Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Kebahagiaan Sepak Bola

Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group
28/3/2024 05:00
Kebahagiaan Sepak Bola
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

STANDAR bahagia masyarakat Indonesia sebetulnya tidak muluk-muluk. Terlebih lagi standarnya para penggemar dan pendukung sepak bola nasional. Betul-betul sederhana, mimpi mereka tidak tinggi-tinggi meski untuk mimpi yang sederhana itu pun tak banyak dapat diwujudkan.

Dengan impian yang simpel, publik tak sampai menuntut timnas ‘Garuda’ harus menjadi juara Piala Asia, apalagi Piala Dunia, misalnya. Cukup mampu berjaya di level Asia Tenggara saja, itu sudah membahagiakan. Bahkan, kalau itu juga masih dirasa terlalu muluk, standarnya bisa diturunkan lagi. Bisa mengalahkan musuh bebuyutan di kandang lawan saja itu juga sudah menebarkan berjuta kegembiraan.

Anda tidak percaya? Silakan cek melalui media sosial atau bertanya langsung kepada teman, kerabat, saudara, atau tetangga yang gemar bola, seberapa tinggi level gembira dan bahagia mereka seusai timnas asuhan pelatih Shin Tae-yong menggilas Vietnam dengan tiga gol tanpa balas di markas mereka, Stadion My Dinh, Hanoi, Selasa (26/3) malam. Apalagi, itu kemenangan beruntun, setelah lima hari sebelumnya, Indonesia juga berhasil menekuk Vietnam 1-0 di Jakarta.

Semua bersukacita menyambut hasil itu. Bagi sebagian orang, kemenangan sederhana itu rasanya cukup menjadi obat untuk menghilangkan kepusingan akibat harga bahan-bahan pokok yang tak kunjung turun, bahkan makin naik jelang Lebaran. Cukuplah penampilan bernas skuad ‘Garuda’ itu menjadi obat penenang di kala orang sedang gundah gulana menunggu kepastian pembayaran tunjangan hari raya (THR).

Sederhana, bukan? Padahal, pertandingan malam itu belumlah apa-apa. Laga itu hanyalah bagian dari putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Artinya, masih ada beberapa tahap lagi yang mesti dihadapi Indonesia sebelum bisa mencatatkan diri sebagai salah satu wakil Asia di Piala Dunia 2026 yang akan digelar di tiga negara, Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Betul, dua kemenangan beruntun atas Vietnam memang memperbesar peluang ‘Garuda’ lolos ke putaran ketiga kualifikasi. Tinggal butuh satu kemenangan lagi dari dua laga terakhir melawan dua negara lain yang tergabung di Grup F, Irak dan Filipina, Juni mendatang, Indonesia akan melenggang lolos ke putaran ketiga.

Pun, tidak salah kemenangan di Stadion My Dinh itu mengulang keberhasilan timnas Indonesia 20 tahun lalu, tepatnya pada 2004 di perhelatan Piala Tiger (kini bernama Piala AFF). Ketika itu tim ‘Merah Putih’ yang diasuh pelatih asal Inggris Peter Withe juga mampu mencukur Vietnam 3-0 melalui gol-gol yang dicetak Muhammad Mauly Lessy, Boaz Solossa, dan Ilham Jaya Kesuma.

Akan tetapi, kalau mau jujur, semua itu belum bisa disebut capaian luar biasa jika konteks yang kita bicarakan ialah keinginan Indonesia lolos ke putaran final Piala Dunia 2026. Kegemilangan Shin memoles para pemain muda masih akan diuji lagi di putaran-putaran selanjutnya. Ujiannya tentu akan jauh lebih sulit dan berat mengingat lawan-lawan yang bakal dihadapi juga semakin tangguh.

Jadi, sejatinya belum saatnya untuk bergembira. Namun, bagaimana lagi, kemenangan telak di kandang lawan yang selama ini jarang sekali mampu kita catatkan, terlalu manis untuk tidak dirayakan. Mencetak tiga gol tanpa satu pun kebobolan di stadion lawan yang selama dua dekade menjadi mimpi buruk, sungguh terlalu spektakuler untuk direspons dengan sikap biasa-biasa saja.

"Soal lolos enggak lolos pikir nanti saja. Yang penting sekarang kita rayakan dulu keberhasilan timnas menggunduli Vietnam di kandang mereka," kata seorang teman yang dikenal fanatik dalam urusan dukung-mendukung ‘Garuda’. Ia tampak puas, setidaknya untuk hari itu. Ia belum mau berpikir terlalu jauh karena tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan merayakan kegembiraan meski hanya sesaat.

Ya, memang sesederhana itu pendukung sepak bola Indonesia memaknai kegembiraan. Mereka sudah terbiasa mendukung timnas yang minim prestasi. Itulah standar mereka. Ketika ada sedikit saja pencapaian di atas standar, mereka sudah menganggap itu sebagai prestasi dan perlu merayakannya dengan sukacita.

Lagi pula, seperti dikatakan legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff, bukankah tidak ada yang lebih memberikan kesenangan daripada memikirkan dan membicarakan tentang sepak bola? Dalam opininya di surat kabar Belanda, De Telegraaf, yang ia tulis seusai ia didiagnosis menderita kanker paru-paru, Cruyff bahkan menyebut sepak bola bisa membantu dirinya melupakan sakit yang dideritanya.

Tidak ada yang menyangkal itu. Sepak bola memang menggembirakan meskipun ia juga punya sisi menyakitkan. Jika kita memasang standar tinggi, barangkali porsi menyakitkan akan lebih dominan ketimbang menggembirakan. Sebaliknya, kalau pasang standar rendah, niscaya porsi kegembiraannya akan lebih besar. Seperti itulah kiranya suporter Indonesia.



Berita Lainnya
  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.