Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Memperjuangkan Kehidupan

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
18/11/2023 05:00
Memperjuangkan Kehidupan
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

MENGAPA kehidupan mesti diperjuangkan? Kenapa pula pembantaian harus disingkirkan? Semua karena penghargaan terhadap manusia dan kehidupan.

Manusia adalah keajaiban besar. Magnum miraculum est homo, begitulah kata Giovanni Pico della Mirandola, filsuf Italia yang berpengaruh pada zaman Renaisans. Karena itu, menghargai dan menjaga kehidupan manusia setara dengan merawat keajaiban besar.

Sebaliknya, menghilangkan atau menelantarkan manusia berarti mengkhianati satu nilai yang paling hakiki dalam diri seseorang, yakni hidup itu sendiri. Tidak mengherankan jika seorang pembunuh adalah seorang pengkhianat. Ia tidak hanya mengkhianati orang yang dibunuhnya, tetapi lebih dari itu, ia mengkhianati kehidupan.

Apa yang dipertontonkan oleh Israel di Palestina ialah pengkhianatan terbesar terhadap hidup dan kemanusiaan. Bayangkan, lebih dari 11 ribu jiwa dibunuh dengan membombardir rumah-rumah mereka, tempat-tempat ibadah mereka, hingga rumah-rumah sakit mereka, nyaris tanpa jeda. Para remaja mesti mengubur impian mereka.

Ada anak remaja yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola. Mimpinya ingin berlaga di Piala Dunia sebagaimana bintang idola dia, seperti Ronaldo, Moh Salah, dan Karim Benzema. Mimpi itu kandas karena bom Israel di Gaza mengakhiri jiwanya. Kehidupan, bagi anak-anak Palestina di Gaza, sudah seperti gerbang menuju kematian.

Langkah barbar zionis Israel yang berdalih melenyapkan Hamas dari muka bumi dengan membunuh belasan ribu warga sipil, mengebom rumah sakit, serta menghancurkan masjid dan gereja, seperti hendak mengumumkan kepada dunia bahwa tidak ada hak hidup bagi rakyat Palestina. Di mata Israel, boleh jadi bayi-bayi memang dilahirkan untuk menjemput kematian.

Tidak ada pembenar apa pun atas tindakan pengkhianatan terhadap kemanusiaan seperti itu. Bahkan tekad Israel untuk membinasakan orang-orang Palestina tidak akan sanggup memusnahkan bangsa itu.

Itu semua hanya akan merawat kekerasan berkepanjangan. Usaha melawan kehidupan ialah langkah sia-sia. Akan selalu ada era ketika orang-orang terus mempertahankan kehidupan, walau mereka diancam dibinasakan. Patah tumbuh, hilang berganti. Akan terus bermunculan tunas-tunas baru. Mati satu, tumbuh seribu.

Setiap usaha membinasakan kehidupan, pada titik yang sama akan memunculkan ikhtiar memperjuangkan kehidupan. Itulah kenapa, jutaan orang di berbagai penjuru dunia memekik untuk kehidupan dan menolak pembinasaan di Gaza.

Begitu sakralnya kehidupan, sampai-sampai kitab suci mengingatkan bahwa barang siapa menyelamatkan seorang manusia, seolah-olah dia menyelamatkan semua manusia. Sebaliknya, barangsiapa membunuh satu manusia, seolah-olah ia telah membunuh semua manusia.

Saya teringat yang dikatakan sastrawan kelahiran Kolombia yang menetap di Meksiko, Gabriel Garcia Marquez, dalam pidato penganugerahan Hadiah Nobel untuknya: "Meskipun demikian, terhadap penindasan, penjarahan, dan pengabaian, kami menanggapi dengan hidup. Baik banjir maupun malapetaka, kelaparan atau bencana alam, atau bahkan perang dari abad ke abad, tidak mampu menaklukkan keuntungan bertahan hidup ketimbang kematian."

Bahkan dalam karya magnum opus-nya yang berjudul One Hundred Years of Solitude (di Indonesia diberi judul Seratus Tahun Kesunyian), Garcia Marquez menggambarkan bagaimana orang-orang tidak pernah lelah memperjuangkan kehidupan. Novel ini pun menjadi inspirasi kehidupan bagi jutaan rakyat Amerika Latin.

Jutaan manusia sudah lantang berteriak untuk Gaza. Mereka pada hakikatnya tengah menjaga kehidupan. Mereka menolak usaha Israel untuk menciptakan kematian hari demi hari dengan menjatuhkan bom, roket, mortir ke rumah sakit dan rumah-rumah warga. Langkah itu mustahil dibiarkan begitu saja. Seperti tertulis dalam kitab suci, nyawa harus dijaga dan kehidupan harus dipertahankan.

Israel dan para pembunuh kehidupan pada hakikatnya serupa dengan apa yang pernah dikemukakan filsuf eksistensialis Prancis, Jean-Paul Sartre, yang berfilsafat bahwa orang lain itu hanya neraka. Dirinyalah surga sesungguhnya. Itu artinya mereka juga sama saja dengan menolak menghargai kehidupan, bahkan lebih ngeri lagi: promotor pengkhianat kehidupan.



Berita Lainnya
  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik