Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Berisik itu Baik

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
15/3/2024 05:00
Berisik itu Baik
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

DI banyak tempat, orang dilarang berisik. Obral suara ketika orang lain butuh ketenangan, tatkala situasi dan kondisi menolak kebisingan, memang tak elok dilakukan.

Di perpustakaan, berisik adalah musuh utama, barang yang paling diharamkan. Maka, tak mengherankan jika di berbagai sudutnya ditempel stiker atau papan pengumuman bertuliskan ‘Harap Tenang, Jangan Berisik’, komplet dengan ilustrasi seseorang menempelkan telunjuk di ujung bibirnya. Siapa pun yang menyambangi perpustakaan memang mendambakan ketenangan untuk konsentrasi, tak terganggu sana-sini.

Di tempat ibadah, orang juga dilarang berisik. Mereka yang datang ke rumah Tuhan butuh kekhusyukan sehingga suara-suara yang tak perlu tidak diperlukan. Pun dengan di kelas atau ruang pembelajaran. Bahkan, di lingkungan permukiman terikat hukum tak tertulis dilarang keras berisik. Kalau ada yang nekat, siap-siap saja kena damprat. Kalau tidak terima, bersiaplah ribut antartetangga.

Kenapa berisik dilarang? Salah satu alasannya terkait dengan budaya sopan santun. Di Jepang, orang yang banyak bersuara di tempat umum berarti tak punya rasa hormat kepada orang lain. Ia mengingkari budaya wa atau harmoni yang menekankan keseimbangan dan ketertiban dalam interaksi sosial.

Orang Jepang sangat meninggikan budaya itu. Di Indonesia juga. Di sini ada budaya tepo sliro, tenggang rasa, mengindahkan perasaan orang lain.

Berisik dilarang juga karena bisa merusak kesehatan baik fisik maupun mental. Dalam penelitiannya, Markus Mueller-Trapet dari Dewan Riset Nasional Kanada menyimpulkan, suara berisik dapat menyebabkan masalah kardiovaskular dan gangguan tidur. Di antara suara yang sangat mengganggu itu ialah tetangga yang berisik.

Oleh karena itu, sebisa mungkin hindarilah berisik di tempat-tempat publik, bahkan di rumah sendiri jika kira-kira bisa mengusik tetangga. Akan tetapi, sebenarnya berisik tidak selamanya buruk. Berisik terkadang baik, bahkan perlu. Orang tak boleh diam ketika situasi dan kondisi butuh suara lantang. Tujuannya, agar orang lain tetap terjaga, tidak terlena. Saat ini, negeri ini pun butuh orang-orang berisik.

Tentu, bukan berisik asal berisik, tetapi berisik yang berisi, yang berpenetrasi untuk terus mengingatkan nasib buruk demokrasi. Banyak yang berucap, demokrasi bagai kepiting dalam rebusan, dalam bahaya. Tidak sedikit yang bilang, demokrasi sedang menuju kematian lantaran manuver-manuver brutal, muslihat-muslihat jahat, di Pemilu 2024.

Tak bosan kiranya saya mengutip sejumlah kalangan bahwa pemilu kali ini adalah yang paling buruk, paling tak bermutu. Hukum dikangkangi, aturan diakal-akali, kekuasaan dikapitalisasi. Celakanya lagi, para perusak demokrasi, penabrak etika, mendapat dukungan luar biasa. Sungguh, saya tak habis pikir memikirkan pola pikir mereka.

Pada situasi itulah, orang-orang yang punya kelebihan urat leher, yang suka bersuara kencang menentang penyimpangan dibutuhkan. Terlebih ketika mereka yang semestinya menyehatkan justru membuat sakit demokrasi. Apalagi, mereka yang seharusnya sadar bahwa demokrasi butuh pertolongan darurat malah bersemangat membuatnya sekarat.

Pemilu kali ini mempertontonkan anomali, kontradiksi, inkonsistensi. Banyak yang dulu gigih, bahkan rela mempertaruhkan nyawa untuk memperjuangkan reformasi, berubah wajah. Banyak yang dulu menjadi pengingat, kini menjadi penjilat penguasa atau para calon penguasa.

Namun, pemilu kali ini juga menyuguhkan epos, wiracarita, cerita kepahlawanan. Banyak yang sejak dulu prodemokrasi, paling tidak sampai detik ini tak surut untuk terus membelanya. Rocky Gerung dan Eep Saifulloh Fatah dua di antaranya. Ada pula aktor dan aktris film dokumenter Dirty Vote: Feri Amsari, Zainal Arifin Mochtar, dan Bivitri Susanti.

Masih banyak yang lain. Para guru besar lintas universitas, umpamanya. Para aktivis demokrasi dan antikorupsi yang baru-baru ini menyurati ketua umum parpol agar seteguh karang menggulirkan hak angket penyalahgunaan kekuasaan dalam pemilu, contohnya. Para demonstran di berbagai tempat menolak pemilu curang, amsalnya.

Mereka orang-orang yang suka berisik, tetapi berisik yang baik. Banyak pihak, setidaknya saya, menaruh hormat kepada mereka. Keep talking, begitu prinsip mereka. Terus bersuara, itulah komitmennya, karena ancaman terhadap demokrasi kiranya belum segera berkesudahan.

Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama pernah bilang, “Our democracy is threatened whenever we take it for granted (Demokrasi kita terancam setiap kali kita mengabaikannya).” Kita memang tak boleh abai agar demokrasi lepas dari ancaman.

Mumpung lagi bulan puasa, izinkan saya mengutip ajaran agama soal bagaimana kita seharusnya menyikapi kemungkaran. Diriwayatkan, “Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.”

Kemungkaran demokrasi sedang menjadi-jadi. Ia harus diubah, harus dihentikan, dengan segala daya upaya, termasuk dengan lisan, terus berisik, terus bersuara.



Berita Lainnya
  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.

  • Basa-basi Meritokrasi

    27/5/2025 05:00

    HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.

  • Perseteruan Profesor-Menkes

    26/5/2025 05:00

    ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”