Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Wakaf Uang Merah Putih Dana Abadi  80 Tahun Kemerdekaan RI

Ayep Zaki, Praktisi Wakaf Uang, Wali Kota Sukabumi
09/8/2025 19:16
Wakaf Uang Merah Putih Dana Abadi  80 Tahun Kemerdekaan RI
Ketua DPD NasDem Kabupaten Sukabumi Anggota Bidang Pertanian, Peternakan dan Kemandirian Desa DPP Partai NasDem Wali Kota Sukabumi(Dok. Pribadi)

DELAPAN puluh tahun Indonesia merdeka adalah usia matang untuk bertanya: setelah lagu kebangsaan berkumandang dan bendera dikibarkan, apa yang kita wariskan agar kemerdekaan dapat dirasakan di dapur rakyat, di kelas-kelas sekolah, dan di etalase usaha mikro? 

Salah satu jawabannya sederhana namun strategis: wakaf uang, instrumen yang menahan pokok dana agar abadi, sementara manfaatnya terus mengalir untuk kesejahteraan bersama.

Wakaf uang berbeda dari donasi biasa. Pokok dana tidak dihabiskan; ia dikelola secara syariah dan hati-hati (misalnya pada sukuk atau pasar uang syariah berisiko rendah). 

Yang digunakan untuk program sosial adalah hasil pengelolaan, imbal hasil yang muncul secara berkala.

Desain ini membuat wakaf uang berfungsi seperti dana abadi (endowment): stabil, anti-siklus, dan melintas generasi. Dana abadi yang terikat dengan hukum Wakaf.

Mengapa relevan di Hari Kemerdekaan ke-80 Indonesia seperti tercermin dalam judul tulisan ini? Karena kemerdekaan bukan hanya kebebasan politik, melainkan kedaulatan sosial-ekonomi: kemampuan warga membiayai pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan tanpa menambah beban utang. 

Wakaf uang menenun semangat gotong royong dengan mekanisme keuangan yang rapi dan terukur.

Dampaknya nyata. Dari hasil wakaf, pelaku UMK bisa mengakses Qardhul Hasan, pinjaman tanpa bunga untuk membeli bahan baku, memperbaiki alat, atau menambah stok. 

Biaya keuangan turun, omzet naik, lapangan kerja tumbuh. Di sisi lain, hasil yang sama dapat menjaga _human capital_ melalui beasiswa vokasi, paket gizi ibu-anak, klinik keliling, hingga kacamata murah bagi pelajar. 

Pada sektor pangan, dukungan ke benih, irigasi mikro, gudang komunitas, dan edukasi pascapanen membantu menstabilkan harga dan memperkuat ketahanan rumah tangga. 

Pemulihan Ekonomi Warga

Saat bencana datang, bila itu teralokasikan sesuai amanah wakaf, dana hasil wakaf menjadi bantalan cepat untuk logistik dan pemulihan ekonomi warga.

Mari bayangkan daya ungkitnya. Jika 100.000 orang berkomitmen Rp20.000 per pekan, terkumpul sekitar Rp2 miliar per pekan atau lebih kurang Rp104 miliar per tahun. 

Dengan pengelolaan konservatif (asumsi imbal hasil 5% per tahun), tersedia lebih kurang Rp4,68 miliar untuk disalurkan setiap tahun, sementara pokoknya tetap. 

Angka itu memang cuma ilustratif, namun ia menunjukkan betapa komitmen kecil yang konsisten bisa berubah menjadi arus manfaat yang tak pernah putus.

Tentu, keberkahan harus diikat dengan tata kelola. Ada tiga kunci agar wakaf uang menjadi mesin kebaikan yang dipercaya publik. 
Pertama, kepatuhan syariah dan hukum: ikrar wakaf, pencatatan resmi, peruntukan yang jelas, dan nazhir yang terdaftar. 

Kedua, prinsip kehati-hatian investasi: prioritas instrumen berisiko rendah, diversifikasi, batas konsentrasi, serta _liquidity buffer_ untuk kebutuhan penyaluran.
 
Ketiga, transparansi dan akuntabilitas: laporan periodik, audit keuangan dan audit syariah, serta dasbor publik yang menunjukkan arus dana dan profil penerima manfaat. Dengan ini, kepercayaan tumbuh dan partisipasi ikut membesar.

Menyalakan Mesin

Lalu, bagaimana memmulainya? Tetapkan niat kecil yang rutin. Rp10–50 ribu per pekan sudah cukup menyalakan mesin. Pilih nazhir yang tepercaya atau terdaftar dan memiliki kebijakan investasi syariah yang jelas. 

Tentukan fokus yang paling dekat di hati: UMK, pendidikan, kesehatan, pangan, atau lingkungan. Pantau dan ceritakan. Kebaikan yang transparan lebih mudah menginspirasi keluarga, tetangga, dan komunitas.

Di usia 80 tahun, bangsa ini tak hanya butuh seremoni megah, tetapi infrastruktur sosial abadi yang dibiayai dan dijaga oleh warganya sendiri. Wakaf uang memberi kita alat untuk itu: arus manfaat yang menyala pelan tapi pasti, tahun demi tahun, generasi ke generasi.

Jadi, saat bendera merah putih kembali berkibar, mari rayakan kemerdekaan dengan langkah sederhana namun bermakna: berwakaf uang secara konsisten. Karena kemerdekaan yang sejati bukan hanya dikenang, melainkan mengalir, menjadi pendidikan yang terjangkau, kesehatan yang ramah, usaha kecil yang tumbuh, dan pangan yang aman di meja setiap keluarga Indonesia.

Merdeka yang mengalir. Wakaf uang, dari kita, untuk semua, sepanjang masa.(Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya