Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
KATA para bijak, manusia tempatnya salah, alpa, dan dosa. Tidak ada manusia yang tak pernah berbuat salah. Akan tetapi, jika dilakukan karena kelalaian dan kecerobohan, kesalahan itu bisa lain cerita, lain pula dampaknya.
Blunder. Itulah istilah untuk kesalahan lantaran lalai dan ceroboh. Kamus Oxford mendefinisikan blunder sebagai a stupid or careless mistake, kesalahan bodoh atau kesalahan ceroboh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), blunder adalah kesalahan serius atau memalukan yang disebabkan kebodohan, kecerobohan, atau kelalaian.
Blunder bisa dilakukan siapa saja, kapan saja, dalam hal apa saja. Istilah blunder kebanyakan digunakan di bidang olahraga, utamanya sepak bola dan catur. Blunder juga terbilang akrab di dunia politik. Ia menjadi musuh utama para politikus yang ceroboh, yang lalai, yang bodoh.
Soal blunder pun belakangan menjadi perbincangan karena lagi-lagi dilakukan oleh salah satu bakal capres, Ganjar Pranowo. Saat tampil di acara 3 Bacapres Bicara Gagasan di UGM, Selasa (19/9), Ganjar dianggap ceroboh, lalai, dan merendahkan profesi MC, master of ceremony.
Ketika itu, Ganjar yang bicara pendidikan mengatakan bahwa 10 lulusan terbaik perguruan tinggi mestinya jadi dosen, bukan MC. Najwa Shihab yang memandu acara merespons, “Siapa MC, Mas? Saya jurnalis, bukan MC.” Kemudian, Ganjar membalas, “Bukan, ya? Jurnalis lah kalau begitu.”
Najwa lantas menegaskan, jurnalis adalah profesi yang membanggakan. “Loh iya, maksud saya kalau tidak lulusan 10 terbaik. Kalau kemudian 10 lulusan terbaik sebuah harapan bahwa dia kembali ke kampus untuk mengajarkan ilmunya. Itu saja sebetulnya,” jawab Ganjar lagi.
Itulah blunder kesekian Ganjar. Sebelumnya, baik sebelum maupun setelah dideklarasikan sebagai bacapres, dia beberapa kali ceroboh, lalai. Kata-katanya, sikapnya, kebijakannya, kontroversial. Dalam sebuah podcast, misalnya, dia blak-blakan demen menonton bokep.
Ini blunder besar. Jelaganya masih membekas hingga sekarang. Menurut lembaga survei LSI Denny JA, 86,1% responden menyebut tak wajar seorang capres suka nonton video porno.
Ganjar juga manut saja diposisikan sebagai petugas partai. Penyikapan publik senada, kontra dengannya. Sebanyak 69,9% tak setuju jika presiden dianggap petugas partai.
Blunder berikutnya, Ganjar menyatakan ketidaksetujuannya tim Israel hadir di Piala Dunia U-20. Dia dianggap sebagai sosok yang berperan dalam pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah. Publik kesal, jutaan pencinta sepak bola Tanah Air marah.
Belum cukup, Ganjar blunder lagi. Kali ini terkait dengan blusukannya ke wilayah Jakarta, menerima keluhan warga, lalu menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Sekda Joko Agus. Ganjar merasa seolah sudah jadi presiden, padahal masih Gubernur Jawa Tengah. Sebanyak 74,7% responden menyatakan dia tak pantas bersikap dan berlaku seperti itu.
Masih ada blunder lain yang diperbuat Ganjar. Sehari sebelum di UGM, dia juga mendapat atensi negatif saat tampil dalam Kuliah Kebangsaan di FISIP UI. Dia dinilai nirempati ketika bertanya siapa yang membeli gas melon atau elpiji 3 kg. "Teman-teman yang hadir di sini yang dalam satu minggu ini membeli gas melon, angkat tangan. Gak usah malu. Oh ada, ada," tunjuk Ganjar ke audiens.
"Membeli gas melon, ya, Mbak? Ada? Tersedia? Gampang? Anda orang miskin? Alhamdulillah hanya satu yang angkat tangan di sini," imbuhnya.
‘Anda orang miskin?’. Kalimat itulah yang dipersoalkan. Itulah kenapa Ganjar dianggap terlalu gampang merendahkan orang lain. Itulah pula kenapa sebagian rakyat menilai Ganjar tak layak menjadi presiden.
Tentu, tak cuma Ganjar yang blunder. Hanya saja, sulit bagi saya untuk menemukan kecerobohan dua bacapres lainnya, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, sekerap Ganjar. Karena itu, izinkan saya membuat judul tulisan ini Blunder-Blunder Ganjar.
Prabowo yang di Pilpres 2014 dan 2019 kerap mengumbar 'kebodohan', kali ini jauh lebih berhati-hati. Baru satu blunder serius yang dilakukan, yakni ketika meminta masyarakat menerima uang yang dibagi-bagi politisi, tetapi soal pilihan ikuti kata hati. Dia dinilai mewajarkan politik uang.
Bagaimana dengan Anies? Beberapa kali dia memang dianggap keliru ketika menyoroti isu tertentu. Akan tetapi, yang terjadi kiranya lebih soal perbedaan data. Atau, pembaca punya referensi lain soal blunder Anies?
Dalam politik, blunder terjadi antara lain karena tanpa pikir panjang atau pertimbangan matang sebelum berucap dan bertindak. Bisa juga lantaran pelaku merasa diri paling benar meski sebenarnya salah. Apa pun, kecerobohan dan kelalaian seperti itu sangat merugikan.
Dalam sepak bola, blunder terbesar dan terfatal terjadi di Piala Dunia 1994 AS. Ketika itu, bek Kolombia Andres Escobar melakukan gol bunuh diri sehingga timnya kalah 1-2 dari tuan rumah. Tak cuma membuat negaranya pulang kandang, nyawa Escobar juga melayang. Lima hari berselang, dia didapati tewas ditembak di kota asalnya.
Di Pilpres 2024, blunder juga bisa membuat capres 'mati'. Ia mesti dihindari, jangan dilakukan, apalagi berulang kali.
KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved