Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
MENJELANG pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sidang sengketa Pilpres 2024 pada Senin (22/4), pengajuan diri Megawati Soekarnoputri sebagai amicus curiae ke MK kiranya menciptakan episode tersendiri. Episode yang barangkali tidak banyak orang mengira bakal muncul, yang mungkin juga akan mengubah jalan cerita atau hasil akhir dari sidang sengketa tersebut.
Megawati tidak sendirian. Di saat yang hampir berbarengan sejumlah organisasi mahasiswa dan asosiasi pengacara juga berinisiatif mengirimkan surat ke MK untuk menjadi amicus curiae atau sahabat pengadilan dalam perkara tersebut. Namun, Megawati bolehlah kita sebut sebagai sahabat pengadilan paling spesial mengingat ketokohan dan kedudukannya yang amat kuat di jagat politik Indonesia.
Itu merupakan kali pertama MK menerima amicus curiae terkait dengan sengketa hasil pemilu. Pada sidang sengketa pemilu-pemilu sebelumnya, 2004, 2009, 2014, dan 2019, para sahabat pengadilan itu tidak pernah ada. Kini, baru pertama kali dan langsung banyak. Sampai kemarin, MK mengaku masih merekap jumlah amicus curiae yang masuk, yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 10 pengajuan.
Amicus curiae atau friends of the court ialah pihak di luar perkara yang merasa berkepentingan terhadap suatu perkara dan kemudian memberikan pendapat hukumnya kepada pengadilan. Namun, keterlibatan pihak yang merasa berkepentingan itu sebatas memberikan opini, bukan melakukan perlawanan ataupun mengintervensi hakim.
Dengan adanya pendapat dari amicus curiae, pengadilan diharapkan tidak hanya memeriksa dan memutus perkara yang sifatnya case, tetapi juga diekspektasikan dapat menyelesaikan persoalan sosial yang menjadi dampak dari belitan perkara tersebut.
Meski belum terlalu lazim di sistem hukum Indonesia yang menganut civil law, amicus curiae pernah beberapa kali diterapkan di sejumlah persidangan kasus. Yang mungkin masih agak segar di ingatan kita ialah fenomena munculnya banyak sahabat pengadilan pada persidangan Bhayangkara Dua Richard Eliezer dalam kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Mereka, para amicus curiae itu bergerak membela Bharada E, sebutan populer Eliezer, yang ketika itu dituntut jaksa 12 tahun penjara. Padahal, mengutip salah satu butir pembelaan yang disampaikan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Bharada E merupakan saksi pelaku yang rela menanggung risiko demi terungkapnya kebenaran dan terbongkarnya kasus kejahatan kemanusiaan di ruang pengadilan.
Pejuang kejujuran, menurut mereka, tidak selayaknya mendapat hukuman berat, bahkan mestinya paling ringan di antara semua terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J. Entah terinspirasi oleh pandangan hukum para sahabat pengadilan atau tidak, pada akhirnya majelis hakim kasus pembunuhan menghebohkan itu hanya mengganjar Bharada E dengan vonis pidana 1 tahun 6 bulan penjara.
Kini, Megawati kiranya juga ingin mengupayakan hal yang sama. Dalam salah satu bagian dokumen pertimbangan amicus curiae-nya, ia mengingatkan hakim MK untuk menciptakan keadilan yang substantif dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara sebagai hal paling utama. Pun, dalam tulisan tangannya yang dilampirkan di akhir dokumen, Megawati mengatakan, "semoga ketuk palu MK bukan merupakan palu godam, melainkan palu emas."
Barangkali, dengan cara menjadi sahabat pengadilan pada persidangan sengketa Pilpres 2024, Megawati, juga para amicus curiae yang sudah mengajukan diri, ingin sekali lagi menyentil MK agar lembaga itu tidak sekadar menjadi mahkamah kalkulator, tapi betul-betul menjalankan tugas dan fungsinya sebagai mahkamah penjaga konstitusi.
Rujukan MK dalam memutus perkara semestinya tidak hanya terpaku pada angka-angka yang tertera dalam bukti-bukti yang dibawa pihak berperkara, tetapi juga pertimbangan-pertimbangan lain yang jauh lebih substantif terkait dengan masa depan bangsa serta demokrasi di Republik ini. Hakim kasus sengketa pemilu pun tidak hidup di ruang hampa sehingga ia mesti menggali rasa keadilan masyarakat, termasuk dari amicus curiae.
Pertanyaannya, bakal efektifkah amicus curiae Megawati dan kawan-kawan? Sesungguhnya, sekuat apa pun modal sosial, politik, ataupun legitimasi yang dimiliki Megawati, sekali lagi, amicus curiae bukanlah bentuk intervensi. Instrumen itu bukan dimaksudkan untuk memaksa atau menekan hakim, melainkan untuk memberikan pandangan dan pendapat yang mungkin tak tergali atau tak ingin digali di persidangan.
Karena itu, apakah amicus curiae Megawati bakal menjadi episode yang mengubah jalan cerita dan menentukan hasil akhir putusan sidang sengketa Pilpres 2024? Lagi-lagi, itu sepenuhnya ada di tangan majelis hakim MK. Pada akhirnya, siapa pun yang memiliki penghormatan terhadap hukum di negeri ini, termasuk para sahabat pengadilan, semestinya menerima apa pun putusan yang dibacakan pada Senin mendatang.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved