Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Memperjuangkan Kehidupan

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
18/11/2023 05:00
Memperjuangkan Kehidupan
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

MENGAPA kehidupan mesti diperjuangkan? Kenapa pula pembantaian harus disingkirkan? Semua karena penghargaan terhadap manusia dan kehidupan.

Manusia adalah keajaiban besar. Magnum miraculum est homo, begitulah kata Giovanni Pico della Mirandola, filsuf Italia yang berpengaruh pada zaman Renaisans. Karena itu, menghargai dan menjaga kehidupan manusia setara dengan merawat keajaiban besar.

Sebaliknya, menghilangkan atau menelantarkan manusia berarti mengkhianati satu nilai yang paling hakiki dalam diri seseorang, yakni hidup itu sendiri. Tidak mengherankan jika seorang pembunuh adalah seorang pengkhianat. Ia tidak hanya mengkhianati orang yang dibunuhnya, tetapi lebih dari itu, ia mengkhianati kehidupan.

Apa yang dipertontonkan oleh Israel di Palestina ialah pengkhianatan terbesar terhadap hidup dan kemanusiaan. Bayangkan, lebih dari 11 ribu jiwa dibunuh dengan membombardir rumah-rumah mereka, tempat-tempat ibadah mereka, hingga rumah-rumah sakit mereka, nyaris tanpa jeda. Para remaja mesti mengubur impian mereka.

Ada anak remaja yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola. Mimpinya ingin berlaga di Piala Dunia sebagaimana bintang idola dia, seperti Ronaldo, Moh Salah, dan Karim Benzema. Mimpi itu kandas karena bom Israel di Gaza mengakhiri jiwanya. Kehidupan, bagi anak-anak Palestina di Gaza, sudah seperti gerbang menuju kematian.

Langkah barbar zionis Israel yang berdalih melenyapkan Hamas dari muka bumi dengan membunuh belasan ribu warga sipil, mengebom rumah sakit, serta menghancurkan masjid dan gereja, seperti hendak mengumumkan kepada dunia bahwa tidak ada hak hidup bagi rakyat Palestina. Di mata Israel, boleh jadi bayi-bayi memang dilahirkan untuk menjemput kematian.

Tidak ada pembenar apa pun atas tindakan pengkhianatan terhadap kemanusiaan seperti itu. Bahkan tekad Israel untuk membinasakan orang-orang Palestina tidak akan sanggup memusnahkan bangsa itu.

Itu semua hanya akan merawat kekerasan berkepanjangan. Usaha melawan kehidupan ialah langkah sia-sia. Akan selalu ada era ketika orang-orang terus mempertahankan kehidupan, walau mereka diancam dibinasakan. Patah tumbuh, hilang berganti. Akan terus bermunculan tunas-tunas baru. Mati satu, tumbuh seribu.

Setiap usaha membinasakan kehidupan, pada titik yang sama akan memunculkan ikhtiar memperjuangkan kehidupan. Itulah kenapa, jutaan orang di berbagai penjuru dunia memekik untuk kehidupan dan menolak pembinasaan di Gaza.

Begitu sakralnya kehidupan, sampai-sampai kitab suci mengingatkan bahwa barang siapa menyelamatkan seorang manusia, seolah-olah dia menyelamatkan semua manusia. Sebaliknya, barangsiapa membunuh satu manusia, seolah-olah ia telah membunuh semua manusia.

Saya teringat yang dikatakan sastrawan kelahiran Kolombia yang menetap di Meksiko, Gabriel Garcia Marquez, dalam pidato penganugerahan Hadiah Nobel untuknya: "Meskipun demikian, terhadap penindasan, penjarahan, dan pengabaian, kami menanggapi dengan hidup. Baik banjir maupun malapetaka, kelaparan atau bencana alam, atau bahkan perang dari abad ke abad, tidak mampu menaklukkan keuntungan bertahan hidup ketimbang kematian."

Bahkan dalam karya magnum opus-nya yang berjudul One Hundred Years of Solitude (di Indonesia diberi judul Seratus Tahun Kesunyian), Garcia Marquez menggambarkan bagaimana orang-orang tidak pernah lelah memperjuangkan kehidupan. Novel ini pun menjadi inspirasi kehidupan bagi jutaan rakyat Amerika Latin.

Jutaan manusia sudah lantang berteriak untuk Gaza. Mereka pada hakikatnya tengah menjaga kehidupan. Mereka menolak usaha Israel untuk menciptakan kematian hari demi hari dengan menjatuhkan bom, roket, mortir ke rumah sakit dan rumah-rumah warga. Langkah itu mustahil dibiarkan begitu saja. Seperti tertulis dalam kitab suci, nyawa harus dijaga dan kehidupan harus dipertahankan.

Israel dan para pembunuh kehidupan pada hakikatnya serupa dengan apa yang pernah dikemukakan filsuf eksistensialis Prancis, Jean-Paul Sartre, yang berfilsafat bahwa orang lain itu hanya neraka. Dirinyalah surga sesungguhnya. Itu artinya mereka juga sama saja dengan menolak menghargai kehidupan, bahkan lebih ngeri lagi: promotor pengkhianat kehidupan.



Berita Lainnya
  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.

  • Basa-basi Meritokrasi

    27/5/2025 05:00

    HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.

  • Perseteruan Profesor-Menkes

    26/5/2025 05:00

    ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”

  • Koperasi dan Barca

    24/5/2025 05:00

    KOPERASI itu gerakan. Ibarat klub sepak bola, gerakan koperasi itu mirip klub Barcelona. Klub dari Catalan, Spanyol, itu dari rakyat dan milik rakyat.