Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Kebangkitan Nasional Kedua

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
21/5/2024 05:00
Kebangkitan Nasional Kedua
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

PERBINCANGAN seputar kebangkitan nasional selalu menyeruak saban 20 Mei. Kebangkitan nasional dari apa, apa yang mau dibangkitkan, siapa yang membangkitkan, dan apa target kebangkitan nasional itu? Diskursus kebangkitan nasional mengemuka dengan berbagai versinya.

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) selalu dirayakan sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 1 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Hari Kebangkitan Nasional.

Harkitnas dilatari terbentuknya Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Organisasi itu didirikan Dr Soetomo bersama sejumlah mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Jakarta.

Budi Utomo menjadi pelopor gerakan nasional yang menyatukan berbagai elemen masyarakat di tanah Nederlandsch-Indie untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kemerdekaan. Itu adalah kebangkitan nasional Indonesia periode pada paruh pertama abad ke-20 di Nusantara (kini Indonesia).

Saat ini kita memasuki era kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah ditancapkan para pendiri bangsa. Era Indonesia menghadapi tantangan yang beragam, baik di dalam negeri atau pun di tingkat global.

Tahun ini, Harkitnas diperingati untuk ke-116 kalinya. Tema yang diangkat ialah Bangkit untuk Indonesia emas. Tema itu diangkat, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, agar Harkitnas 2024 ini dapat membawa nilai-nilai semangat dan kekuatan untuk bangkit menuju Indonesia emas.

Dua puluh satu tahun lagi menuju 2045, Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad. Pada tahun tersebut, ditargetkan Indonesia sudah menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara adidaya di dunia.

Tak mudah menuju arah sana karena negeri ini harus keluar dari middle-income trap. Perekonomian Indonesia harus bertengger di kisaran 6% hingga 7% untuk mencapai target negara berpendapatan tinggi atau negara maju pada 2045.

Faktanya masih jauh panggang dari api jika kita melihat pertumbuhan ekonomi pada dua periode pemerintahan Joko Widodo mengalami stagnasi di kisaran 5%. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 sebesar 5,05%.

Angka itu bahkan melambat jika dibandingkan dengan 2022 sebesar 5,31%.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 memang menargetkan pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 6,0%-6,2% pada akhir 2024, tetapi hal itu perlu upaya yang radikal, out of the box, dan strategi yang holistis untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6% di penghujung kekuasaan Jokowi, seperti perbaikan iklim investasi dan rasio investasi terhadap PDB atau incremental capital output ratio (ICOR).

Target pertumbuhan ekonomi 6% seperti fatamorgana di tengah ketergantungan pada komoditas impor, ketahanan pangan yang rapuh, dan gejolak ekonomi global karena geopolitik dunia yang terus mendidih. Belum lagi perubahan iklim yang mencekam.

Namun, ketimbang menyalahkan kondisi global dan krisis iklim, sebaiknya kita melakukan introspeksi sejauh mana tata kelola pemerintahan yang baik dilakukan karena hal ini sangat fundamental bagi kukuhnya Indonesia bagi empasan badai ekonomi global.

Ibarat pepatah besar pasak daripada tiang. Itulah kondisi pembangunan di era Presiden Jokowi. Tengok saja, di era Orde Baru, sebelum krisis 1997, ICOR Indonesia hanya di kisaran 4. Selanjutnya, era Presiden Susilo Bambang yudhoyono ICOR Indonesia meningkat menjadi kisaran 5. Kini di era Presiden Jokowi ICOR memburuk menjadi di kisaran 6,5.

ICOR ialah parameter ekonomi makro yang menggambarkan rasio investasi modal terhadap hasil yang diperoleh (output). Konsep ICOR dikembangkan Sir Ray Harrod dan Evsey Domar atau lebih dikenal dengan Harrod-Domar model.

Tingginya ICOR di era Jokowi harus diwaspadai karena menunjukkan tidak efisiennya pembangunan, high cost economy, korupsi, dan sebagainya. Di sisi lain, indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia yang diluncurkan Transparency International mengalami stagnasi pada 2023 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Indonesia memperoleh skor 34 dan peringkatnya merosot dari ke-110 menjadi ke-115. Jika ditengok ke belakang, skor IPK Indonesia saat ini sama dengan saat pertama kali Presiden Jokowi menjabat presiden pada 2014. Alhasil, tak ada kemajuan agenda pemberantasan korupsi dalam dua periode pemerintahan Jokowi.

Bahkan, Indonesian Corruption Watch menyebut korupsi di era Jokowi berlangsung ugal-ugalan. Pada 2023 terjadi lonjakan kasus korupsi dengan total 791 kasus dan 1.695 tersangka korupsi.

Memasuki kebangkitan nasional kedua, kita harus kembali kepada cita-cita bernegara yang tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang di antaranya berbunyi melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Indonesia harus kembali ke jalan yang benar, yakni negara hukum (rechtsstaat) dan memperkuat trias politica (eksekutif, legislatif, yudikatif). Akhiri 'perselingkuhan' elite yang membuat Indonesia terpuruk.

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakilnya, Gibran Rakabuming Raka, harus bisa meletakkan landasan Indonesia emas, bukan Indonesia cemas. Tabik!



Berita Lainnya
  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.