Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Nestapa Pekerja Migran

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
05/7/2022 05:00
Nestapa Pekerja Migran
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PEPATAH ‘daripada hujan emas di negeri orang lebih baik hujan batu di negeri sendiri’ tidak berlaku bagi para pekerja migran Indonesia. Mereka lebih memilih mengadu peruntungan di negeri orang ketimbang kelaparan di negeri sendiri, baik dengan jalan ‘halal’ maupun jalan ‘haram’ alias ilegal.

Mengadu peruntungan ke negeri orang bukan perkara mudah meski ditempuh dengan jalan ‘halal’. Mereka harus merogoh kocek dalam-dalam untuk menyiapkan segala sesuatunya demi mengadu nasib di negeri orang. Belum lagi harus meninggalkan keluarga.

Bila suami, dia harus meninggalkan anak dan istrinya. Bila isteri, dia harus meninggalkan anak dan suaminya. Bila masih lajang, dia harus meninggalkan orangtua tercintanya. Tak sedikit di antara mereka harus menjual ternak, kebun, sawah, kendaraan, dan aset properti lainnya. Bila modal masih kurang juga, mereka terpaksa pinjam kepada lintah darat atau calo dan oknum pengerah tenaga kerja yang memberikan ijon dengan bunga selangit sekitar 27%-30%.

Istillah pekerja migran Indonesia (PMI) atau tenaga kerja Indonesia (TKI) secara substansi sami mawon alias sama saja. Mereka adalah warga negara Indonesia yang akan bekerja di luar negeri. Sebutan

TKI yang termuat pada UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri telah dicabut dengan UU Nomor 18 Tahun 2017. Perubahan regulasi inilah yang pada akhirnya memunculkan istilah PMI sehingga sebutan TKI sudah tidak lagi dipakai dalam aturan yang baru.

Dalam UU No 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia disebutkan bahwa calon PMI adalah setiap tenaga kerja Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

Regulasi yang memayungi pekerja migran itu menegaskan bahwa PMI harus dilindungi dari perdagangan manusia, perbudakan dan kerja paksa, kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia.

Meski menempuh jalur sah untuk menjadi pekerja migran, tak sedikit pula kisah getir nan mengharukan menimpa mereka. Tak digaji, diperkosa, dan mengalami kekerasan fisik lainnya oleh sang majikan durjana. Beberapa di antaranya menderita kelumpuhan, kebutaan, dan bahkan meninggal dunia, baik di negeri orang maupun setibanya di Tanah Air.

Yang terbaru, informasi yang diluncurkan Koalisi Buruh Migran Indonesia Berdaulat (KBMB) menyentak publik. Mereka menyebut sebanyak 149 PMI meninggal di lima pusat tahanan imigrasi di Sabah, Malaysia.

Namun, kisah sukses bergelimang emas tak bisa dimungkiri pula menghampiri sejumlah PMI. Saya mendapat cerita kisah sukses bikin ngiler warga sekampung saya di Karawang, Jawa Barat. Kebaikan sang majikan (suami istri) di negeri jazirah Arab terhadap PMI tersebut sangat luar biasa. Setiap akan pulang ke kampung halaman, ia diantar sang majikan ke bandara sambil berlinang air mata penuh haru. Bahkan, sang majikan pernah menengok si pekerja migran ke kampung halamannya.

Belakangan, ada pula kisah pekerja migran yang menuai kesuksesan setelah menjadi Youtuber dengan konten-konten yang menarik dan unik dari negeri tempat mereka bekerja. Mereka mampu menggaet subscriber yang tinggi. Alhasil, pundi-pundi menggiurkan pun mereka raup.

Tak hanya itu, mereka menjadi narasumber hingga diwawancarai media massa di Indonesia. Konten-konten mereka pun sering dicomot media arus utama di Tanah Air.

Sebut saja Alman Mulyana, pria asal Jawa Barat yang menjadi pekerja migran di Arab Saudi. Dia acap kali menyedot perhatian publik dengan video blog (vlog) miliknya yang mengisahkan kehidupan sehari-hari, misteri-misteri, hingga pariwisata di negeri kerajaan tersebut. Youtuber kondang ini berhasil meraih 2,23 juta subscriber. Sejumlah pekerja migran di Korea Selatan, Taiwan, dan beberapa negara lain, juga banyak yang sukses mengikuti jejak Alman Mulyana.

Mereka sering disebut pula sebagai pahlawan devisa. Nilai dana remitansi yang dikirim pekerja migran ke Tanah Air pun sangat tinggi, Rp160 triliun per tahun. Nilai remitansi tersebut yang terbesar setelah penerimaan devisa dari sektor migas.

WNI yang bekerja di mana saja di kolong jagat ini harus dilindungi negara. Oleh karena itu, negara pun seharusnya hadir melakukan pengawasan dari hulu sampai hilir terhadap arus pekerja migran. Sanksi yang berefek jera harus dikenakan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam mafia pekerja imigran ‘jalur haram'. Kehadiran negara seperti itu sungguh tugas mulia. Namun, jauh lebih mulia apabila negara menciptakan ‘hujan emas di negeri sendiri’. Tabik!



Berita Lainnya
  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.