Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pansos Politik

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
27/7/2023 05:00
Pansos Politik
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BANYAK jalan menuju Roma. Itulah ungkapan yang pas untuk dunia politik. Dalam dunia yang satu ini tak ada kamus 'mati langkah' atau 'mati angin'. Pasalnya, politik pada hakikatnya ialah seni menciptakan kemungkinan (art of possibilities). Bagi politikus yang sering mengalami dua 'kematian' di atas, bisa dipastikan yang bersangkutan tidak cocok jadi politikus.

Yang bersangkutan sering mengalami dua 'kematian' di atas boleh jadi karena mainnya kurang jauh. Bisa juga soal jam terbang yang minim. Terlebih lagi jika memiliki kepribadian yang buruk, seperti tinggi hati dan dengki. Kualitas komunikasi baik interpersonal ataupun intrapersonal di bawah standar. Akibatnya, sang politikus tanggung ini hanya menjadi follower, bukan trendsetter.

Dalam dunia politik diperlukan bukan hanya modal keandalan (endurance), melainkan juga kecerdasan dalam mengomunikasikan pikiran dan gagasannya, kreatif, dan inovatif dalam strategi memasarkan dirinya kepada masyarakat luas (political marketing). Kecerdasan dalam 'menjual' dirinya bisa kita lihat pada tahun politik menuju Pemilu 2024. Salah satu jurus yang digunakan ialah marketing pansos alias panjat sosial.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pansos adalah usaha yang dilakukan untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi. Pansos merupakan jurus yang cukup efektif untuk menciptakan penjualan produk untuk dibicarakan masyarakat. Semakin banyak dibicarakan masyarakat, diskursus publik baik yang pro ataupun kontra, sama-sama membawa keuntungan.

Jurus pansos bisa membangun piramida brand awareness (kesadaran merek), yakni suatu kemampuan bagi konsumen untuk mengenali produk melalui logo, image, warna, moto, dan jenis lainnya. Piramida itu terbangun dimulai dari unaware of brand (tidak menyadari merek), brand recognition (pengenalan merek), brand recall (pengingatan kembali terhadap merek) dan top of mind (puncak pikiran). Pada tingkatan yang tertinggi itu, merek akan disebutkan pertama kali oleh konsumen saat konsumen ditanya merek yang dia kenal.

Pada tahun politik ini jurus pansos bertaburan, baik dalam konteks pemilihan presiden atau pemilihan legislatif. Strategi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengusung putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, sebagai 'Depok Pertama' alias calon Wali Kota Depok adalah marketing pansos.

PSI ialah partai kecil alias nonparlemen. Pada Pemilu 2019 atau pemilu pertama PSI, mereka menempati urutan ke-12 dari 17 parpol. Perolehan suara mereka sebesar 2.650.361 juta, atau 1,89%. Pada Pemilu 2024, partai yang dipimpin pesohor Giring Ganesha Djumaryo menargetkan suara 7% untuk menembus Senayan.

Pengusungan Kaesang disusul pemasangan baliho Kaesang sebagai calon 'Depok 1' oleh PSI di Kota Depok, Jawa Barat, tak pelak menjadi pembicaraan publik. Warga Depok membahasnya di mana-mana, baik yang pro ataupun kontra. Bahkan, media massa pun menampilkannya menjadi berita utama atau talk show di sejumlah televisi. Maklum, langkah PSI itu memang ditujukan untuk menggusur dominasi Partai Keadilan Sejahtera yang telah menguasai 'Kota Belimbing' itu selama dua dekade lebih. Nama PKS pun langsung melesat.

Strategi pansos yang lebih masif lagi ialah pemilihan legislatif. Sejumlah baliho bacaleg diembel-embeli tulisan bahwa si caleg adalah anak tokoh anu, anak/cucu kiai anu, mantu kiai anu, santri kiai anu, dan sebagainya. Ada juga bacaleg yang menyebut dalam balihonya sebagai bapaknya artis anu, dan sebagainya.

Hanya saja, brand awareness bukan segalanya. Selanjutnya ada brand engagement, yakni ikatan emosional pelanggan pada suatu merek. Tahapan itu dilakukan dengan cara terus menyapa masyarakat, berkomunikasi dengan berbagai saluran, dan mengajak masyarakat terlibat dalam penyusunan kebijakan. Pada tahap ini, publik tidak segan-segan untuk memberikan dukungan, misalnya, melalui media sosial dengan like, follow, atau subscribe.

Di atas semua itu adalah brand loyalty, yakni pelanggan memiliki loyalitas kepada suatu merek. Warga memiliki komitmen untuk memberikan dukungan secara penuh kepada merek atau partai yang sukses memikatnya dengan jurus yang dilakukan mereka. Apa pun cibiran masyarakat kepada partai atau tokoh tertentu, jika publik (konstituen) sudah menyukainya, tidak akan goyang.

Menurut Hermawan Kertajaya (2003), loyalitas merupakan manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, men-support, mendapatkan rasa aman, dan membangun keterikatan serta menciptakan emotional attachment (ikatan emosional). Dalam konteks politik, loyalitas konstituen kepada partai atau tokoh politik membutuhkan waktu lama. Sentuhan kepada konstituen tak sekadar fisik, tetapi nilai-nilai yang ditawarkan untuk meyakinkan sebuah pilihan. Tabik!



Berita Lainnya
  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik