Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
MAKASSAR, ibu kota Sulawesi Selatan, kembali membuktikan dirinya sebagai tuan rumah peristiwa politik besar. Kota yang lekat dengan julukan ‘Negeri Para Pemberani’ ini bukan hanya dikenal karena sejarah pelaut ulung dan pejuang tangguhnya, tetapi juga karena semangatnya yang tegak, jujur, dan pantang menyerah.
Pilihan Partai NasDem untuk menggelar Rakernas 2025 di sini bukanlah kebetulan—ia adalah pernyataan sikap. Sebuah penegasan bahwa visi besar NasDem untuk mengusung restorasi dan gerakan perubahan membutuhkan keberanian, kejujuran, dan konsistensi, sebagaimana diwariskan tanah Makassar sejak perlawanan Sultan Hasanuddin terhadap VOC.
Sejak memasuki kota, mata disambut lautan biru tua—blue navy khas NasDem—terpampang di setiap sudut jalan, di bendera-bendera yang berkibar, spanduk yang meramaikan pertokoan, dan atribut yang melekat di dada para kader. Suasana kota menjadi lebih hidup, denyut ekonominya bertambah kencang. Sekitar 10 ribu kader dari seluruh Indonesia berkumpul di Makassar, menghidupkan hotel-hotel, rumah makan, pusat perbelanjaan, hingga lapak-lapak kecil. Pelaku UMKM pun ikut kebagian berkah, menjajakan kuliner khas, kerajinan tangan, dan cendera mata yang menjadi penghubung cerita antara tamu dan tuan rumah.
Di hotel lokasi perhelatan, suasana tertib dan damai terasa begitu kental. Senyum ramah menyapa di setiap sudut, menciptakan kesan bahwa Rakernas ini bukan sekadar forum politik, tetapi juga pertemuan keluarga besar. Acara dibuka dengan parade budaya nusantara—sebuah tarian pembukaan yang memukau, memadukan gerak, warna, dan irama dari Sabang hingga Merauke. Setiap gerak penari, setiap tabuhan gendang, seolah mengingatkan bahwa politik haruslah berpijak pada akar budaya bangsa yang kaya dan mempersatukan.
Makassar menjadi saksi perhelatan akbar Rakernas Partai NasDem 2025. Tema yang diusung—“Kemandirian Berpikir Demi Kemajuan Bangsa”—bukan sekadar slogan seremonial, melainkan ajakan untuk menegakkan jati diri politik yang dewasa. Di tengah derasnya arus globalisasi dan hiruk-pikuk politik nasional, tema ini menegaskan bahwa partai politik tidak boleh kehilangan kompas moral dan intelektualnya. Kemandirian berpikir adalah fondasi untuk melahirkan kebijakan yang tidak sekadar populis, tetapi visioner dan berpihak pada kepentingan jangka panjang bangsa.
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dalam pidato pembukaan Rakernas menegaskan bahwa institusi partai politik adalah pilar utama demokrasi—penjaga arah kemajuan bangsa. Ia menyatakan, partai tidak hanya berfungsi memenangkan pemilu, tetapi juga memikul tanggung jawab membentuk arah kebijakan negara. Surya Paloh kembali menegaskan dukungan penuh dan total kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dukungan yang, menurutnya, tulus, total, dan berlandaskan objektivitas, untuk mengawal upaya Presiden dalam memajukan bangsa dan negara.
Namun, dukungan ini tidak berarti kehilangan daya kritis. Justru sebagai bentuk cinta pada bangsa, NasDem menyatakan tidak segan memberikan masukan dan saran kepada pemerintah. Dalam politik yang sehat, loyalitas bukan berarti membenarkan semua; melainkan keberanian mengingatkan bila ada yang kurang tepat, demi kebaikan bersama. Pernyataan ini sejalan dengan pemberitaan resmi Media Indonesia (8/8/2025) dan Antara News yang memuat pesan Surya Paloh dalam forum Rakernas.
