Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Cuti Bersama

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
25/5/2024 05:00
Cuti Bersama
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

DI negeri ini, semua hal bisa dan boleh dipersoalkan. Itulah 'risiko' negara demokratis. Dari urusan air, sampah, hingga soal cuti bersama bebas untuk diperbincangkan dan diperdebatkan. Boleh setuju dan menyambut dengan sukacita, tapi sah pula mengeluhkan, memprotes, atau menolak. Semua tergantung sudut pandang dan argumentasi masing-masing. 

Dalam urusan cuti bersama, misalnya, para pengusaha mengeluhkannya dan memprotesnya. Namun, para pekerja dan usaha wisata menyambutnya dengan riang gembira. Pengusaha manufaktur dan jasa logistik memandang cuti bersama itu merugikan, menyebabkan inefisiensi, dan mengganggu produktivitas. 

Sebaliknya, para pekerja dan kalangan usaha pariwisata menilai cuti bersama itu kenikmatan, juga rezeki nomplok. Apalagi cuti bersama itu menempel pada hari Sabtu dan Minggu. Bisa dapat bonus libur panjang. 

Namun, dalam sudut pandang kalangan pengusaha di sektor manufaktur, cuti bersama itu lebih banyak mudarat ketimbang manfaat. Maka itu, mereka mendesak pemerintah agar mengevaluasi atau bahkan menghapus kebijakan cuti bersama. 

Alasan mereka ialah cuti bersama memicu libur panjang yang mengganggu rencana produksi sektor manufaktur. Ada yang menilai bahwa soal libur, apalagi cuti bersama, seharusnya tidak diatur pemerintah, tetapi oleh dunia usaha. 

Meski selama ini pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja selalu beralasan bahwa cuti bersama itu kebijakan fakultatif atau sebagai pilihan saja, tidak wajib, dalam praktiknya aturan itu dimaknai sebagai tanggal merah. 

Itu artinya, menurut para pengusaha manufaktur, seluruh elemen pekerja akan menuntut bahwa itu seolah perintah wajib. Pokoknya, hari kejepit nasional itu dalam pandangan pengusaha jelas-jelas mengganggu produktivitas.

Selama ini dunia usaha, termasuk manufaktur padat karya, memang bekerja berdasarkan kontrak-kontrak yang telah dibuat oleh pembeli. Kontrak-kontrak pembelian itu tak peduli dengan jadwal cuti bersama yang dibuat pemerintah. Maka itu, saat libur cuti bersama, begitu umumnya pendapat para pengusaha, bukan hanya persoalan produksi yang terganggu, melainkan juga dari sisi transportasi dan layanan perbankan. Saat dua layanan itu juga libur panjang, otomatis sektor produksi akan terkena imbasnya.

Para pengusaha mengingatkan ihwal produktivitas pekerja di Indonesia termasuk yang rendah di ASEAN. Pada saat yang sama, kenaikan upah terus terjadi saban tahun. Karena itu, soal seringnya cuti bersama menjadi perhatian serius pemerintah. "Perlu ada evaluasi agar cuti bersama libur nasional dipertegas untuk sektor-sektor tertentu atau tak diatur sama sekali. Jangan sampai kebijakan cuti bersama dimaknai bagian dari deindustrialisasi di Indonesia," begitu pandangan sejumlah pengusaha di Apindo. 

Akan tetapi, benarkah bahwa produktivitas pekerja kita terlalu rendah? Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengakui bahwa persentase produktivitas tenaga kerja Indonesia memang masih di angka 74,4%. Tingkat produktivitas itu berada di bawah rata-rata produktivitas pekerja ASEAN yang 78,2%.

Apalagi mayoritas tenaga kerja Indonesia, yaitu hampir 60%, masih tamatan SMP ke bawah. Mereka memiliki keterbatasan skill sehingga akan sulit untuk meningkatkan produktivitas dan bersaing. Harus ada pembenahan sistemis dan didukung anggaran yang mumpuni untuk pelatihan dan pendidikan vokasi serta peningkatan ekosistem SDM pekerja. 

Kendati begitu, data Kemenaker juga menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia meningkat dalam lima tahun terakhir. Menurut definisi Kemenaker, produktivitas tenaga kerja ialah rasio antara produk barang/jasa dan tenaga kerja yang digunakan, baik individu maupun kelompok, dalam satuan waktu tertentu. Rasio itu mencerminkan besaran kontribusi tenaga kerja dalam kegiatan ekonomi. 

Kemenaker menghitung produktivitas tenaga kerja nasional dengan rumus jumlah produk domestik bruto (PDB) dibagi jumlah penduduk yang bekerja. Hasilnya, pada 2018 angka produktivitas Indonesia mencapai Rp82,56 juta per tenaga kerja per tahun. Tahun berikutnya angka produktivitas meningkat, tetapi pada 2020 angkanya turun seiring dengan terjadinya pandemi covid-19. 

Pada 2021, produktivitas mulai bangkit lagi hingga mampu mencapai Rp86,55 juta per tenaga kerja per tahun pada 2022 sekaligus merupakan rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Jika dihitung secara kumulatif, selama periode 2018-2022 produktivitas tenaga kerja Indonesia sudah meningkat 4,8%. Bahkan, pada beberapa sektor industri tingkat produktivitas pekerja kita sudah menyalip pekerja Malaysia. 

Bila kondisinya demikian, bolehlah kiranya para pekerja diberi libur ekstra, begitu kira-kira sambutan gembira para pekerja menanggapi cuti bersama. Bagi usaha pariwisata, cuti bersama yang melekat pada libur reguler plus libur hari besar ibarat pelumas yang membuat lancar dan kencang usaha.

Apa boleh buat pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus disangga oleh konsumsi rumah tangga akan menjadi cara paling cespleng membangkitkan sektor wisata yang juga bergantung pada konsumsi. Maka itu, kelindan antara libur panjang dan kehendak untuk berbelanja serta jalan-jalan ialah situasi yang niscaya.

Sebetulnya, di banyak negara dengan tingkat produktivitas yang tinggi, jam kerja para pekerja lebih pendek daripada jam kerja di Indonesia. Pemendekan jam kerja dan penambahan hari libur justru menuai manfaat untuk jangka panjang, yakni naiknya produktivitas karena para pekerjanya bisa refresh

Di sini, mungkin karena jam kerja sebagian pekerja yang terlalu panjang, mereka tidak punya kesempatan untuk healing dan resfreshing. Dampaknya, stres muncul, produktivitas segitu-segitu saja. Jadi, cuti bersama ini ibarat lagu Iwan Fals, Libur Kecil Kaum Kusam.



Berita Lainnya
  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik