amsterdam, Belanda, dan memiliki staf di enam benua. Lembaga tersebut didirikan pada 2007 oleh reporter investigasi veteran, Drew Sullivan dan Paul Radu.

Embrio OCCRP di Eropa Timur, lalu berkembang menjadi kekuatan utama dalam jurnalisme investigasi kolaboratif yang menjunjung tinggi standar tertinggi untuk pelaporan kepentingan publik. Ada empat pilar utama mereka dalam bekerja. Salah satunya, mempercepat perang melawan kejahatan dan korupsi global untuk memajukan dampak lebih luas.

Nah, dengan visi, misi, dan pilar itu, mereka barusan membuat negeri ini heboh, geger. Musababnya, dalam rilis akhir tahun, mereka menempatkan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi dalam daftar finalis tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024.

Jokowi bersanding dengan sederet tokoh lainnya, semisal Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina, dan pengusaha asal India, Gautam Adani.

Menjadi nomine tokoh jahat dan korup, apalagi oleh sebuah lembaga internasional, tentu tidak menyenangkan. Ditempatkan di jajaran orang-orang seperti itu jelas memalukan. Itu aib luar biasa, jelaga tiada tara, tidak cuma buat yang bersangkutan, tetapi juga bagi negaranya.

Bagi kita, Indonesia, dimasukkannya Jokowi sebagai Person of the Year 2024 untuk kategori kejahatan terorganisasi dan korupsi kiranya menjadi catatan kelam pada akhir tahun dan kado pahit pada awal tahun.

Jokowi memang hanya menjadi finalis. Ia bukan pemenang. Bukan juara. Pemimpin Suriah yang belum lama ini kabur dari negaranya, Bashar al-Assad, lah yang oleh OCCRP dinobatkan sebagai tokoh paling korup sepanjang 2024.

Apa pun itu, Indonesia sudah menjadi sorotan. Di dalam negeri, muncul perang perdebatan. Tajam, panas. Yang pro berargumen bahwa penelitian OCCRP menunjukkan keterlibatan Jokowi dalam praktik-praktik yang merugikan negara. Yang kontra menyebut penelitian OCCRP sangat mungkin ada agenda tertentu yang menyertainya.

Bagaimana dengan Jokowi? Serupa yang sudah-sudah. Kepada juru warta di kediamannya di Sumber, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Selasa (31/12), dia bilang agar dibuktikan saja kalau memang korupsi. ''Yang terkorup, terkorup apa? Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan saja.'' Tak lupa, dia mengatakan bahwa saat ini banyak sekali beredar fitnah, framing jahat, terhadap dirinya.

Benarkah masuknya Jokowi sebagai finalis tokoh terjahat dan terkorup sekadar fitnah? Yang pasti, memang tidak ada bukti konkret. OCCRP membuat daftar berdasarkan voting dari para pembaca, jurnalis, juri, dan pihak lain dalam jaringan global mereka. Kalau bicara hukum, jika menyoal bukti, hingga kini Jokowi tidak bisa disebut korupsi.

Akan tetapi, OCCRP kiranya juga pantang diabaikan begitu saja. Mereka ialah jaringan besar, luas, dan dalam dari orang-orang atau wartawan yang melakukan investigasi. Kredibelkah mereka? Bisa dipertanggungjawabkankah metodologi mereka? Kalau kredibilitas dan metodologi yang mereka pakai ngawur, sesat, alangkah baiknya pihak yang pro Jokowi membelejetinya.

Yang saya tahu, sejarah menulis, kinerja-kinerja jurnalismelah yang justru dapat menyajikan sesuatu yang tak bisa diurai sistem hukum, apalagi sistem yang korup. Banyak perkara besar terungkap karena kinerja jurnalisme. Skandal Watergate pada 1972 yang memaksa Presiden AS Richard Nixon, misalnya. Skandal Expenses pada 2009 yang diungkap Daily Telegraph ihwal penggunaan dana publik yang tak pantas oleh anggota Parlemen Inggris, amsalnya.

Bagi saya, perlu banyak waktu untuk menyatakan bahwa Pak Jokowi korupsi atau tidak. Juga, perlu keberanian dan kemauan tingkat tinggi dari negara untuk membuktikan dan sampai pada kesimpulan. Keberanian itu penting, kemauan yang utama, karena di dalam negeri pun tak sedikit yang berani bersuara soal dugaan itu.

Dosen UNJ Ubedillah Badrun bahkan tak cuma bicara. Pada 10 Januari 2022, dia melaporkan dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang keluarga istana. Pada 28 Agustus lalu, dia kembali menyambangi Gedung Merah Putih untuk melaporkan Jokowi dan putranya, Kaesang Pangarep. Sudah empat kali Ubed datang, tapi tindak lanjut laporan yang dia layangkan enggak jelas sampai sekarang.

Dalam suratnya kepada Uskup Mandell Creighton pada 1887, sejarawan dan politikus Inggris Lord Acton bilang bahwa power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely. Kekuasaan cenderung korup dan kekuasaan yang absolut pasti korup. Adagium itu abadi dari dulu hingga ini. Jadi, benarkah Pak Jokowi yang berkuasa 10 tahun korupsi?

Pertanyaan itu kiranya tak pernah akan menemukan jawaban. Kita bukan Korea Selatan, negara surplus nyali mengadili para pemimpin mereka yang diduga bersalah. Bayangkan, lima dari tujuh mantan presiden mereka divonis bersalah karena korupsi, sedangkan kita?



Berita Lainnya
  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.