Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Menjual Banjir

14/11/2024 05:00
Menjual Banjir
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

JAKARTA hampir tak pernah terhindar dari banjir. Dari tahun ke tahun, dari gubernur ke gubernur, banjir selalu datang ketika musim hujan sedang puncak-puncaknya. Baik itu banjir yang berasal dari meluapnya sungai yang mengalir di wilayah Jakarta, banjir akibat kenaikan muka air laut atau rob, maupun banjir yang disebabkan oleh mampatnya saluran-saluran drainase di sepanjang kota.

Yang terakhir itu sebetulnya lebih pas disebut genangan atau kumpulan air di satu lokasi terbatas. Namun, karena biasanya ketinggian air genangan di Jakarta bisa mencapai setengah meter bahkan lebih, juga berlangsung dalam waktu yang lama, orang pun kerap menyamakannya dengan banjir. Singkatnya, banjir yang selalu menggenangi Jakarta bersumber dari tiga titik, yaitu sungai, laut, dan drainase.

Dari dulu sebetulnya penyebabnya sama, itu-itu saja. Akan tetapi, entahlah, banjir di Ibu Kota terus saja berulang. Strateginya bermacam-macam, tapi tampaknya sekadar berhenti sebagai konsep di atas kertas, eksekusinya seret. Penanganan tak pernah tuntas, selalu kedodoran. Selalu heboh dan tergopoh-gopoh saat banjir sudah tiba, tetapi kemudian lupa melakukan pencegahan ketika banjir tak sedang menghampiri.

Namun, kiranya ketidaktuntasan penanganan itu malah membuat banjir menjadi seksi di ruang politik. Seksi dijadikan komoditas jualan kontestasi politik lima tahunan. Bersama problem klasik lainnya, seperti kemacetan dan polusi udara, penanganan banjir tak pernah absen menjadi isu dalam Pilkada Jakarta, termasuk pilkada tahun ini. Menjual jurus penanganan banjir untuk menggaet sebanyak mungkin suara publik.

Dalam visi-misi, dalam materi kampanye, dalam debat antarkandidat, topik soal bagaimana mengenyahkan banjir dari Jakarta selalu dikemukakan. Adu gagasan, adu program tentang penanganan banjir, begitu riuh. Seperti pada pilkada sebelum-sebelumnya, program mengatasi banjir menjadi jualan para kandidat.

Mari kita ambil contoh satu program perihal antisipasi banjir dari tiga pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur yang kini tengah sibuk berkampanye. Paslon nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono, mengeklaim akan merealisasikan program normalisasi dan naturalisasi sungai, pembangunan danau retensi, serta proyek tanggul laut (giant sea wall) untuk melindungi kawasan pesisir Jakarta.

Mereka mengakui tak ada inovasi baru dalam program yang mereka tawarkan. Alasannya, program dan wacana yang ada pada pemimpin sebelumnya dianggap sudah baik. "Tinggal bagaimana keberanian mengeksekusi dan mengambil risiko dari kebijakan yang diambil," ujar Ridwan pada kampanyenya di Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, program paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana, cukup progresif. Mereka yakin punya jurus ampuh mengatasi banjir di Jakarta jika nantinya memenangi Pilgub Jakarta 2024. Dharma menyebut akan melakukan modifikasi cuaca, salah satunya dengan membelah awan untuk mengurangi curah hujan ketika musim hujan.

"Kami sudah punya teknologinya bagaimana cara membelah awan atau menggeser awan supaya awan jangan sampai menjadi beban memperbanyak debit air," tukas Dharma di depan masyarakat Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa (12/11).

Paslon nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, tak kalah gertak. Selain akan meneruskan program normalisasi sungai, Pramono mengaku punya strategi matang untuk mencegah terjadinya banjir rob, yaitu dengan menanam magrove atau tanaman bakau di pantai-pantai Jakarta.

“Kalau saya (menang), dalam jangka panjang kami akan usulkan kepada pemerintah pusat tidak lagi (membangun) giant sea wall, tapi giant mangrove wall,” ucapnya, Selasa (12/11) lalu. Ia mengeklaim strategi menanam magrove itu sudah diuji coba saat KTT G-20 di Bali, tahun lalu.

Barangkali benar yang dikatakan Ridwan Kamil, sesungguhnya yang penting bukan program atau strateginya, melainkan kesungguhan dan keberanian untuk merealisasikan rencana-rencana itu. Kalau kita ibaratkan toko, sah-sah saja mereka menjual dan memajang sebanyak mungkin produk di etalase, yang penting ketika produk berupa program itu 'dibeli', ia harus bisa dieksekusi.

Bukan kebetulan, Pilkada 2024 dilaksanakan ketika musim hujan sedang menuju puncak. Menurut BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada November hingga Desember 2024 di wilayah Indonesia bagian barat dan Januari hingga Februari 2025 untuk wilayah Indonesia timur.

Untuk Jakarta, kalau merujuk pada siklus banjir besar yang berlangsung lima tahunan, boleh jadi Jakarta akan kembali mengalami banjir dalam skala besar pada Januari-Februari 2025 atau di sekitar waktu pelantikan gubernur baru hasil pilkada. Sebagai informasi, wilayah Jakarta terendam banjir hebat terakhir pada Januari 2020.

Artinya, alam akan langsung menguji kemujaraban 'jurus antibanjir' pemimpin baru Jakarta nanti. Apakah jualan mereka mampu menghasilkan realitas penanganan banjir yang betul-betul efektif dan komprehensif? Atau ternyata cuma cuap-cuap pemanis kampanye tanpa kehendak untuk mengeksekusinya karena mau disimpan sebagai materi jualan lagi pada lima tahun mendatang?

 



Berita Lainnya
  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.

  • Basa-basi Meritokrasi

    27/5/2025 05:00

    HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.

  • Perseteruan Profesor-Menkes

    26/5/2025 05:00

    ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”

  • Koperasi dan Barca

    24/5/2025 05:00

    KOPERASI itu gerakan. Ibarat klub sepak bola, gerakan koperasi itu mirip klub Barcelona. Klub dari Catalan, Spanyol, itu dari rakyat dan milik rakyat.