Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Menjual Banjir

14/11/2024 05:00
Menjual Banjir
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

JAKARTA hampir tak pernah terhindar dari banjir. Dari tahun ke tahun, dari gubernur ke gubernur, banjir selalu datang ketika musim hujan sedang puncak-puncaknya. Baik itu banjir yang berasal dari meluapnya sungai yang mengalir di wilayah Jakarta, banjir akibat kenaikan muka air laut atau rob, maupun banjir yang disebabkan oleh mampatnya saluran-saluran drainase di sepanjang kota.

Yang terakhir itu sebetulnya lebih pas disebut genangan atau kumpulan air di satu lokasi terbatas. Namun, karena biasanya ketinggian air genangan di Jakarta bisa mencapai setengah meter bahkan lebih, juga berlangsung dalam waktu yang lama, orang pun kerap menyamakannya dengan banjir. Singkatnya, banjir yang selalu menggenangi Jakarta bersumber dari tiga titik, yaitu sungai, laut, dan drainase.

Dari dulu sebetulnya penyebabnya sama, itu-itu saja. Akan tetapi, entahlah, banjir di Ibu Kota terus saja berulang. Strateginya bermacam-macam, tapi tampaknya sekadar berhenti sebagai konsep di atas kertas, eksekusinya seret. Penanganan tak pernah tuntas, selalu kedodoran. Selalu heboh dan tergopoh-gopoh saat banjir sudah tiba, tetapi kemudian lupa melakukan pencegahan ketika banjir tak sedang menghampiri.

Namun, kiranya ketidaktuntasan penanganan itu malah membuat banjir menjadi seksi di ruang politik. Seksi dijadikan komoditas jualan kontestasi politik lima tahunan. Bersama problem klasik lainnya, seperti kemacetan dan polusi udara, penanganan banjir tak pernah absen menjadi isu dalam Pilkada Jakarta, termasuk pilkada tahun ini. Menjual jurus penanganan banjir untuk menggaet sebanyak mungkin suara publik.

Dalam visi-misi, dalam materi kampanye, dalam debat antarkandidat, topik soal bagaimana mengenyahkan banjir dari Jakarta selalu dikemukakan. Adu gagasan, adu program tentang penanganan banjir, begitu riuh. Seperti pada pilkada sebelum-sebelumnya, program mengatasi banjir menjadi jualan para kandidat.

Mari kita ambil contoh satu program perihal antisipasi banjir dari tiga pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur yang kini tengah sibuk berkampanye. Paslon nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono, mengeklaim akan merealisasikan program normalisasi dan naturalisasi sungai, pembangunan danau retensi, serta proyek tanggul laut (giant sea wall) untuk melindungi kawasan pesisir Jakarta.

Mereka mengakui tak ada inovasi baru dalam program yang mereka tawarkan. Alasannya, program dan wacana yang ada pada pemimpin sebelumnya dianggap sudah baik. "Tinggal bagaimana keberanian mengeksekusi dan mengambil risiko dari kebijakan yang diambil," ujar Ridwan pada kampanyenya di Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, program paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana, cukup progresif. Mereka yakin punya jurus ampuh mengatasi banjir di Jakarta jika nantinya memenangi Pilgub Jakarta 2024. Dharma menyebut akan melakukan modifikasi cuaca, salah satunya dengan membelah awan untuk mengurangi curah hujan ketika musim hujan.

"Kami sudah punya teknologinya bagaimana cara membelah awan atau menggeser awan supaya awan jangan sampai menjadi beban memperbanyak debit air," tukas Dharma di depan masyarakat Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa (12/11).

Paslon nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, tak kalah gertak. Selain akan meneruskan program normalisasi sungai, Pramono mengaku punya strategi matang untuk mencegah terjadinya banjir rob, yaitu dengan menanam magrove atau tanaman bakau di pantai-pantai Jakarta.

“Kalau saya (menang), dalam jangka panjang kami akan usulkan kepada pemerintah pusat tidak lagi (membangun) giant sea wall, tapi giant mangrove wall,” ucapnya, Selasa (12/11) lalu. Ia mengeklaim strategi menanam magrove itu sudah diuji coba saat KTT G-20 di Bali, tahun lalu.

Barangkali benar yang dikatakan Ridwan Kamil, sesungguhnya yang penting bukan program atau strateginya, melainkan kesungguhan dan keberanian untuk merealisasikan rencana-rencana itu. Kalau kita ibaratkan toko, sah-sah saja mereka menjual dan memajang sebanyak mungkin produk di etalase, yang penting ketika produk berupa program itu 'dibeli', ia harus bisa dieksekusi.

Bukan kebetulan, Pilkada 2024 dilaksanakan ketika musim hujan sedang menuju puncak. Menurut BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada November hingga Desember 2024 di wilayah Indonesia bagian barat dan Januari hingga Februari 2025 untuk wilayah Indonesia timur.

Untuk Jakarta, kalau merujuk pada siklus banjir besar yang berlangsung lima tahunan, boleh jadi Jakarta akan kembali mengalami banjir dalam skala besar pada Januari-Februari 2025 atau di sekitar waktu pelantikan gubernur baru hasil pilkada. Sebagai informasi, wilayah Jakarta terendam banjir hebat terakhir pada Januari 2020.

Artinya, alam akan langsung menguji kemujaraban 'jurus antibanjir' pemimpin baru Jakarta nanti. Apakah jualan mereka mampu menghasilkan realitas penanganan banjir yang betul-betul efektif dan komprehensif? Atau ternyata cuma cuap-cuap pemanis kampanye tanpa kehendak untuk mengeksekusinya karena mau disimpan sebagai materi jualan lagi pada lima tahun mendatang?

 



Berita Lainnya
  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.