Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Tiga Ujian Pertama

31/10/2024 05:00
Tiga Ujian Pertama
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PERINTAH Presiden Prabowo Subianto kepada menteri-menteri dalam Kabinet Merah Putih agar segera tancap gas dan berlari kencang memang sudah sewajarnya. Persoalan bangsa ini sudah sedemikian menumpuk sehingga menuntut penyelesaian cepat dan nyata. Bukan sekadar penyelesaian di atas kertas alias omon-omon rencana tanpa aksi.

Di antara tumpukan masalah itu, yang akan lebih mendominasi tentu saja warisan persoalan dari pemerintahan terdahulu. Bagaimanapun, dalam setiap estafet kekuasaan, pasti diikuti juga dengan estafet persoalan. Tak cuma hal baik yang diwariskan, tapi juga banyak hal-hal buruk atau kekurangan yang dilungsurkan.

Artinya, walaupun itu masalah warisan, bukan berarti pemerintahan Prabowo boleh lepas tangan atau menjadikannya sebagai dalih untuk tidak membereskannya. Justru publik berharap pemerintahan yang baru, yang masih segar, yang baru saja mendapatkan pembekalan ala military way di Akademi Militer Magelang, dapat menerobos kebuntuan-kebuntuan masalah yang tak mampu ditembus pemerintah sebelumnya.

Entah itu sebuah kesialan atau berkah, instruksi tancap gas Presiden kepada para pembantunya langsung mendapatkan momentum di awal-awal kerja kabinet. Ada residu tiga permasalahan besar pada masa lalu yang muncul kembali di waktu hampir bersamaan, yang langsung akan menguji seberapa keren atau buruknya kerja pemerintahan baru ini. Tiga persoalan itu di tiga bidang yang berbeda.

Yang pertama, di bidang hukum. Jual-beli keadilan di lembaga peradilan kembali mencuat. Hal itu terungkap setelah Kejaksaan Agung menangkap tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, sebagai tersangka penerima suap dalam sidang kasus pembunuhan Dini Sera Afriyanti dengan terdakwa Gregorius Ronald Tannur. Ketiga hakim tersebut, pada Juli lalu, memvonis bebas Ronald.

Kebobrokan hukum dalam kasus tersebut tak berhenti sampai di situ. Hanya berselang sehari setelah menangkap hakim penerima suap, Kejagung menangkap Zarof Ricar, eks pejabat di Mahkamah Agung. Zarof diduga menjadi makelar kasus alias markus dalam kasasi Ronald Tannur.

Belakangan juga terkuak bahwa Zarof sudah menjalankan 'profesi' sebagai markus itu selama 10 tahun lebih. Artinya, transaksi perkara di lembaga peradilan itu memang terus berlangsung dan sudah dianggap hal yang lumrah. Mungkin hanya sebagian kecil yang kemudian terungkap. Selebihnya aman, tidak terdeteksi, tidak pula menjadi atensi.

Memang, persoalan itu ada di ranah yudikatif, kamar yang berbeda dengan eksekutif. Yang paling diharapkan untuk bersih-bersih pun ialah Mahkamah Agung. Akan tetapi, pemerintah tetap mesti mengambil itu sebagai alarm bahwa praktik korupsi yang tak mampu diberantas dengan maksimal nyatanya telah ikut menyumbang kerusakan pada semua sendi negara, termasuk sendi hukum.

Ujian kedua di bidang pendidikan. Kasus kriminalisasi guru yang untuk kesekian kalinya terjadi, yang kali ini menimpa guru honorer SD di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Supriyani, boleh dikatakan sebagai pekerjaan rumah terberat bagi tiga lembaga, yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Polri, dan Kejagung, untuk segera mengakhirinya.

Ketiga pihak tampaknya perlu mendiskusikan solusi yang tepat untuk mengupayakan pencegahan segala bentuk kekerasan di lingkungan sekolah, tapi tidak melupakan perlindungan terhadap profesi guru di sisi lain. Bila perlu, seperti yang diusulkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), sudah saatnya pemerintah mempertimbangkan membuat regulasi demi melindungi para guru.

Kemendikdasmen yang lingkup kerjanya sekarang lebih fokus mestinya juga punya waktu dan ruang lebih luas untuk memikirkan nasib guru, terutama guru honorer, yang tanpa dikriminalisasikan pun sudah terbebani dengan banyak persoalan. Ini, sekali lagi, momentum pemerintah untuk mengangkat martabat guru ke posisi yang selayaknya, seperti julukan yang selama ini mereka sandang: pahlawan tanpa tanda jasa.

Ujian ketiga di sektor ekonomi. Dipailitkannya perusahaan tekstil terbesar, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), sejatinya menggambarkan keruntuhan industri tekstil dan garmen yang gejala-gejalanya selama ini tak terlalu dipedulikan pemerintah sebelum ini. Itu artinya pemerintahan Prabowo tak boleh lagi bermain-main dalam upaya penguatan industri padat karya tersebut.

Mungkin itu yang dinamakan blessing in disguise. Sangat kebetulan, Sritex tumbang ketika pemerintahan Presiden Prabowo baru saja memulai kerja mereka. Ketika fakta pahit di sektor-sektor industri sudah langsung tersodorkan dengan gamblang di awal, semestinya langkah, strategi, dan kebijakan yang bakal diambil bisa lebih terstruktur dan terukur. Bukan hanya kebijakan yang reaksional berjangka pendek.

Kini, setidaknya dari tiga ujian pertama itu publik menunggu hasil konkretnya. Rakyat yang akan menilai hasilnya. Anggaplah ujian pertama itu sebagai garis start yang mungkin saja akan menentukan persepsi bakal secepat apa pemerintahan ini berlari hingga lima tahun mendatang.

Ibarat pertandingan nomor lari jarak pendek (sprint), kalau startnya mulus, tentu laju selanjutnya mencapai garis finis akan lebih mudah. Namun, bila di garis mula saja sudah ngaco, ya, jangan berharap bisa sampai finis dengan cepat.

 



Berita Lainnya
  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.