Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Wiguna Mahayasa

14/12/2024 05:00
Wiguna Mahayasa
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

NAMANYA I Made Prasetya Wiguna Mahayasa. Panggilannya Wiguna. Ia orang Bali. Usianya masih muda, 24 tahun. Wiguna penyandang disabilitas ganda: tuli dan netra. Namun, prestasinya benar-benar mengalahkan keterbatasannya.

Wiguna sukses mengembangkan perusahaan. Dua perusahaan malah. Pertama, ia mendirikan PT Mahayasa Teknologi Nusantara, yang bergerak di bidang aplikasi teknologi pembayaran. Kedua, ia juga menjadi pendiri Sunar Sanggita Private, usaha di bidang seni musik yang memberdayakan para disabilitas netra yang punya hasrat dan bakat di bidang seni musik.

Kisah tentang Wiguna saya dengar dari Alya Aida, Public Relations PT Mahayasa Teknologi Nusantara. Alya juga masih muda, tapi ia bukan penyandang disabilitas. Alya bahkan tidak tahu bahwa perusahaan yang ia lamar didirikan dan dipimpin penyandang disabilitas ganda.

Alya mengisahkan betapa profesionalnya perusahaan yang didirikan Wiguna itu. Semua standar dan prosedur perusahaan dijalankan dengan cermat. Karena itu, gambaran bahwa perusahaan yang ia masuki itu dimiliki penyandang disabilitas ganda tidak terlintas di benaknya.

Ia baru tahu bahwa Wiguna penyandang disabilitas tuli dan netra saat bertemu langsung dalam sebuah briefing secara daring. Perusahaan itu berpusat di Bali, tapi karyawannya ada di sejumlah daerah. Alya sendiri bekerja dari Jakarta. Kisah itu ia bagikan dalam Festival Setara dan Berdaya yang digelar Media Indonesia, pada 11 hingga 12 Desember 2024.

Saya sangat takjub dengan cerita Alya, ada penyandang disabilitas ganda, mampu mendirikan perusahaan yang kian berkembang, mempekerjakan orang-orang nondisabilitas, sekaligus memberikan modal usaha kepada sekitar 20 puluh UMKM. Itu menembus segala keterbatasan.

Apalagi Wiguna bukan terlahir sebagai orang berada. Ia bukan keluarga berkecukupan. Maka itu, seusai acara bincang-bincang, saya ucapkan terima kasih kepada Alya yang mewakili Wiguna, seraya menitipkan salam hangat saya untuk sang bos, Kak Wiguna, yang membuat saya sangat takjub itu.

Lalu, kemarin siang, saya menerima pesan Whatsapp langsung dari Wiguna. Saya kian yakin apa yang diceritakan Alya soal Wiguna benar belaka. Dalam pesan WA, Wiguna menulis: ‘Selamat siang, Pak Abdul Kohar.

Saya, Wiguna, Pendiri Asosiasi Wirausaha Inklusif Indonesia sekaligus pengendang disabilitas tuli-buta, ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk berpartisipasi dalam acara Setara Berdaya di Media Indonesia. Acara ini sangat berharga dalam mempromosikan inklusivitas dan potensi pengusaha disabilitas.

Saya juga mengapresiasi prestasi Bapak dalam memajukan jurnalisme di Indonesia. Kepemimpinan dan dedikasi Bapak telah membawa perubahan positif dalam pemberitaan yang berkualitas. Terima kasih atas dukungan Bapak dalam memperjuangkan inklusivitas dan kesetaraan. Salam hormat dari kami asosiasi wirausaha inklusif Indonesia, salam hangat dari seluruh pengusaha disabilitas di Indonesia’.

Saya lalu menjawab pesan itu: ‘Terima kasih Pak atau Kak Wiguna. Cerita dari Kak Alya tentang perusahaan Kak Wiguna sungguh membuat cemburu. Saya benar-benar tersentuh dan takjub dengan kisah Kak Wiguna membangun usaha. Teruslah bergerak dan menginspirasi kami semua. Terus sukses. Salam hormat kami untuk Kak/Pak Wiguna.’

Wiguna lalu mengisahkan bagaimana ia bisa bangkit. Ia pun menulis: ‘17 tahun lebih saya terbiasa hidup menyendiri karena ketakutan saya akan interaksi dengan orang secara langsung. Tuhan Maha Baik, syukur saya hidup di era digital saat ini di mana semua ada dalam genggaman, termasuk SDM yang berkualitas. Perlahan saya belajar beradaptasi untuk berkomunikasi dengan orang lain secara langsung. Tren kerja dari mana saja setelah pandemi sudah membuat saya hidup kembali. Karena itu, saya bisa memiliki banyak tim yang luar biasa salah, satunya pertama kali saja diwakili oleh tim saya ketika ada sebuah talk show. Semoga saya bisa bertemu Bapak nanti ketika saya ke Jakarta.’

Saya menemukan sahabat baru, inspirasi baru, motivator baru. Terima kasih Wiguna sudah menginspirasi. Kami pun langsung melanjutkan pertemanan kami di media sosial. Di akun Instagram-nya, saya menemukan sebuah sajak menyentuh yang ia tulis pada 2019 berjudul Aku Mencarimu, yang dua baitnya saya kutip berikut ini:

Dalam kelam malam
Dalam gelap yang segelap-gelapnya
Mataku hanya hitam
Tampak hanya sekam
Jiwaku menyelam tenggelam
Dalam sunyi dini hari
Aku coba gapai tanganku

 

Ketika saatnya aku menemumu
Akan kupinjam padamu
Selongsong cahaya
Untuk menerangi seantero jagat raya’

Terima kasih Wiguna Mahayasa. Kamu sangat hebat. Saya cemburu.



Berita Lainnya
  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik