Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Welcome Kamala Harris

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
23/7/2024 05:00
Welcome Kamala Harris
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

UNGKAPAN klasik yang mengatakan setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya patut direnungkan, dipertimbangkan, dan menjadi dasar pengambilan keputusan, terutama dalam bidang politik. 

Pasalnya, politik ialah bidang yang terkait dengan orang banyak. Tidak banyak politikus yang memilih jalan mundur meski banyak instrumen yang bisa bekerja untuk mengegolkan segala keinginan mereka. Kekuasaan adalah candu yang memabukkan. 

Dengan kekuasaan di tangan, apa pun bisa diraih meski kemampuan sebenarnya tidak dimilikinya sebagai syarat menjadi pemimpin. 

Syarat pertama pemimpin ialah sehat jasmani dan rohaninya. Berikutnya ialah kecerdasannya, intelektualitasnya, dan kematangan jiwanya dalam bersikap dan bertindak. Sejumlah persyaratan tersebut merupakan standar dalam berbagai ranah kepemimpinan, di mana pun dan kapan pun.

Walakin, syarat kepemimpinan dalam dunia politik berbeda dengan bidang lainnya. Selain persyaratan di atas, dunia politik membutuhkan kemampuan lobi, negosiasi, dan segudang material yang bisa memuluskan jalan menuju singgasana kekuasaan. 

Politik kekuasaan dianggap benar dan sah meski menempuh cara-cara yang kotor sepanjang hukum tidak bisa membuktikan praktik kotornya tersebut. 

Sementara itu, dunia hukum, seperti di Indonesia, berkelindan dengan politik. Mereka yang duduk dalam panggung Dewi Keadilan ialah karena pilihan-pilihan politisi, seperti Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Di sinilah proses negosiasi hingga ancaman acap kali terjadi yang membuat palu hakim letoi menegakkan kepastian hukum, keadilan, dan kemanfaatan putusannya bagi masyarakat.

Dinamika politik di Amerika Serikat kembali membuat geger dunia. Pertama, penembakan yang menimpa calon presiden AS Donald Trump saat berkampanye di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu (13/7). Sebuah peluru mengenai bagian telinga kanan Trump. Pelaku penembakan diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks, 20, dari Pennsylvania. Pelaku tewas ditembak Secret Service (pengawal presiden) di lokasi kejadian. 

Kedua, mundurnya Presiden Joe Biden dari pertarungan pemilihan presiden AS. 'Meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin ini demi kepentingan terbaik partai saya dan negara jika saya mundur dan fokus hanya pada memenuhi tugas saya sebagai presiden selama sisa masa jabatan saya', tulis Biden dalam surat yang di-posting di X, Minggu (21/7). 

Dalam posting-an terpisah yang dikeluarkan beberapa menit kemudian, Biden memberikan dukungannya kepada Wakil Presiden Kamala Harris, 59, untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. 

Mundurnya Biden di luar dugaan publik AS karena sebelumnya presiden berusia 81 tahun itu menolak desakan mundur dari kontestasi Pilpres AS setelah performa Biden yang dianggap buruk saat debat capres pada 27 Juni melawan capres Partai Republik Donald Trump, 78.

Penampilan Biden dinilai mempermalukan Partai Demokrat sehingga pemilih dan puluhan pejabat terpilih dari partai itu mendesaknya mundur. Penampilan Biden disebut sebagai 'mimpi buruk' dan 'bunuh diri politik' bagi Partai Demokrat. Para pendonor Partai Demokrat pun cemas dengan kondisi kesehatan Biden yang tidak prima saat debat, seperti suara serak, terbata-bata, bibir bergetar, linglung, dan sering kali berbicara out of topic. Namun, Biden mengaku mengalami jet lag setelah dua perjalanan ke luar negeri pada awal Juni.

Kemunduran Biden dalam laga Pilpres AS dan memberikan jalan kepada Kamala Harris untuk bertarung dalam pilpres mendatang patut diapresiasi. Dalam usia sepuh seperti Biden, sangat mungkin memengaruhi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. 

Kamala memuji sikap koleganya dari Partai Demokrat itu sebagai sikap patriotik karena Biden menempatkan kepentingan rakyat dan negara AS di atas segalanya. Wapres berdarah India itu mengaku terhormat bisa mendapatkan dukungan dari Biden. Dia bertekad bisa menumbangkan Donald Trump dalam ajang pilpres pada 5 November mendatang. 

Gayung bersambut. Para pemimpin daerah Partai Demokrat di 50 negara bagian memberikan karpet merah kepada Kamala. Dukungan itu ialah modal bagi Kamala untuk berlaga dalam Konvensi Nasional Demokrat pada 19 hingga 22 Agustus di Chicago. Sejumlah donatur, termasuk dari beberapa konglomerat 'Negeri Paman Sam', berbondong-bondong mengulurkan sumbangan untuk pencapresan Kamala. 

Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong. Dia bukan sosok abal-abal yang didongkrak karena pencitraan. Pendidikan dan karier Kamala cukup mengagumkan. 

Jika Kamala mampu memenangi Konvensi Partai Demokrat dan selanjutnya mampu mengalahkan pengusaha tajir sekaligus mantan Presiden AS Donald Trump, dia memecahkan rekor sebagai perempuan pertama yang menjadi Presiden ke-47 AS.

Siapa pun yang menjadi capres AS selayaknya memperhatikan pesan George Washington, negarawan yang disebut Bapak Pendiri AS, bahwa kita harus lebih mengutamakan kemampuan ketimbang keinginan. Kemampuan Kamala boleh diuji menghadapi Trump. Welcome Kamala Harris. Tabik!



Berita Lainnya
  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.