Capaian elektoral NasDem menjadi amunisi legitimasi untuk menjaga kemandirian berpikir itu. Berdasarkan penetapan resmi KPU RI Pemilu 2024, NasDem meraih 69 kursi DPR RI. Data rekap internal DPP Partai mencatat, NasDem juga menguasai 256 kursi DPRD provinsi, sekitar 1.800 kursi DPRD kabupaten/kota, serta memiliki sekitar 100 kepala daerah kader yang aktif memimpin di seluruh Indonesia per Agustus 2025. Angka-angka ini bukan sekadar statistik; ia adalah jaringan pengaruh kebijakan yang menembus pusat–daerah, menjadikan ide partai berdaya laksana di lapangan.
Yang unik—dan jarang terjadi dalam koalisi—NasDem mendukung pemerintah tanpa meminta kursi eksekutif. Ini adalah etika politik yang mahal: menjaga objektivitas, mengurangi konflik kepentingan, dan menempatkan hasil kebijakan di atas pembagian kursi. Konsekuensinya, pengaruh NasDem akan berporos pada kinerja legislatif, kualitas kader eksekutif daerah, dan jejaring kebijakan—bukan pada struktur kabinet.
Rakernas kali ini merekam momentum politik penting: Pertama, kemandirian berpikir sebagai peneguhan karakter partai yang tidak terjebak euforia kekuasaan. Kedua, dukungan strategis kepada Presiden Prabowo yang diposisikan sebagai mitra kerja, bukan sekadar aliansi politik sementara. Ketiga, penguatan peran partai dalam membangun kolaborasi organik antara tiga pilar negara: partai politik, presiden, dan rakyat.
Kolaborasi ini menuntut harmoni yang cerdas: Partai menjadi penggerak gagasan dan penjaga nilai, Presiden sebagai pengambil keputusan tertinggi mengeksekusi kebijakan dengan visi, dan rakyat sebagai pengawas sekaligus penerima manfaat. Kemenangan bersama hanya akan tercapai bila Presiden Prabowo berhasil memimpin dengan hasil nyata, rakyat merasakan perbaikan hidup yang konkret, dan NasDem tercatat sebagai bagian penting dari keberhasilan itu.
Rakernas di Makassar bukan sekadar forum internal, tetapi penegasan arah perjalanan: bahwa di tengah perbedaan dan dinamika, ada kesepahaman yang bisa menyatukan—kemandirian berpikir, loyalitas yang kritis, dan komitmen untuk bekerja demi kemajuan bangsa. Sebagaimana dibuka dengan parade budaya yang mempesona, acara ini pun ditutup dengan tarian persembahan yang tak kalah megah—sebuah komposisi seni yang memadukan harmoni nusantara, seakan mengingatkan bahwa di tangan para pemimpin yang berpikir mandiri, politik bisa menjadi ruang seni yang mempersatukan dan mengangkat martabat bangsa. (H-3)
Pidato Surya Paloh di Rakernas NasDem jadi peringatan keras bagi partai politik soal pentingnya oposisi dan etika dalam berebut kekuasaan.
KETUA Umum Partai NasDem, Surya Paloh, meyakini Presiden Prabowo Subianto memiliki tekad kuat untuk membawa perubahan besar demi kemajuan bangsa
MENJELANG pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di Makassar pada 8-10 Agustus 2025, Partai NasDem menggelar kegiatan penanaman pohon di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
DI tengah dinamika global yang serbacepat dan ketidakpastian yang makin dalam, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar sumber daya alam atau infrastruktur megah.
Anggota legislatif (legislator) NasDem yang terpilih diminta selalu mengedepankan kepentingan masyarakat dan partai di atas kepentingan pribadi.
Kehadiran Surya Paloh di Sulsel dalam rangka menghadiri dan membuka langsung Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai NasDem yang digelar di Kota Makassar mulai 8 hingga 10 Agusutus 2025.
PENJUAL bendera yang mulai marak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengeluh minim pembeli. Lantaran sejumlah warga malah mencari bendera One Piece jelang HUT ke-80 RI
Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, resmi meluncurkan Lontara+, yang disebut sebagai aplikasi super, yang menyatukan ratusan layanan publik dalam satu genggaman.
Peran para KOL sebagai jembatan informasi sangat strategis dalam menyebarluaskan pemahaman tentang fungsi dan peran LPS dalam sistem keuangan nasional.
Aksi ini merupakan bagian dari program Global March yang didukung oleh negara-negara Maghrib seperti Tunisia, Algeria, Libya, dan Maroko.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved