Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PADA 2016 Zaskia Gotik tersandung perkara penghinaan lambang negara. Dalam sebuah acara televisi, empunya nama asli Surkianih itu menyebut tanggal proklamasi 32 Agustus dan lambang sila ke lima Pancasila 'bebek nungging'.
Kita tahu, proklamasi kita ialah 17 Agustus 1945. Bukan 32 Agustus. Lagian tidak ada di almanak tanggal 32. Zaskia jelas membanyol, tetapi banyolannya jauh dari lucu. Banyolannya lebih dekat pada pelecehan.
Pun ketika Zaskia mengatakan lambang sila ke lima Pancasila 'bebek nungging'. Kita tahu, sila ke lima dilambangkan padi dan kapas. Lambang yang merepresentasikan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Akibat banyolan konyolnya, Zaskia hampir jadi pesakitan. Dia dilaporkan beberapa pihak atas dugaan pelecehan lambang negara. Untungnya, si Neng tak sampai dipenjara. Dia meminta maaf dan dimaafkan. Alih-alih dipidana, pemilik 'goyang itik' itu kemudian malah diangkat menjadi duta Pancasila. Yang memilih Fraksi PKB.
Pada 2017, sejumlah remaja memetik bunga edelweis atau Anaphalis javanica di Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Tindakan itu merupakan pelanggaran hukum. Mereka bisa terancam pidana paling lama 5 tahun dan denda maksimal Rp100 juta. Namun, alih-alih memberikan sanksi, pihak Taman Nasional Gunung Rinjani memaafkan dan malah menjadikan mereka sebagai duta pelestari edelweis.
Tahun lalu, seorang pengendara sepeda motor di Bintaro, Tangerang Selatan, menyita perhatian. Marwan, itulah namanya. Dia unjuk gigi dengan berkendara free style, tanpa helm pula. Aksinya jelas merupakan pelanggaran. Terlebih, STNK motor sudah mati dan BPKB hilang. Motor bodong itu merupakan kendaraan pengangkut rumput.
Alih-alih menilang, polisi justru menjadikan Marwan duta keselamatan lalu lintas. Satu sepeda motor diberikan. Marwan dibina agar hobi menggeber motor dengan gaya bebas kegemarannya tersalurkan.
Lucunya negeri ini. Yang salah bukannya mendapatkan sanksi, tetapi justru dielukan tinggi-tinggi. Duta Pancasila, duta pelestari edelweis, dan duta free style, hanyalah sedikit contoh dari duta-duta aneh yang lain. Masih ada duta protokol kesehatan untuk seseorang yang mengejek pengunjung mal di Surabaya yang memakai masker.
Ada pula duta atau ikon kampanye antinarkoba. Sebut saja artis senior Roy Marten. Bahkan, celaka mencit, Roy kembali ditangkap menggunakan narkoba ketika menyandang status terhormat itu.
Paradoksal, sungguh paradoksal. Para pelanggar justru dijadikan duta dari kesalahan yang dibuat. Mereka diminta berkampanye berkebalikan dari kesalahan yang dilakukan.
Gelar duta yang sesungguhnya sakral kerap diobral. Ia tak lagi pilih-pilih, tak perlu didasarkan prestasi, tak harus punya kelebihan, dan tak mesti unjuk kebolehan untuk mendapatkannya. Godaan untuk memberikannya bahkan sudah cukup tatkala seseorang melakukan sesuatu yang viral, yang booming di media sosial.
Godaan itu pula yang mengusik terkait dengan fenomena anak-anak SCBD alias Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok yang menghebohkan akhir-akhir ini. Fenomena yang mana anak-anak dari daerah penyangga 'menginvasi' pusat Ibu Kota dengan dandanan dan perilaku khas mereka. Dandanan yang sampai-sampai memunculkan tren fesyen anyar, tren Citayam Fashion Week.
Ada tiga tokoh utama dalam fenomena itu. Ada Jeje, Roy, dan Bonge. Mereka tiba-tiba menjelma sebagai bintang. Saking terkenalnya kreasi mereka, saking tenarnya Citayam Fashion Week, media Jepang, Tokyo Fashion, memberikan perhatian. Tak ketinggalan, tentu saja, para politikus ikut tebar pesona di sana.
Sepak terjang Jeje dan kawan-kawan ada baiknya. Mereka kreatif. Mereka punya daya pikat. Berkat mereka, omzet UMKM di bidang busana murah dikabarkan naik berlipat.
Mereka begitu menggoda untuk diangkat sebagai duta. Di situlah kurang tepatnya. Karena gemar nongkrong, Jeje disebut-sebut didapuk sebagai duta nongkrong. Pemilik nama asli Jasmine Laticia itu diharapkan bisa memberikan contoh bagaimana nongkrong yang baik. Sebegitu pentingkah nongkrong sehingga butuh duta? Negeri ini memang lucu.
Jeje, Roy, dan Bonge juga didaulat sebagai duta sampah. Pemprov DKI Jakarta berharap mereka bisa memberikan contoh bagaimana menjaga kebersihan di ruang publik. Sudah sebegitu berprestasikah mereka hingga dijadikan duta?
Bolehlah feysen mereka memang keren. Namun, bagaimana dengan gaya hidup? Elokkah ketika di konten mereka merokok? Patutkah model pergaulan antarlawan jenis yang mereka pertontonkan di konten?
Mungkin saya orang kolot, ketinggalan zaman. Namun, merokok dan mengeksploitasi pacaran kiranya bukanlah sesuatu yang mendidik. Tidak berfaedah. Kendati semua itu hanya dalam konten, cuma untuk menarik perhatian. Mereka masih anak-anak, tidak baik jika dicontoh anak-anak.
Untuk menjadi duta tak cukup karena karena tenar, karena viral. Perilaku dan kepribadianlah yang semestinya menjadi modal dan pertimbangan utama.
Kita tak boleh gampangan mengangkat seseorang menjadi duta apa pun, siapa pun dia. Kiranya pengalaman ketika Kang Emil menunjuk Ade Londok sebagai duta kuliner Jawa Barat seusai mempromosikan Odading Mang Oleh bisa jadi pelajaran.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved