Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Mandi Susu

13/11/2024 05:00
Mandi Susu
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

'PEREKONOMIAN disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan'.

Begitulah bunyi Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Pasal itu mengandung makna bahwa sistem perekonomian Indonesia harus dibangun atas dasar kerja sama dan kebersamaan, bukan semata-mata untuk keuntungan individu atau kelompok tertentu. Secara praksis bentuk perekonomian seperti itu diterjemahkan menjadi koperasi.

Lantas, apa hubungan ayat dalam konstitusi negara tersebut dengan judul Mandi Susu di artikel ini? Memang tidak berhubungan secara langsung, tapi ada konektivitas secara tidak langsung. Para peternak sapi perah yang mandi susu di dua tempat, pekan lalu, ialah anggota koperasi yang dasar geraknya dijamin konstitusi.

Karena diatur dalam UUD, mestinya negara ikut bertanggung jawab atas nasib para penghasil susu segar itu. Mereka terpaksa mandi susu dan membuang susu segar hasil perahan sapi mereka untuk memprotes keberpihakan nihil negara atas nasib mereka.

Di Boyolali, Jawa Tengah, para peternak susu sapi menggelar demo dengan aksi simbolis mandi susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, akhir pekan lalu. Mereka juga membuang 50 ribu liter susu sapi ke sungai, selain membagi sekitar 1.000 liter susu segar ke masyarakat sekitar secara gratis.

Para peternak menyirami badan mereka dengan susu yang sudah dimasukkan ke milk can atau wadah untuk menampung atau mengangkut cairan tersebut. Para peternak susu itu memprotes pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau industri pengolahan susu (IPS).

Peternak yang terdampak oleh pembatasan kuota itu juga menggelar aksi dengan membuang 50 ribu liter atau 50 ton susu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong, Boyolali. "Kami mewakili peternak yang jumlahnya puluhan ribu di wilayah Boyolali yang saat ini sedang menjerit karena kondisi perindustrian susu di Indonesia yang membatasi jumlah kuota masuk produk lokal kita," kata Sriyono, koordinator aksi.

Pembatasan kuota susu membuat susu para peternak di wilayah Boyolali tidak terserap pabrik sehingga banyak susu yang terbuang. Ribuan liter susu akhirnya hanya menumpuk di usaha dagang (UD) atau koperasi. Di Boyolali ada sisa kuota 30 ton per hari akibat pembatasan tersebut.

Aksi mandi susu dan membuang susu juga dilakukan para peternak di Pasuruan, Jawa Timur. Susu yang mereka buang malah lebih banyak lagi, yakni 70 ribu liter. Perkara yang mereka hadapi sama, yakni pembatasan kuota oleh IPS.

Banyak yang menduga pembatasan kuota susu oleh IPS terjadi karena adanya kuota impor susu dari luar negeri. Selama ini, produksi susu lokal untuk kebutuhan dalam negeri baru sekitar 20%. Sisanya, sekitar 80% kebutuhan susu dalam negeri, berasal dari impor. Harusnya, dengan kebutuhan dan ketersediaan yang jomplang seperti itu, tak perlu ada pembatasan kuota untuk susu produksi lokal.

Sesepi apa pun kondisi perdagangan susu, produksi susu lokal mestinya bisa terserap semua. Dengan catatan, baik pemerintah maupun industri itu memang mementingkan produksi dari susu lokal yang bergotong royong di bawah naungan koperasi susu itu.

Ada yang menyayangkan mengapa susu itu dibuang-buang. Ada yang membawa dalil-dalil agama sembari 'menyemprot' mereka yang mandi susu dan membuang susu. "Itu mubazir, tidak punya rasa syukur dan tidak sesuai ajaran agama," kata seorang teman.

Ada lagi yang bilang, "Daripada susu dibuang-buang dan untuk mandi, lebih baik dibawa ke daerah Indonesia bagian timur yang anak-anaknya amat jarang mengonsumsi susu. Itu jauh lebih bermanfaat ketimbang dibuang ke sungai dan membikin pencemaran."

Namun, cobalah kita merasakan dari sisi peternak. Mereka sudah bekerja keras. Mereka memerah susu tetes demi tetes dengan harapan ada yang membeli susu perahan mereka. Begitu ada pembatasan, ribuan liter susu yang sudah telanjur diperas itu akan basi dan tak bisa dikonsumsi.

Para peternak dan koperasi tempat penampungan susu (namanya UD atau usaha dagang) tidak memiliki kemampuan untuk membeli alat penyimpan sehingga susu itu bisa tahan lebih lama. Karena itu, bila dibagikan secara gratis kepada masyarakat, boleh jadi itu justru membuat mereka yang mengonsumsi mules, sakit perut, atau bahkan keracunan susu basi.

Karena itu, jangan salahkan para peternak susu yang marah dan membuang susu itu. Janganlah para peternak yang sudah jatuh itu ditimpakan tangga kecaman dan stigma 'memubazirkan minuman', 'tidak punya rasa syukur', dan seterusnya. Bila memang perkaranya soal mutu susu lokal yang kalah ketimbang susu impor, cara paling benar ialah meng-upgrade pengetahuan dan teknologi sehingga mereka mampu menaikkan standar mutu susu produksi mereka.

Mereka butuh empati, butuh dukungan, dan perlu keberpihakan. Negara mesti berpihak kepada mereka. Rumus negara ini didirikan ialah guna melindungi segenap tumpah darah dan memajukan kesejahteraan umum. Jumlah peternak yang mencapai puluhan ribu, bahkan bisa mencapai jutaan termasuk yang bergantung periuk kehidupan pada para peternak, terlampau besar untuk disia-siakan.

Jangan biarkan mereka, para peternak itu, terus-terusan mandi susu yang bukan sebagai sarana luluran tubuh. Setop agar susu-susu itu mengalir ke industri-industri tanpa dibatasi sehingga tugas negara untuk memajukan kesejahteraan umum bisa ditunaikan.



Berita Lainnya
  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.