Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Spekulasi Zonasi

26/11/2024 05:00
Spekulasi Zonasi
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DALAM suatu organisasi komunikasi sering kali dianggap remeh. Komunikasi berjalan secara timpang. Tidak dua arah untuk bertukar pesan, saling memahami, dan saling memberikan umpan balik.

Padahal, komunikasi yang baik bisa mengonsolidasi sebuah organisasi sehingga akhirnya mengegolkan sebuah tujuan. Komunikasi yang baik bisa menciptakan komunikasi yang efektif.

Efektivitas komunikasi, kata Jalaludin Rakhmat dalam bukunya, Psikologi Komunikasi (2008:13), ditandai rasa senang, memengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

Walakin, perkara komunikasi dalam Kabinet Indonesia Maju yang dilantik pada 20 Oktober lalu itu masih menjadi persoalan. Sejumlah anggota kabinet terkesan jalan sendiri-sendiri bak sebuah orkestra tanpa dirigen.

Demikian pula pemimpinnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, lebih senang mengambil langkah populis, merebut wacana publik, ketimbang membahasnya terlebih dahulu secara internal dalam rapat kabinet.

Putra sulung mantan Presiden Joko Widodo itu mengaku sudah meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti untuk menghapus sistem zonasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB).

“Makanya kemarin pada waktu rakor dengan para kepala dinas pendidikan itu saya sampaikan secara tegas ke Pak Menteri Pendidikan ‘Pak, ini zonasi harus dihilangkan’,” kata Gibran dalam sambutan Tanwir I Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah di Jakarta, Kamis (21/11).

Seharusnya Gibran tidak sekadar memberikan perintah menghapus sistem zonasi tanpa mengungkapkan alasan penghapusan sistem PPDB tersebut.

Sebagai bangsa yang ingin mencapai Indonesia maju pada 2045 pemerintah jangan mengambil kesimpulan yang tergesa-gesa (jumping to conclusions) terhadap sebuah masalah tanpa didukung bukti atau data yang memadai sehingga akar masalahnya tidak terungkap.

Dalam kasus zonasi, alangkah elok apabila Gibran mendiskusikan terlebih dahulu dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang mengoordinasi delapan kementerian, di antaranya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pasalnya, sejauh ini sang menko, Pratikno, belum terdengar menyampaikan informasi bahwa pihaknya tengah membahas sistem zonasi.

Sebuah kebijakan publik tentu ada plus dan minusnya. Demikian pula tidak semua pihak merasa senang dengan kebijakan pemerintah.

Namun, dengan kebijakan yang rasional, diterima akal sehat, berkeadilan, melalui kajian dan diskusi publik, rakyat bisa memahami dan memaklumi sebuah kebijakan.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Formulasi, Implementasi, Evaluasi Kinerja, dan Revisi Kebijakan Publik di Lingkungan Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah memberikan rambu-rambu kebijakan publik.

Menurut peraturan itu, ada enam prinsip kebijakan publik, yakni benar dalam proses, benar secara isi, benar secara politik-etik, benar secara hukum, benar secara manajemen, dan benar secara bahasa.

Kebijakan publik ialah jawaban atas suatu masalah (A policy is an answer to the problem), kata Phillip Mooper et al (1998). Kebijakan itu jangan diputuskan secara SKS (sistem kebut semalam) dengan menegasikan meaningful participation (partisipasi yang bermakna).

Dalam Putusan MK No 91/PUU-XVIII/2020 disebutkan tiga syarat partisipasi masyarakat yang bermakna. Pertama, terpenuhinya hak untuk pendapatnya didengarkan (right to be heard). Kedua, hak untuk pendapatnya dipertimbangkan (right to be considered). Ketiga, hak untuk mendapatkan penjelasan atau jawaban atas pendapat yang diberikan (right to be explained).

Untungnya Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti masih menjaga kewarasan, tidak ABS (asal bapak senang) menerima instruksi dari Wapres Gibran.

Ia menegaskan pihaknya masih mengkaji sistem zonasi dengan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan. “Kami sudah tiga kali melakukan pengkajian mengenai zonasi,” kata Mu’ti pada peringatan Hari Guru Nasional 2025 di Jakarta, Senin (25/11).

Di tengah kondisi pendidikan yang belum merata antara kota dan desa, sistem zonasi memang menimbulkan masalah, seperti maraknya pemalsuan KTP dan kartu keluarga. Namun, tujuan sistem itu untuk keadilan masyarakat demi menghilangkan favoritisme sebuah sekolah patut diapresiasi.

Intinya, kebijakan pemerintah jangan tergesa-gesa seperti dikejar setan. Kebijakan yang matang dengan komunikasi publik yang mumpuni akan membantu memecahkan masalah sehingga mengurangi beban hidup masyarakat.

Singkat kata, semua kebijakan, kata filsuf Aristoteles (384-322 SM), dapat diukur dengan keadilan. Tabik!

 



Berita Lainnya
  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik