Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
AKSI Cepat Tanggap atau lebih dikenal dengan ACT sedang heboh. Ia menjadi sorotan. Bukan karena aksi-aksi terpuji yang selama ini diinisiasi, tetapi lantaran sejumlah dugaan tak elok sebagai organisasi kemanusiaan.
ACT menjadi trending bernada miring pascapemberitaan Majalah Tempo edisi 2 Juni 2022 berjudul Kantong Bocor Dana Umat. ACT yang dibentuk pada 2005 adalah organisasi nirlaba profesional yang memfokuskan kerja-kerja kemanusiaan. Dananya? Mayoritas donasi dari masyarakat dan umat.
Sejak Minggu (3/7) malam, tagar Jangan Percaya ACT pun merajai di Twitter. Mencuat pula istilah Aksi Cepat Tancap dan Aksi Cepat Tilep. Intinya sama, warganet meragukan ACT sebagai organisasi kemanusiaan yang benar-benar bersih, jujur, dalam mengelola dana umat.
Benarkah ACT kotor, tidak jujur? Yang pasti mereka harus menjawab secara lurus sejumlah pertanyaan bengkok. Sebut saja soal gaji dan fasilitas yang luar biasa besar dan wah buat para petinggi. Untuk gaji, mereka disebut-sebut menerima ratusan juta rupiah per bulan. Untuk fasilitas, mereka dikabarkan antara lain mendapat mobil-mobil mewah sekelas Alphard, CR-V, atau Pajero.
Benarkah ACT mengelola donasi dari masyarakat semata untuk kepentingan kemanusiaan? Analisis dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mesti jadi perhatian. Kata Ketua Ivan Yustiavandana, PPATK sudah menganalisis aliran dana dari ATC dan sebagian telah diserahkan kepada aparat penegak hukum.
Diserahkan kepada penegak hukum berarti ada persoalan hukum. Hasil analisis sementara teridentifikasi ada penyalahgunaan dana terkait aktivitas terlarang. Karena penegak hukum yang dimaksud Ivan ialah Densus 88 dan BNPT, berarti ada urusan dengan terorisme. Apakah ACT membantu teroris? Biarlah nanti aparat yang memastikannya.
Dana yang dikelola ACT banyak, teramat banyak. Menurut mantan Presiden ACT Ahyudin, dalam lima tahun terakhir saja donasi yang masuk mencapai Rp3 triliun. Begitu besarnya dana yang dikelola itu pula yang membuat dia menganggap wajar petinggi ACT digaji besar.
Masyarakat Indonesia kiranya benar-benar dermawan. Welas asih. Suka sekali berderma. Gampang membantu sesama. Besarnya uang hasil donasi yang masuk dan dikelola ACT adalah buktinya. Belum lagi derma yang mereka percayakan kepada yayasan-yayasan lain yang menjamur di negeri ini.
Bahwa orang Indonesia pemurah mendapat pengakuan pula dari World Giving Index (WGI). Laporan WGI pada 2021 yang dirilis oleh Charities Aid Foundation menempatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia. Skornya 69%, naik ketimbang 2018 yang juga di posisi teratas dengan nilai 59%.
Pada 2021, Indonesia menempati dua peringkat teratas dari tiga indikator yang menjadi ukuran WGI. Pertama indikator menyumbang kepada orang asing atau tidak dikenal. Kedua, menyumbang uang dan kegiatan kerelawanan alias volunteer.
Sebagai juara, Indonesia lebih baik daripada Kenya di posisi kedua. Disusul kemudian Nigeria, Myanmar, dan Australia. Sebagai sesama negara ASEAN, Myanmar pernah dinobatkan sebagai negara paling dermawan selama empat tahun beruntun. Dari 2014 hingga 2017.
Dari hasil penelitian, 8 dari 10 orang Indonesia menyumbangkan uang pada 2021. Membanggakan? Tentu saja. Nyatanya, kesulitan hidup akibat pandemi covid-19 tak lantas membuat masyarakat kita pelit. Mereka tetap berjiwa sosial, tetap bersemangat membantu orang lain, tetap filantropi. Pun tingkat kerelawanan Indonesia dilaporkan tiga kali lipat lebih besar dari rata-rata dunia. Sungguh luar biasa.
Kenapa orang Indonesia begitu murah hati? Banyak faktor yang melatari. Salah satunya ialah pengaruh ajaran agama dan tradisi lokal yang kuat. Ajaran dan tradisi tentang kegiatan berderma dan menolong sesama.
Jika menyangkut agama, masyarakat kita rela menyumbangkan harta. Jika ada yang membawa-bawa soal keyakinan, mereka mudah bersedekah. Celakanya, sifat itulah yang kemudian dikapitalisasi oleh para penjual agama. Agama nan suci dan mulia dibajak untuk kepentingan bisnis atau kegiatan sosial yang ujung-ujungnya demi cuan. Mereka paham betul bahwa begitu banyak umat yang gampang kehilangan akal sehat jika dipikat dengan janji-janji surga.
Masih ingat kasus First Travel? Karena tergiur kemudahan dan murahnya berangkat umrah, tak kurang dari 63 ribu jemaah menjadi korban. Kerugiannya, hampir Rp1 triliun.
Masih ingat kasus Kampung Kurma? Karena terpikat oleh penjualan kaveling berbumbukan agama, sekitar 2.000 orang menjadi korban investasi bodong. Kerugiannya, sekitar Rp333 miliar.
Masih suka melihat kotak amal di tempat-tempat umum? Hati-hati, bukan tak mungkin pemrakarsa kotak-kotak sedekah itu memanfaatkan kedermawanan kita, kesalehan kita, untuk mendanai kegiatan terorisme. Soal ini, Polri pernah menyita hampir 800 kotak amal dalam penangkapan tiga terduga teroris di Lampung tahun lalu.
KH Ahmad Ishomuddin bilang, saat ini sudah semakin banyak orang yang makan dengan 'menjual' agama. “Mereka mengeksploitasi keikhlasan pihak lain yang berdonasi untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, sama sekali bukan untuk kemaslahatan umat manusia.”
Kata cendekiawan Azyumardi Azra, beragama harus berakal. Dengan akal pikiran, dengan akal sehat, kita bisa menangkal akal bulus para penjual agama.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.
Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved