Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Abdul Mu’ti dan Model Ful-Ful

27/11/2024 05:00
Abdul Mu’ti dan Model Ful-Ful
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SAYA perlu menuliskan lagi tema soal pendekatan pembelajaran ful-ful ini karena ada koreksi dari sang pelontar ide: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti.

Pada Minggu (24/11), pukul 05.51 WIB (sehari setelah tulisan saya yang berjudul Yang Ful-Ful dari Abdul Mu'ti tayang di Media Indonesia), Abdul Mu'ti mengirim pesan Whatsapp ke saya: 'Terima kasih sudah menulis, Mas'.

Saya tentu senang membaca pesan pertama itu. Namun, saya lalu tergopoh-gopoh karena membaca pesan berikutnya yang mengoreksi beberapa bagian dari yang saya tulis. Kelihatannya koreksi minor, tapi menurut saya, substansial sehingga penting kiranya untuk saya tuliskan lagi.

Pak Mu'ti menulis koreksinya: 'Ada dua koreksi: pertama, pendekatan Deep Learning, bukan Deep Learning ful-ful. Kedua, Deep Learning bukan rekayasa AI, tapi pembelajaran yang mendalam. AI mengadopsi Deep Learning, bukan sebaliknya'.

Karena itu, setelah koreksi itu, saya perlu menuangkannya dalam tulisan ini. Saya tetap merasa bahwa soal metode deep learning dalam dunia pendidikan yang dilontarkan Mendikdasmen Abdul Mu'ti merupakan satu pernyataan paling menarik dari menteri-menteri yang dilantik Presiden Prabowo Subianto di Kabinet Merah Putih. Bagi sebagian orang bahkan dinilai sebagai pernyataan mengejutkan.

Saat menjawab kritik lama soal 'ganti menteri ganti kebijakan', Abdul Mu'ti menyebut ganti kebijakan itu hal yang amat lumrah. "Bahkan harus. Buat apa ganti menteri kalau kebijakannya sama? Mending pertahankan saja menterinya itu. Termasuk soal kurikulum. Tentu yang tidak sempurna kita perbaiki. Kalau perlu, diganti bila memang dinilai tidak pas. Jadi, tidak usah takut dengan istilah ganti menteri ganti kebijakan," kata Abdul Mu'ti dalam kesempatan petemuan dengan pimpinan media massa, beberapa waktu lalu.

Lalu, hebohlah di ruang publik soal penggantian Kurikulum Merdeka Belajar. Banyak orangtua merasa anak mereka menjadi korban kelinci percobaan ganti-ganti kurikulum. Model satu masih meraba-raba, eh, tahu-tahu diganti. "Capek deh," kata sebagian dari mereka.

Namun, Abdul Mu'ti punya keyakinan sebaliknya, bahwa pergantian yang akan dilakukan kementeriannya tidak akan menjebol atau mencabut ide-ide besar dari kurikulum sebelumnya. Model pendekatannya saja yang diperbarui. Strateginya juga bukan barang baru kemarin, melainkan sudah ada sebelumnya.

Ia lalu mengenalkan metode pembelajaran deep learning. Metode apa lagi itu? Deep learning sebenarnya termasuk sebuah metode yang sudah dikenal lama di dunia pendidikan. Bahkan, metode pembelajaran mendalam itu kemudian diadopsi di teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang meniru cara kerja otak manusia untuk memproses data, memungkinkan komputer mengenali pola kompleks dalam gambar, teks, suara, dan data lain.

Mendikdasmen menjelaskan deep learning merupakan penggabungan tiga elemen. Ketiganya terdiri dari mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning. Untuk memudahkannya agar gampang diingat, Abdul Mu'ti membahasakan bahwa metode deep learning dijalankan dengan pendekatan ful-ful. Kata ful-ful berasal dari imbuhan terakhir istilah mindful, meaningful, dan joyful itu.

Elemen tersebut dirancang dalam rangka menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya berfokus pada pengetahuan, tapi juga memberikan pengalaman. Melalui konsep mindful learning, seorang guru bakal memperhatikan keunikan setiap siswa, termasuk potensi dan kebutuhan individual mereka.

Misalnya, dalam pelajaran tentang panas (kalor). Siswa diajak bereksperimen di laboratorium. Mereka dapat memahami proses dan manfaat panas dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga saat mempelajari energi dan seterusnya. Mereka dirangsang untuk berpikir dan mengasah daya nalar kritis. Gurunya pun dirangsang melakukan hal serupa.

Elemen selanjutnya ialah meaningful learning. Dengan pendekatan itu, siswa didorong untuk memahami alasan dan manfaat setiap materi pelajaran dalam kehidupan nyata. Jadi, mereka dirangsang untuk menemukenali makna di balik pelajaran yang mereka dapatkan.

Proses pembelajaran model itu juga membuat siswa menyadari bahwa ilmu yang dipelajari memiliki makna dan relevansi dalam kehidupan nyata. Contohnya hubungan antara matematika dan transaksi keuangan. Bagaimana menambah, membagi, mengurangi, persentase, menentukan keuntungan, dan seterusnya. Ada usaha siswa dan guru untuk menemukan makna di balik mata pelajaran yang diajarkan.

Terakhir, joyful learning. Dengan metode itu, suasana belajar tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menggugah pemikiran mendalam siswa terhadap materi yang dipelajari. Joyful berbeda dengan fun yang lebih menekankan aspek kesenangan, kemeriahan, atau kelucuan, tapi maknanya masih di kulit, bahkan mungkin dangkal. Contoh pendekatan belajar yang menyenangkan itu ialah menggunakan gim atau kuis.

Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa deep learning bukan kurikulum, melainkan metode pembelajaran untuk meningkatkan kapasitas dan pemahaman siswa melalui pengalaman. Ia menekankan itu karena begitu sebuah konsep atau metode diberi tekanan tertentu, umumnya mereka yang menjalankan metode itu menganggapnya sebagai beban. Akibatnya, bukan pembelajaran mendalam yang terjadi, melainkan jangan-jangan justru cuma kulit dan simbol.

Kita mengingatkan, apa pun metodenya, materi pembelajaran tidak boleh membebani siswa dan guru. Selama ini, siswa dan guru kerap dibebani ini itu. Walhasil, semua baik metode maupun kurikulum tak pernah tuntas menjadi alat mempercepat proses perbaikan mutu pendidikan.

Kalau selalu begitu, ganti kebijakan berkali-kali pun tiada arti. Jangankan berarti selamanya, meminjam sajak klasik Chairil Anwar, sekali berarti pun tidak. Pak Abdul Mu'ti, juga guru, peserta didik, dan orangtua, tentu tidak menginginkan seperti itu.



Berita Lainnya
  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.