Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Blunder-Blunder Ganjar

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
29/9/2023 05:00
Blunder-Blunder Ganjar
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KATA para bijak, manusia tempatnya salah, alpa, dan dosa. Tidak ada manusia yang tak pernah berbuat salah. Akan tetapi, jika dilakukan karena kelalaian dan kecerobohan, kesalahan itu bisa lain cerita, lain pula dampaknya.

Blunder. Itulah istilah untuk kesalahan lantaran lalai dan ceroboh. Kamus Oxford mendefinisikan blunder sebagai a stupid or careless mistake, kesalahan bodoh atau kesalahan ceroboh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), blunder adalah kesalahan serius atau memalukan yang disebabkan kebodohan, kecerobohan, atau kelalaian.

Blunder bisa dilakukan siapa saja, kapan saja, dalam hal apa saja. Istilah blunder kebanyakan digunakan di bidang olahraga, utamanya sepak bola dan catur. Blunder juga terbilang akrab di dunia politik. Ia menjadi musuh utama para politikus yang ceroboh, yang lalai, yang bodoh.

Soal blunder pun belakangan menjadi perbincangan karena lagi-lagi dilakukan oleh salah satu bakal capres, Ganjar Pranowo. Saat tampil di acara 3 Bacapres Bicara Gagasan di UGM, Selasa (19/9), Ganjar dianggap ceroboh, lalai, dan merendahkan profesi MC, master of ceremony.

Ketika itu, Ganjar yang bicara pendidikan mengatakan bahwa 10 lulusan terbaik perguruan tinggi mestinya jadi dosen, bukan MC. Najwa Shihab yang memandu acara merespons, “Siapa MC, Mas? Saya jurnalis, bukan MC.” Kemudian, Ganjar membalas, “Bukan, ya? Jurnalis lah kalau begitu.”

Najwa lantas menegaskan, jurnalis adalah profesi yang membanggakan. “Loh iya, maksud saya kalau tidak lulusan 10 terbaik. Kalau kemudian 10 lulusan terbaik sebuah harapan bahwa dia kembali ke kampus untuk mengajarkan ilmunya. Itu saja sebetulnya,” jawab Ganjar lagi.

Itulah blunder kesekian Ganjar. Sebelumnya, baik sebelum maupun setelah dideklarasikan sebagai bacapres, dia beberapa kali ceroboh, lalai. Kata-katanya, sikapnya, kebijakannya, kontroversial. Dalam sebuah podcast, misalnya, dia blak-blakan demen menonton bokep.

Ini blunder besar. Jelaganya masih membekas hingga sekarang. Menurut lembaga survei LSI Denny JA, 86,1% responden menyebut tak wajar seorang capres suka nonton video porno.

Ganjar juga manut saja diposisikan sebagai petugas partai. Penyikapan publik senada, kontra dengannya. Sebanyak 69,9% tak setuju jika presiden dianggap petugas partai.

Blunder berikutnya, Ganjar menyatakan ketidaksetujuannya tim Israel hadir di Piala Dunia U-20. Dia dianggap sebagai sosok yang berperan dalam pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah. Publik kesal, jutaan pencinta sepak bola Tanah Air marah.

Belum cukup, Ganjar blunder lagi. Kali ini terkait dengan blusukannya ke wilayah Jakarta, menerima keluhan warga, lalu menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Sekda Joko Agus. Ganjar merasa seolah sudah jadi presiden, padahal masih Gubernur Jawa Tengah. Sebanyak 74,7% responden menyatakan dia tak pantas bersikap dan berlaku seperti itu.

Masih ada blunder lain yang diperbuat Ganjar. Sehari sebelum di UGM, dia juga mendapat atensi negatif saat tampil dalam Kuliah Kebangsaan di FISIP UI. Dia dinilai nirempati ketika bertanya siapa yang membeli gas melon atau elpiji 3 kg. "Teman-teman yang hadir di sini yang dalam satu minggu ini membeli gas melon, angkat tangan. Gak usah malu. Oh ada, ada," tunjuk Ganjar ke audiens.

"Membeli gas melon, ya, Mbak? Ada? Tersedia? Gampang? Anda orang miskin? Alhamdulillah hanya satu yang angkat tangan di sini," imbuhnya.

‘Anda orang miskin?’. Kalimat itulah yang dipersoalkan. Itulah kenapa Ganjar dianggap terlalu gampang merendahkan orang lain. Itulah pula kenapa sebagian rakyat menilai Ganjar tak layak menjadi presiden.

Tentu, tak cuma Ganjar yang blunder. Hanya saja, sulit bagi saya untuk menemukan kecerobohan dua bacapres lainnya, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, sekerap Ganjar. Karena itu, izinkan saya membuat judul tulisan ini Blunder-Blunder Ganjar.

Prabowo yang di Pilpres 2014 dan 2019 kerap mengumbar 'kebodohan', kali ini jauh lebih berhati-hati. Baru satu blunder serius yang dilakukan, yakni ketika meminta masyarakat menerima uang yang dibagi-bagi politisi, tetapi soal pilihan ikuti kata hati. Dia dinilai mewajarkan politik uang.

Bagaimana dengan Anies? Beberapa kali dia memang dianggap keliru ketika menyoroti isu tertentu. Akan tetapi, yang terjadi kiranya lebih soal perbedaan data. Atau, pembaca punya referensi lain soal blunder Anies?

Dalam politik, blunder terjadi antara lain karena tanpa pikir panjang atau pertimbangan matang sebelum berucap dan bertindak. Bisa juga lantaran pelaku merasa diri paling benar meski sebenarnya salah. Apa pun, kecerobohan dan kelalaian seperti itu sangat merugikan.

Dalam sepak bola, blunder terbesar dan terfatal terjadi di Piala Dunia 1994 AS. Ketika itu, bek Kolombia Andres Escobar melakukan gol bunuh diri sehingga timnya kalah 1-2 dari tuan rumah. Tak cuma membuat negaranya pulang kandang, nyawa Escobar juga melayang. Lima hari berselang, dia didapati tewas ditembak di kota asalnya.

Di Pilpres 2024, blunder juga bisa membuat capres 'mati'. Ia mesti dihindari, jangan dilakukan, apalagi berulang kali.



Berita Lainnya
  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.