Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Meleleh Haniyeh

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
03/8/2024 05:00
Meleleh Haniyeh
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

RAFAEL Sebastian Guillen Vicente, atau yang dikenal sebagai Subcomandante Marcos, seorang pemberontak Meksiko yang selalu mendamba keadilan, pernah berkata: "Ada yang lebih tajam daripada sekadar sebutir peluru. Lebih mematikan ketimbang racun. Lebih cepat daripada sebutir peluru tajam. Lebih dari itu. Itulah kata."

Baginya, kata ialah senjata. Pernyataan Subcomandante Marcos itu pula kiranya yang terjadi saat seorang pejuang sekaligus petinggi Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh. Kata-kata hendak diberangus dan dimatikan dari mulut Kepala Biro Politik Hamas itu di sebuah wisma di Teheran, Iran, saat menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

Haniyeh merupakan Kepala Biro Politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Haniyeh merupakan sosok terkenal, terutama seusai dilantik menjadi perdana menteri Palestina pada 2006, menyusul kemenangan Hamas pada pemilu parlemen. Pria 62 tahun itu tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.

Kata-katanya seperti senjata yang memotivasi dan menggerakkan, bahkan melampaui peluru. Selama serangan Israel ke Palestina, keluarga Haniyeh juga menjadi sasaran serangan. Pada momen Idul Fitri lalu, serangan mematikan dari Israel turut membunuh tiga putra dan empat cucu Haniyeh.

Ia mendapati kabar menyedihkan itu saat sedang mengunjungi warga Palestina yang terluka dan dibawa ke ibu kota Qatar, Doha. Dalam momen menyedihkan itu, ia menyebut kejadian itu sebagai kemartiran anak-anak dan cucu-cucunya.

Lihat kata-katanya saat menahan perih mendengar kabar itu: “Darah anak-anakku tidak lebih berharga daripada darah anak-anak rakyat Palestina. Semua yang syahid di Palestina ialah anak-anakku."

Padahal, itu bukan pertama kalinya keluarga Haniyeh terbunuh. Anak laki-laki Haniyeh yang lainnya dilaporkan terbunuh pada Februari lalu. Sementara itu, saudara laki-laki dan keponakannya terbunuh pada Oktober 2023, serta diikuti seorang cucu pada November pada tahun yang sama. Total, sekitar 60 anggota keluarganya telah menjadi korban kebrutalan Israel.

Namun, kematian Haniyeh bukanlah kematian kata-kata penggugah di Palestina. Lihatlah bagaimana rakyat Palestina merespons kematian Haniyeh. Mereka bersedih, kehilangan, dan marah atas terbunuhnya Haniyeh.

“Orang ini bisa saja menandatangani perjanjian pertukaran tahanan dengan Israel. Mengapa mereka membunuhnya? Mereka membunuh perdamaian, bukan Ismail Haniyeh,” kata Saleh al-Shannar, yang mengungsi dari rumahnya di Gaza utara.

Para pemimpin dunia, kecuali Presiden Amerika Serikat Joe Biden, mengecam pembunuhan itu. Presiden Jokowi menyebut pembunuhan itu 'tidak bisa ditoleransi'. Iran juga menyatakan akan membalas kematian itu. Timur Tengah, juga dunia, terus dibuat porak-poranda oleh Israel.

Namun, kata-kata Haniyeh yang memotivasi dan menginspirasi tak pernah mati. Diplomasi kata-katanya memantik simpati Iran. Sebelum tewas dibunuh, Haniyeh sempat bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei dan Presiden Iran Pezeshkian di Teheran.

Dalam pertemuan itu, Haniyeh sebagai perwakilan Hamas menerima dukungan dari Pezeshkian. Ia mendukung Hamas ketika Jalur Gaza, Palestina, tengah porak-poranda seusai dibombardir Israel sejak Oktober 2023. “Kami yakin bahwa perlawanan rakyat Palestina dan para pejuangnya akan mengarah ke kemenangan dan pembebasan tanah Palestina,” ujar Pezeshkian kepada Haniyeh.

Haniyeh meninggalkan duka yang menganga. Namun, Palestina pasti tetap bergema, sebagaimana penggalan sajak karya Taufik Ismal berjudul Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu?:

'Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka, menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma, lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya, siapakah yang tak menjerit serasa anak-anak kami Indonesia jua yang dizalimi mereka?

Tapi saksikan tulang muda mereka yang patah akan bertaut dan mengulurkan rantai amat panjangnya, pembelit leher lawan mereka, penyeret tubuh si zalim ke neraka, An Naar.

Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan, Samir Al-Qassem, Harun Hashim Rashid, Jabra Ibrahim Jabra, Nizar Qabbani, dan seterusnya yang dibacakan di Pusat Kesenian Jakarta, jantung kami semua berdegup dua kali lebih gencar lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu, darah kami pun memancar ke atas lalu meneteskan guratan kaligrafi. 

‘Allahu Akbar!’ dan ‘Bebaskan Palestina!’. 



Berita Lainnya
  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik