Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Salah Resep

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
12/9/2023 05:00
Salah Resep
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

TAK perlu pusing tujuh keliling apalagi frustrasi menghadapi kasus tindak pidana korupsi di negeri ini. Sejak zaman Orde Baru lembaga ad hoc pemberantasan korupsi selalu hadir. Begitu pula era pascareformasi, lembaga yang sama muncul, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada 2002.

Alasan kehadiran lembaga antirasuah itu ialah lembaga penegak hukum yang ada, seperti kejaksaan dan kepolisian, dianggap tak mampu memberantas korupsi. Namun, hingga kini, praktik lancung masih belum juga surut. Bahkan, semakin bervariasi modusnya. Tak hanya melibatkan kawan dekat, praktik haram itu juga melibatkan seluruh anggota keluarga.

Demikian pula nilai korupsinya semakin fantastis dari hari ke hari. Seiring dengan desentralisasi pemerintahan, korupsi pun tak lagi didominasi pusat-pusat kekuasaan di Ibu Kota Jakarta, tetapi sudah menyebar ke sejumlah pemerintahan di daerah, termasuk di pelosot, seperti Papua. Pelaku korupsi ramai-ramai menjarah uang negara.

Dari fakta-fakta tersebut pelaku korupsi seolah menantang aparat penegak hukum meski KPK sering kali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) dan lembaga lain, seperti Kejaksaan Agung, tak kalah gencar memerangi korupsi di Tanah Air. Tampaknya mereka berkeyakinan seandainya ditangkap proses hukum masih bisa diatur, mulai vonis tingkat pertama hingga proses banding dan kasasi.

Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, ialah tokoh nasional yang konsisten berpendapat bahwa akar merebaknya korupsi di bumi Nusantara ialah gaji aparatur pemerintahan, Polri, dan TNI kecil. Mereka dinilai kurang sejahtera sehingga tergiur melakukan korupsi. "Birokrasi harus kita diperbaiki gaji-gajinya untuk hilangkan korupsi," ucap Prabowo dalam pidato politik saat Konsolidasi Pemenangan Partai Bulan Bintang di Padang yang disiarkan live Youtube Gerindra TV pada Minggu (10/9).

Bukan kali ini saja mantan Danjen Kopassus itu mengusulkan penaikan gaji pegawai pemerintah, Polri, dan TNI agar mereka tidak mengembat uang negara, jika dia terpilih sebagai presiden. Pada Pemilihan Presiden 2014 saat berpasangan dengan Hatta Rajasa dan pada 2019 kala menggandeng Sandiaga Uno, Prabowo juga menegaskan hal yang sama.

Pernyataan Prabowo perlu dikaji lagi. Bahkan, itu terkesan menyederhanakan masalah dan sesat pikir karena tak berbasiskan data.

Berdasarkan laporan KPK, sejak awal 2022 sampai 20 Oktober 2022 ada 31 pelaku tindak pidana korupsi yang berpangkat eselon I/II/III. Artinya, secara gaji mereka cukup layak, belum lagi berbagai tunjangan yang mereka terima.

Pelaku rasuah berpangkat eselon itu mencapai 39,24% dari total pelaku tindak pidana korupsi di Indonesia, yang totalnya berjumlah 79 orang sampai 20 Oktober 2022. Pelaku korupsi terbanyak berikutnya berstatus sebagai wali kota/bupati/wakil mereka dengan jumlah 18 orang dan pihak swasta 17 orang.

Kemudian koruptor dari anggota DPR/DPRD ada 4 orang, kepala kementerian/lembaga (K/L) 2 orang, hakim, jaksa, dan pengacara masing-masing 1 orang, dan 4 orang dari latar belakang lainnya.

Dari sisi modus operandi, Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan modus operandi yang paling dominan muncul sepanjang 2022 ialah penyalahgunaan anggaran. Dari 579 kasus korupsi, 250 kasus atau 43% di antaranya berdimensi pengadaan barang dan jasa.

Dari kasus korupsi kelas kakap yang ditangani Kejaksaan Agung terlihat pelaku korupsi ialah pemegang jabatan tertinggi, seperti kasus Jiwasraya (kerugian negara Rp16,8 triliun), kasus ASABRI (kerugian negara Rp22,7 triliun), kasus ekspor CPO (kerugian negara Rp12 triliun), dan kasus korupsi proyek BTS 4G di Kementerian Komunikasi dan Informatika (kerugian negara Rp 8 triliun).

Belum lagi kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) soal transaksi janggal di Kementerian Keuangan sebesar Rp349 triliun yang diduga melibatkan delapan pegawai pajak. Gaji semua PNS di seluruh Indonesia ialah sama sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2019. Gaji pokok PNS ditetapkan sebesar Rp1.560.800 untuk masa jabatan terendah hingga Rp5.901.200 untuk masa jabatan tertinggi. Yang membedakan ialah tunjangan kinerja. Tunjangan kinerja Direktorat Jenderal Pajak tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 37 Tahun 2015. Tunjangan terendah mereka ditetapkan sebesar Rp5.361.800 untuk level jabatan pelaksana dan tertinggi sebesar Rp117.375.000 untuk level eselon I atau Direktur Jenderal Pajak.

Penaikan gaji aparatur sipil negara, Polri, dan TNI bukan variabel tunggal untuk menekan laju korupsi. Korupsi di Republik ini terjadi karena keserakahan (corruption by greed). Karena itu, perlu sistem pencegahan yang efektif dan penegakan hukuman yang maksimal. Negeri ini mengalami praktik korupsi akut. Puncaknya, terjadi korupsi Mahkamah Agung, benteng terakhir keadilan. Indonesia membutuhkan capres yang cerdas, mampu berpikir sistematis, berani, dan tidak menjadikan populisme sebagai pijakan pengambilan kebijakan. Tabik!



Berita Lainnya
  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.