Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Muruah Sonhaji

10/12/2024 05:00
Muruah Sonhaji
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

IBARAT peribahasa 'padi semakin berisi semakin merunduk', manusia sejatinya seperti itu. Semakin tinggi ilmunya, semakin luas pengetahuan dan wawasannya, semakin dewasa dan bijak pula dalam bertutur kata dan bersikap.

Dengan ketinggian ilmu, seseorang seharusnya mampu menakar mana yang baik dan buruk. Dia juga semakin mengetahui keterbatasan dirinya karena 'di atas langit ada langit'.

Bagi seorang pendakwah, tak hanya ketinggian ilmu yang diharapkan, ketinggian adab jauh lebih diutamakan. Pasalnya, adab berada di atas ilmu (al-adab fauqal 'ilmi).

Kasus Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah yang 'mencandakan' seorang pria bernama Sonhaji yang sedang berjualan es teh saat acara Magelang Berselawat pada 20 November lalu menyentak publik.

Bukan kali ini saja pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta, itu menuai kontroversi dengan dalih bercanda, seperti menoyor kepala istrinya dan menghina seniman Yati Pesek.

Publik murka dengan sikap Miftah. Hingga Jumat (6/12) pukul 10.34 WIB sebanyak 254.747 orang telah menandatangani petisi yang mendesak Presiden Prabowo Subianto mencopot Miftah dari posisi utusan khusus presiden bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan.

Bahkan, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ikut menyoroti kasus Miftah. Menurut Anwar, perilaku pendakwah nyentrik yang bernama asli Taim itu merupakan bentuk kesombongan.

Alhasil, pria kelahiran Lampung, 5 Agustus 1981 itu tak kuasa menahan gelombang desakan mundur. Akhirnya dia menyatakan mengundurkan diri dari jabatan utusan khusus Presiden Prabowo Subianto.

Sonhaji sebagai penjual es teh ialah bagian dari jutaan pekerja sektor informal di Tanah Air. Pekerja informal merupakan bagian dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sektor informal adalah lingkungan usaha tidak resmi; lapangan pekerjaan yang diciptakan dan diusahakan sendiri oleh pencari kerja (seperti wiraswasta).

Data Badan Pusat Statistik per Agustus 2024 menunjukkan jumlah pekerja sektor informal sebanyak 57,95% dari total pekerja di Indonesia sebanyak 144,64 juta orang. Jumlah pekerja sektor informal melesat melampaui jumlah pekerja formal di era Presiden Joko Widodo lalu.

Sebagai anak bangsa yang mencari sesuap nasi, pekerja informal patut dihargai. Mereka telah berkontribusi menggerakkan dan menyelamatkan ekonomi Indonesia dari krisis moneter pada 1997 dan pandemi covid-19 pada 2020-2022.

Sonhaji dan pekerja sektor informal lainnya harus dilindungi negara. Tak hanya dilindungi, mereka perlu diberi ruang berusaha, permodalan, pendampingan, dan sebagainya.

Pasal 28A UUD 1945 menyebutkan 'Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya'. Demikian pula pada Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, 'Setiap warga negara, sesuai dengan bakat, kecakapan dan kemampuan, berhak atas pekerjaan yang layak'.

Melonjaknya pekerja di sektor informal diperkirakan terus berlanjut seiring dengan geopolitik yang terus memanas, perubahan iklim, dan fenomena padat teknologi yang menggantikan sumber daya manusia. Akhirnya, ledakan pemutusan hubungan kerja (PHK) tak terelakkan lagi.

Negara berkewajiban meningkatkan kehidupan UMKM. Keberadaan Kementerian UMKM tidak sekadar politik balas budi, tetapi bagian upaya sungguh-sungguh menciptakan UMKM agar naik kelas.

Kontribusi UMKM sangat signifikan bagi negeri ini. Sumbangan kelompok usaha itu terhadap produk domestik bruto nasional per Juli 2024 mencapai 60,51% dan menyerap hampir 97% dari total tenaga kerja di Indonesia.

Pasal 5 ayat (a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM menyebutkan tujuan pemberdayaan UMKM ialah mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan.

Presiden Prabowo dalam berbagai kesempatan menegaskan kecintaannya kepada rakyat kecil. Sikap mantan Danjen Kopassus itu harus diikuti segenap unsur di pemerintahannya. Komitmen tegak lurus kepada Prabowo yang pro wong cilik mesti diwujudkan para pembantunya dalam perilaku, tutur kata, dan kebijakan publik.

Tak hanya Miftah yang minta maaf, beberapa ulama yang hadir di panggung bersamanya, bahkan ada yang tertawa terpingkal-pingkal, seharusnya minta maaf kepada Sonhaji. Tingkah mereka telah meranca kemanusiaan dan menodai keulamaan.

Masih banyak kelucuan yang bisa diciptakan di atas panggung dakwah tanpa mengolok-olok orang lain atau ujaran sarkastis. Saling tenggang rasa, hormat, toleransi, dan menjaga muruah ialah keadaban yang diajarkan orangtua dan guru.

Humor memang bagian dari strategi komunikasi publik untuk melepaskan hormon endorfin sehingga khalayak mudah menerima pesan dengan senang hati.

Walakin, pesan Peter Drucker, pakar manajemen, selayaknya dicamkan. "Hal terpenting dalam komunikasi ialah mendengarkan apa yang tidak dikatakan," ujarnya. Tabik!



Berita Lainnya
  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.