Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Politikus Muda Ujug-Ujug

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
01/9/2023 05:00
Politikus Muda Ujug-Ujug
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KATA banyak orang, Pemilu 2024 milik anak muda. Selain semakin banyak yang menjadi kontestan dalam kontestasi, anak muda mendominasi  kuantitas pemilih. Mereka ialah kekuatan yang menentukan.

Anak muda begitu dominan tecermin pada daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 yang telah diumumkan KPU yang berisi 204.807.222 orang. Mayoritas dari kelompok generasi Z dan milenial.

Generasi milenial ialah sebutan untuk orang yang lahir pada 1980 hingga 1994. Jumlah pemilih dari generasi itu 66.822.389, atau 33,60%. Generasi Z merujuk pada orang yang lahir pada 1995 sampai 2000-an. Pemilih dari kelompok itu 46.800.161, atau 22,85% dari total DPT.

Jika diakumulasikan, pemilih dari generasi milenial dan generasi Z lebih dari 113 juta orang, atau mencakup 56,45% dari keseluruhan pemilih.

Itu soal pemilih. Pemain dari anak muda juga banyak. Untuk bakal calon penghuni Senayan yang ditetapkan KPU, misalnya. Meski masih didominasi umur di atas 40 tahun yang mencapai 6.661 orang, atau 67% dari total 9.925 caleg sementara, usia 21-30 tahun cukup banyak. Jumlahnya 1.507 orang. Sementara itu, bakal caleg berusia 31-40 tahun sebanyak 1.757.

Anak-anak muda mewarnai pula persaingan rumpun eksekutif. Tidak sedikit yang telah memenangi pilkada dan kiranya akan semakin banyak yang tampil di pilkada tahun depan. Anak muda bahkan sedang diperjuangkan untuk bisa menduduki kursi orang nomor dua di Republik ini. Ketentuan soal batas minimal usia cawapres diuji materi dari 40 tahun menjadi 35 tahun.

Kata para bijak, anak muda ialah agen perubahan. Mereka pemilik masa depan untuk menggantikan pengampu masa lalu, yang dewasa, yang tua-tua. Karena itu, patut kiranya kita berharap agar anak-anak muda tak lagi sekadar menjadi penonton dalam kompetisi penentuan arah negeri. Jadi, kalau anak muda kian tertarik politik, bolehlah kita sambut baik.

Namun, yang dibutuhkan bangsa ini bukan anak muda yang asal muda. Yang kita perlukan ialah anak-anak muda yang memang punya kapasitas, bukan besar karena fasilitas. Yang kita harap ialah anak muda yang benar-benar hebat, bukan besar karena kerabat.

Itulah persoalannya. Sulit untuk dimungkiri, banyak politikus muda ujug-ujug, makbedunduk. Karier politik mereka melesat cepat karena orangtua atau mertua mereka seorang pejabat. Mereka menjadi caleg, mendapat nomor urut bagus dari daerah pemilihan lumbung suara pula, karena orangtua, mertua, encang, teteh, pakde, bude, om, tante mereka petinggi partai. Menguatnya dinasti politik, itulah yang tengah menjadi sorotan dalam daftar caleg kali ini.

Salahkah? Tidak. Patutkah? Tidak juga. Namun, bukankah kepatutan, fatsun, etika, atau apalah namanya dalam politik kita memang bukan sesuatu yang penting?

Fenomena politikus muda tak hanya terjadi di Indonesia. Di mancanegara, hal serupa juga menggejala. Bedanya, pemimpin muda di luar negeri umumnya besar karena kehebatan diri sendiri. Bukan lantaran nama besar orangtua atau mertua, bukan karena berdarah biru.

Kita ingat Emmanuel Macron dari Prancis, Justin Trudeau (Kanada), Sebastian Kurz (Austria), atau Sophie Wilmes (Belgia). Terakhir ada Sanna Marin yang menjadi pemimpin Finlandia pada 2019 dalam usia 34 tahun sekaligus menjadi perdana menteri termuda di dunia.

Marin kiranya mewakili politikus atau pemimpin muda yang ideal. Dia orang biasa, tidak kaya, juga bukan trah penguasa. Orangtuanya berpisah sejak dia masih kecil. Dia tinggal di apartemen sewaan dan sempat bekerja di toko roti ketika berusia 15 tahun. Setelah lulus kuliah, dia menjadi kasir hingga sempat diejek sebagai 'gadis pelayan toko'.

Marin mengawali karier politik pada usia 27 tahun dengan menjadi wali kota di kota asalnya, Tampere. Pada 2015, dia bergabung dengan parlemen hingga akhirnya menjadi perdana menteri setelah ditunjuk partainya, Partai Sosial Demokrat, menggantikan PM Rinne yang mundur karena mosi tidak percaya.

Marin telah membuktikan kepada dunia bahwa orang muda dari kalangan biasa juga bisa menjadi pemimpin. “Secara global citra seorang pemimpin masih sangat maskulin dan hanya sedikit pengambil keputusan dari generasi muda,” ungkapnya suatu saat.

Terlalu naif kiranya kalau saya menyebut semua politikus muda di Republik ini matang karbitan, eksis karena kekerabatan. Ada pula yang matang pohon, merangkak dari bawah, ditempa tantangan dan pengalaman. Politikus muda seperti itulah yang dibutuhkan jika ingin Pemilu 2014 betul-betul menjadi milik anak muda. Sama dengan orasi Bung Karno dulu yang menginginkan pemuda yang benar-benar mampu mengguncang dunia.



Berita Lainnya
  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.