Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Mudik Jalan Terus

Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group
04/4/2024 05:00
Mudik Jalan Terus
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

ADA guyonan perihal mudik yang selama ini kerap kita dengar yang mungkin sesungguhnya merupakan ekspresi kekaguman terhadap ritus budaya yang berlangsung setiap tahun menjelang perayaan Lebaran tersebut. Mudik, dalam candaan itu, disebut sebagai satu-satunya 'hajatan' superbesar di negeri ini yang bisa berlangsung tanpa panitia.

Benarkah? Tentu ada sisi benarnya meskipun mungkin tidak tepat-tepat amat. Mudik memang akan terus ada dan berlangsung meskipun tidak ada panitia khusus yang menyelenggarakan. Belum pernah kan kita mendengar ada pembentukan Panitia Mudik Lebaran Nasional? Rasanya sih belum pernah ada karena untuk urusan mudik, setiap orang atau keluarga bisa menjadi panitia untuk diri mereka.

Sejak dulu, terutama dalam dua dekade terakhir ketika lonjakan jumlah pemudik semakin tinggi, pemerintah sebetulnya terlibat. Pemerintah menjalankan fungsi sebagai regulator sekaligus penyelenggara layanan, fasilitas, dan infrastruktur mudik. Kendati demikian, harus diakui guyonan itu benar adanya, tetap saja pemerintah tidak bisa disebut sebagai panitia mudik.

Kalaupun ada istilah panitia mudik, barangkali hanya kepanitiaan sporadis. Setiap satu perusahaan atau instansi bikin panitia mudik, lebih untuk melayani pegawai beserta keluarga mereka yang ingin pulang ke kampung halaman. Itu termasuk pengadaan mudik-mudik gratis oleh sejumlah instansi yang dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak penyedia ataupun peminatnya.

Intinya, ada atau tidak ada panitia, ritual mudik bakal jalan terus. Faktanya, hampir tidak ada yang mampu menghalangi orang Indonesia, terutama kaum perantauan, mudik ke kampung. Mungkin hanya pandemi covid-19 yang bisa mengerem keinginan masyarakat untuk mudik. Itu pun sebetulnya mereka hanya menyimpan 'energi mudik' untuk dilepaskan di tahun berikutnya ketika pembatasan dan pelarangan sudah dicabut.

Dari banyak sudut pandang, mudik memang bukan perhelatan kaleng-kaleng. Jumlah pemudik setiap tahun mencapai puluhan bahkan ratusan juta orang. Moda transportasi yang dipakai mengangkut pemudik, jutaan jumlahnya. Lalu, potensi perputaran uang yang dihasilkan dari aktivitas mudik, jangan salah, juga mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah, bergantung pada perspektif dan variabel perhitungannya.

Karena itu, dari segi keakbaran event serta dampaknya terhadap perekonomian, mudik sejatinya tidak kalah dengan perayaan demokrasi lima tahunan pemilihan umum (pemilu). Biar lebih afdal, mumpung Pemilu 2024 juga baru saja lewat, mari kita bandingkan mudik Lebaran tahun ini dengan penyelenggaraan Pemilu 2024.

Mudik Lebaran kali ini, menurut prediksi Kementerian Perhubungan, bakal diikuti kurang lebih 193,6 juta orang. Itu artinya lebih dari 71% dari penduduk Indonesia akan melakukan pergerakan dan aktivitas selama menjelang hingga pasca-Lebaran.

Pemilu 2024, di sisi lain, jumlah pemilih yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 204,8 juta orang. Beda-beda tipislah dengan jumlah pelakon mudik tahun ini. Pemilu melibatkan sedikit lebih banyak orang dalam pelaksanaannya.

Akan tetapi, dari sisi potensi perputaran uangnya, mudik jauh lebih kencang, lebih eskalatif menggerakkan perekonomian ketimbang pemilu. Ambil contoh proyeksi Kadin Indonesia yang memperkirakan potensi perputaran uang selama Ramadan dan mudik Lebaran 2024 bisa mencapai Rp157,3 triliun. Itu prediksi minimal, masih berpotensi naik.

Contoh lain, ini bahkan lebih optimistis. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan amat progresif memproyeksikan perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif saat momen libur Lebaran 2024 akan mencapai Rp276,11 triliun. Catat, belanja konsumsi masyarakat sebesar lebih dari seperempat kuadriliun itu tidak akan pernah terjadi, kecuali pada momentum liburan mudik Lebaran.

Besarnya proyeksi konsumsi itulah yang menjawab mengapa selama ini pemerintah selalu mengandalkan momen mudik sebagai titik menggenjot pertumbuhan. Di saat belanja konsumsi masyarakat naik gila-gilaan, di situlah potensi sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi kian terlihat. Sejumlah ekonom memperkirakan konsumsi pada momen mudik dan Lebaran akan menyumbang 0,3%-0,4% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Nah, bandingkan dengan Pemilu 2024 yang dengan anggaran Rp23,1 triliun dinilai tak banyak membawa pengaruh bagi aktivitas perekonomian masyarakat. Belanja pemilu tidak begitu dirasakan masyarakat karena kontribusinya yang kecil terhadap PDB, hanya 0,1%-0,2%.

Dengan melihat perbandingan itu, kiranya benar perhelatan yang asyik memang tidak mesti diurus panitia khusus. Toh, keberadaan 'panitia' pada penyelenggaraan pemilu tak hanya gagal menciptakan efek ekonomi, tetapi juga tidak mampu membuat pemilu jadi lebih asyik, bukan? Yang banyak terjadi malah kecurangan.

Ah, tapi sudahlah, biar itu diurus Mahkamah Konstitusi. Mending kita berangkat mudik saja sekarang, mumpung tarif tol sudah diskon.



Berita Lainnya
  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.