Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
SAYA penggemar humor. Saya pernah membaca sejumlah buku humor, seperti Mati Ketawa ala Rusia, juga buku Mati Ketawa ala Madura. Saya juga kerap mendengar rekaman kaset komedi, dari Srimulat, Warkop Prambors dan Warkop DKI, Surya Group, Kwartet S, Kartolo Cs, juga Djunaidi Cs.
Saya juga kerap mendengar ceramah dari para dai yang dalam ceramah mereka juga dibumbui humor. Ada ceramah KH Zainuddin MZ, KH Kosim Nurseha, KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha), Gus Muwafiq, KH Mustofa Bisri, KH Yasin Yusuf, KH Ma'ruf Islamudin, KH AR Fahruddin, juga Mendikdasmen Abdul Mu'ti. Sesekali saya mendengar ceramah dari Ustaz Abdul Somad.
Semua humor dan ceramah yang saya baca dan dengar itu segar menyegarkan. Tidak ada yang meremehkan atau merendahkan orang lain. Tanpa harus mengolok-olok orang lain pun, humor-humor atau ceramah berbumbu humor itu sukses membuat saya terpingkal-pingkal. Padahal, sebagian isinya malah banyak bercerita atau menertawakan diri sendiri.
Saya lalu teringat filosofi humor menurut Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Mantan Ketua Umum PBNU itu pernah mengatakan bahwa humor tertinggi dan paling cerdas ialah menertawakan diri sendiri. Sementara itu, humor terburuk ialah menertawakan orang lemah.
Maka itu, saya jadi mafhum mengapa candaan Gus Dur amat cerdas, berkelas, dan nagih alih-alih menyakitkan. Rupanya Gus Dur berpegang pada filosofi humor yang mencerdaskan itu. Bukan candaan yang merendahkan dan menghinakan.
Humor Gus Dur pun disebut cukup dikenal luas di Jerman. Menariknya, humor menjadi salah satu jembatan yang membuat orang-orang Jerman mengenal Gus Dur. Pada banyak buku, dalam jejak digital media sosial, juga saat memberikan ceramah di berbagai tempat, selera humor Gus Dur tetap terjaga.
Seorang profesor ahli literatur dan bahasa Asia Tenggara di Jerman, Arndt Graf, sampai tertarik membukukan humor-humor Gus Dur dalam karyanya bertajuk Lachen Mit Gus Dur, Islamischer Humor Aus Indonesien. Dalam bahasa Indonesia, judul buku yang pertama kali diterbitkan pada 2005 itu kira-kira berarti Tertawa Bersama Gus Dur, Humornya Kyai Indonesia.
Buku itu cukup menjadi satu bahan referensi bagi beberapa orang Jerman untuk melihat Indonesia. Jadi, boleh dikata humor Gus Dur menjadi salah satu jendela pemahaman tentang Indonesia bagi sebagian warga Jerman.
Begitulah, humor ternyata menentukan kecerdasan sesorang. Bahkan pernah ada sebuah penelitian di Austria yang menemukan bahwa orang-orang yang lucu, terutama mereka yang menyukai humor gelap atau lelucon yang agak sarkas dan pedas, biasanya memiliki IQ yang lebih tinggi daripada yang tak punya selera humor. Namun, tentu saja humor yang segar, tidak cabul, tidak merendahkan orang lain.
Lalu, bagaimana bila sebaliknya? Berlindung di balik humor atau bercanda, tapi mengeluarkan kata-kata tidak pantas, bahkan merendahkan orang lain. Itu bukan humor namanya. Itu penghinaan. Itu tidak mengikuti filosofi humor ala Gus Dur.
Itu bahkan perangai buruk yang mesti dihindari. Di kalangan pesantren, (mestinya) bisa membedakan mana candaan dan mana hinaan. Mereka berpedoman pada petuah: aslamatul insaan fii hifdhzil lisaan (keselamatan sesorang ditentukan oleh lisannya atau perkataannya).
Saya memahami banyak yang marah saat Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) mengaku sedang bercanda saat mengolok-olok Sunhaji, pedagang es teh di pengajian, dengan kata-kata kasar dan menyudutkan.
Saya membaca pernyataan kegeraman dari beragam tokoh, salah satunya Alissa Wahid, putri Gus Dur, atas tindakan Gus Miftah itu. Mbak Lisa, begitu putri Gus Dur itu disapa, tentu sudah sangat sering mendengar humor dari bapaknya. Maka itu, ia tahu membedakan mana humor mana olok-olok yang menghina.
Rupanya Gus Miftah mesti belajar banyak dari para santri, ulama, para dai yang punya selera humor tinggi. Gus Miftah mesti mengenali filosofi humor Gus Dur. Ia mesti menyelami kedalaman ilmu humor cerdas para santri dan guru-guru serta dai yang sukses menyampaikan dakwah segar tanpa harus merendahkan orang lain.
Setelah mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden, tentu Gus Miftah punya waktu untuk menarik garis sebentar, mengevaluasi perangainya selama ini, mengenali humor-humor sufi, atau humor yang lain. Atau, merenungi ungkapan klasik orang Betawi: punya mata jangan selihat-lihatnya; punya kuping jangan sedengar-dengarnya; punya mulut jangan seomong-omongnya.
Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved