Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
NAMANYA I Made Prasetya Wiguna Mahayasa. Panggilannya Wiguna. Ia orang Bali. Usianya masih muda, 24 tahun. Wiguna penyandang disabilitas ganda: tuli dan netra. Namun, prestasinya benar-benar mengalahkan keterbatasannya.
Wiguna sukses mengembangkan perusahaan. Dua perusahaan malah. Pertama, ia mendirikan PT Mahayasa Teknologi Nusantara, yang bergerak di bidang aplikasi teknologi pembayaran. Kedua, ia juga menjadi pendiri Sunar Sanggita Private, usaha di bidang seni musik yang memberdayakan para disabilitas netra yang punya hasrat dan bakat di bidang seni musik.
Kisah tentang Wiguna saya dengar dari Alya Aida, Public Relations PT Mahayasa Teknologi Nusantara. Alya juga masih muda, tapi ia bukan penyandang disabilitas. Alya bahkan tidak tahu bahwa perusahaan yang ia lamar didirikan dan dipimpin penyandang disabilitas ganda.
Alya mengisahkan betapa profesionalnya perusahaan yang didirikan Wiguna itu. Semua standar dan prosedur perusahaan dijalankan dengan cermat. Karena itu, gambaran bahwa perusahaan yang ia masuki itu dimiliki penyandang disabilitas ganda tidak terlintas di benaknya.
Ia baru tahu bahwa Wiguna penyandang disabilitas tuli dan netra saat bertemu langsung dalam sebuah briefing secara daring. Perusahaan itu berpusat di Bali, tapi karyawannya ada di sejumlah daerah. Alya sendiri bekerja dari Jakarta. Kisah itu ia bagikan dalam Festival Setara dan Berdaya yang digelar Media Indonesia, pada 11 hingga 12 Desember 2024.
Saya sangat takjub dengan cerita Alya, ada penyandang disabilitas ganda, mampu mendirikan perusahaan yang kian berkembang, mempekerjakan orang-orang nondisabilitas, sekaligus memberikan modal usaha kepada sekitar 20 puluh UMKM. Itu menembus segala keterbatasan.
Apalagi Wiguna bukan terlahir sebagai orang berada. Ia bukan keluarga berkecukupan. Maka itu, seusai acara bincang-bincang, saya ucapkan terima kasih kepada Alya yang mewakili Wiguna, seraya menitipkan salam hangat saya untuk sang bos, Kak Wiguna, yang membuat saya sangat takjub itu.
Lalu, kemarin siang, saya menerima pesan Whatsapp langsung dari Wiguna. Saya kian yakin apa yang diceritakan Alya soal Wiguna benar belaka. Dalam pesan WA, Wiguna menulis: ‘Selamat siang, Pak Abdul Kohar.
Saya, Wiguna, Pendiri Asosiasi Wirausaha Inklusif Indonesia sekaligus pengendang disabilitas tuli-buta, ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk berpartisipasi dalam acara Setara Berdaya di Media Indonesia. Acara ini sangat berharga dalam mempromosikan inklusivitas dan potensi pengusaha disabilitas.
Saya juga mengapresiasi prestasi Bapak dalam memajukan jurnalisme di Indonesia. Kepemimpinan dan dedikasi Bapak telah membawa perubahan positif dalam pemberitaan yang berkualitas. Terima kasih atas dukungan Bapak dalam memperjuangkan inklusivitas dan kesetaraan. Salam hormat dari kami asosiasi wirausaha inklusif Indonesia, salam hangat dari seluruh pengusaha disabilitas di Indonesia’.
Saya lalu menjawab pesan itu: ‘Terima kasih Pak atau Kak Wiguna. Cerita dari Kak Alya tentang perusahaan Kak Wiguna sungguh membuat cemburu. Saya benar-benar tersentuh dan takjub dengan kisah Kak Wiguna membangun usaha. Teruslah bergerak dan menginspirasi kami semua. Terus sukses. Salam hormat kami untuk Kak/Pak Wiguna.’
Wiguna lalu mengisahkan bagaimana ia bisa bangkit. Ia pun menulis: ‘17 tahun lebih saya terbiasa hidup menyendiri karena ketakutan saya akan interaksi dengan orang secara langsung. Tuhan Maha Baik, syukur saya hidup di era digital saat ini di mana semua ada dalam genggaman, termasuk SDM yang berkualitas. Perlahan saya belajar beradaptasi untuk berkomunikasi dengan orang lain secara langsung. Tren kerja dari mana saja setelah pandemi sudah membuat saya hidup kembali. Karena itu, saya bisa memiliki banyak tim yang luar biasa salah, satunya pertama kali saja diwakili oleh tim saya ketika ada sebuah talk show. Semoga saya bisa bertemu Bapak nanti ketika saya ke Jakarta.’
Saya menemukan sahabat baru, inspirasi baru, motivator baru. Terima kasih Wiguna sudah menginspirasi. Kami pun langsung melanjutkan pertemanan kami di media sosial. Di akun Instagram-nya, saya menemukan sebuah sajak menyentuh yang ia tulis pada 2019 berjudul Aku Mencarimu, yang dua baitnya saya kutip berikut ini:
‘Dalam kelam malam
Dalam gelap yang segelap-gelapnya
Mataku hanya hitam
Tampak hanya sekam
Jiwaku menyelam tenggelam
Dalam sunyi dini hari
Aku coba gapai tanganku
Ketika saatnya aku menemumu
Akan kupinjam padamu
Selongsong cahaya
Untuk menerangi seantero jagat raya’
Terima kasih Wiguna Mahayasa. Kamu sangat hebat. Saya cemburu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.
ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.
MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka?
PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.
SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).
Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.
TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved