Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
'GELISAH jiwa, bagai prahara
Orang muda, orang tua
Penuh amarah, membabi buta
Gelisah hidup
penjara dunia
Padang gelisah, panas membara
Hutan gelisah, memagar hidup
Gelisah langit, muntahkan badai'
Penggalan lirik lagu Gelisah dari grup Kantata Takwa itu kiranya bisa menggambarkan suasana batin sebagian orang di negeri ini. Orang tua, orang muda, para cerdik pandai, mahasiswa, aktivis sosial, kelas menengah, juga para jelata dikepung pagar hidup bernama gelisah. Dunia serasa penjara bagi jiwa-jiwa gelisah itu.
Ada yang gelisah karena merasa demokrasi diinjak mati. Sebagian gelisah karena bejana etika dan moral kosong melompong. Beberapa gelisah karena akal sehat sekadar gentong bolong. Banyak yang gelisah karena janji-janji sudah menjelma omong kosong.
Ada yang berteriak lantang menggugat, "Drama prank apalagi yang akan disajikan? Tidak cukupkah kalian memain-mainkan nurani kami? Tidak cukupkah tumpukan janji yang sempat kami percayai bakal ditunaikan, tapi kalian ingkari?"
Timbunan kegelisahan itu kian menggunung seiring dengan makin menggunungnya utang pemerintah hingga lebih dari Rp8.200 triliun. Onggokan kegelisahan itu terus melangit mengikuti tingginya harga beras, telur, cabai, dan daging ayam yang membuat banyak periuk rakyat terguling.
Padang gelisah membuat situasi panas membara. Hutan gelisah menjelma menjadi pagar yang mengepung kehidupan. Gelisah akan harga yang melangit bisa memuntahkan badai kemarahan, mungkin juga kefrustrasian.
Hari-hari ini, ketika sebagian orang yang terus terimpit merasa bahwa hidup seperti menunda kekalahan, kekuasaan masih suka bersilat lidah. Pernyataan mereka seperti hendak mengelabui keadaan. Ketika para pewarta menanyakan ihwal bagaimana mengatasi harga beras yang membubung tinggi, jawabnya, "Cek Pasar Cipinang, cek Pasar Johar."
Wahai, apakah beras itu bisa secepat kilat berjalan sendiri ke rak-rak toko di dekat rumah warga? Apakah ia tidak perlu ongkos tambahan lagi hingga ke rak-rak itu? Nyatanya, beras Cipinang dan Johar itu tidak bisa jalan sendiri. Ia butuh dipanggul, dinaikkan ke truk-truk pengangkut, dibawa ke gudang-gudang distributor, diangkut lagi menuju retail-retail dan warung-warung pedagang.
Rakyat yang gelisah hendak dihibur pernyataan yang seolah meyakinkan, padahal sesungguhnya tak ubahnya memanipulasi kenyataan. Rakyat yang gelisah butuh kanal. Jiwa-jiwa yang gelisah perlu pembelaan. Seperti yang terjadi pada saat Socrates menyusun Apologia sebagai pembelaan diri (pleidoi) di persidangan.
Soceates yang gelisah dituduh 'menghasut dan merusak pikiran' generasi muda Yunani agar menolak mitos dewa-dewa versi negara dan mengajak mereka berpikir kritis. Pleidoi Socrates, meskipun berjudul Apologia, bukanlah 'permintaan maaf atas kesalahan' karena ia tidak bersalah dan ia orang baik. Ia cuma mengajak kaum muda untuk berani berpikir kritis.
Dunia menghormati Socrates sebagai pemikir besar yang mengubah perspektif manusia. Ia cuma hidup di era yang salah, ketika mayoritas manusia berada dalam kungkungan zaman jahiliah. Ia tetap dinyatakan bersalah, dihukum untuk minum racun. Namun, kegelisahan Socrates dicatat dengan tinta emas. Perjuangannya tidak sia-sia.
Kita memang tidak harus mencari martir yang sanggup meminum racun demi menegaskan terjadinya kepongahan kekuasaan. Namun, kekuasaan yang gelap mata mestinya didobrak keberanian yang menyala-nyala dan keteguhan sikap laiknya Socrates. Setidak-tidaknya tetaplah berteriak. Jangan simpan gelisah. Orkestrasikan kegelisahan menjadi pengingat mereka yang lupa.
Boleh juga sembari menyanyikan atau menyerukan bait-bait lagu Gelisah milik Kantata Takwa:
'Pada kelelawar ia mengadu
Pada lampu-lampu jalan sandarkan angan
Pada nada-nada lontarkan marah
Pada alam raya ia berterus terang
Aku gelisah
Aku gelisah
Aku gelisah...'.
Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.
TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.
KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved